Cedera Kepala, Kenali 6 Penyebab Epidural Hematoma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 November 2018
Cedera Kepala, Kenali 6 Penyebab Epidural HematomaCedera Kepala, Kenali 6 Penyebab Epidural Hematoma

Halodoc, Jakarta - Epidural hematoma merupakan kondisi perdarahan yang terjadi di antara dura dan bagian dalam tengkorak. Dura merupakan lapisan yang paling keras dari lapisan otak setelah tulang tengkorak, yang merupakan lapisan pembungkus otak terluar. Perdarahan dalam yang terjadi ini kemudian akan menyebabkan pembengkakan pada otak dan mengakibatkan otak mengalami pergeseran.

Perdarahan yang terjadi biasanya disebabkan oleh adanya cedera kepala yang menimbulkan keretakan pada tulang tengkorak, kerusakan atau sobekan lapisan dura, atau kerusakan pembuluh darah pada otak. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kesadaran, pergerakan, dan kemampuan dalam berbicara. Seseorang yang mengidap epidural hematoma harus segera mendapat penanganan, karena kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Kebanyakan epidural hematoma dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas.

Gejala pada epidural hematoma ini sudah dapat dirasakan beberapa menit atau beberapa jam setelah terjadinya kecelakaan. Gejala yang timbul akan berbeda pada setiap orang, tergantung pada parahnya kondisi yang dialami.

Pada beberapa pengidap kondisi ini, gejala yang timbul dapat berpola. Gejala diawali dengan penurunan kesadaran, lalu sadar, dan beberapa saat kemudian kesadaran akan kembali hilang. Gejala epidural hematoma lainnya meliputi:

  1. Sakit kepala yang amat parah.

  2. Gangguan penglihatan pada salah satu mata.

  3. Pupil salah satu mata membesar.

  4. Mengantuk dan menurunnya tingkat kewaspadaan.

  5. Hilangnya kesadaran yang terjadi berkali-kali.

  6. Salah satu bagian tubuh terasa lemas, dan berlawanan pada sisi pupil mata yang membesar.

  7. Terasa mual dan muntah.

  8. Merasa kebingungan.

  9. Sesak napas.

  10. Kejang-kejang.

Seseorang yang mengalami epidural hematoma mungkin akan mengalami pingsan setelah mengalami kecelakaan. Kemudian, pengidap akan tersadar dan awas selama beberapa saat, sebelum akhirnya kembali tidak sadarkan diri. Pengidap kondisi ini bahkan bisa mengalami koma.

Epidural hematoma rentan terjadi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun apabila mengalami benturan kepala. Hal ini dikarenakan membran atau lapisan yang menyelimuti otak belum sepenuhnya melekat dengan tulang tengkorak.

Berikut ini beberapa faktor penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya epidural hematoma, antara lain:

  1. Tidak menggunakan pelindung saat menjalani aktivitas berisiko tinggi, seperti sedang berolahraga dan berkendara.

  2. Memiliki gangguan dalam berjalan.

  3. Lanjut usia.

  4. Pernah memiliki riwayat cedera pada kepala.

  5. Pecandu alkohol.

  6. Sedang mengkonsumsi obat pengencer darah.

Epidural hematoma dapat dihindari dengan mencegah terjadinya cedera pada kepala. Berikut ini merupakan upaya untuk menurunkan risiko seseorang mengalami cedera pada kepala, antara lain:

  1. Hindari mengkonsumsi alkohol, terutama jika sedang berkendara.

  2. Gunakan alat pelindung ketika berolahraga maupun berkendara.

  3. Berhati-hati dalam melakukan aktivitas dan bersihkan lingkungan dari benda-benda yang dapat membuat kamu terjatuh.

Pengobatan pada pengidap epidural hematoma akan bergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dialami. Terapi termasuk operasi pembedahan tengkorak kepala yang dilakukan oleh rumah sakit bertujuan untuk menguras pendarahan dan mengurangi tekanan pada otak.

Sebelum melakukan pembedahan, langkah awal pengobatan kondisi ini dokter akan memberikan beberapa resep obat untuk mengurangi pembengkakan. Lalu, setelah diangkatnya hematoma, pengidap kondisi ini akan diberikan obat untuk mencegah kejang. Kemungkinan pengidap akan mengkonsumsi obat-obatan ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Jika perdarahan otak ini menyebabkan pengidapnya mengalami cacat atau luka seperti lemah dan kesulitan dalam berjalan, kehilangan kemampuan indra perasa, dan kelumpuhan, kemungkinan dokter akan merujuk ke ahli terapi fisik. Terapi tersebut akan membantu latihan dan kemampuan fisik pengidap kembali ke fungsi normal.

Berhati-hatilah di mana pun kamu berada. Jika kamu tidak sengaja mengalami benturan pada kepala, segera diskusikan dengan dokter untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Dengan Halodoc kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli di mana dan kapan pun melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan