Cegah Atresia Ani dengan 4 Cara Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 November 2018
Cegah Atresia Ani dengan 4 Cara IniCegah Atresia Ani dengan 4 Cara Ini

Halodoc, Jakarta – Atresia ani adalah kelainan bawaan lahir yang membuat pengidapnya tidak memiliki bukaan anus. Kondisi ini terjadi akibat perkembangan bentuk rektum (bagian akhir usus besar) sampai lubang anus belum terbentuk sempurna, sehingga menjadi tersumbat dan sangat sempit. Atresia ani merupakan kondisi serius yang perlu ditangani segera dengan operasi.

Data menunjukkan kasus atresia ani bisa terjadi pada 1 dari 5000 bayi yang baru lahir. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki dibanding bayi perempuan. Atresia ani tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Tanda dan Gejala Atresia Ani

Penyebab atresia ani belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga kondisi ini disebabkan oleh perkembangan lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin yang tidak sempurna selama kehamilan. Faktor genetika diduga terlibat dalam kelainan bawaan lahir ini.

Berikut ini tanda dan gejala atresia ani yang perlu diwaspadai:

  • Tidak memiliki lubang anus, atau lubang anus sangat sempit.

  • Lubang anus terlalu dekat dengan Miss V (pada bayi perempuan).

  • Tinja pertama tidak keluar setelah 24 - 48 jam bayi dilahirkan.

  • Tinja keluar dari Miss V, pangkal Mr P, skrotum atau uretra.

  • Perut bayi membesar.

  • Memiliki sambungan abnormal (fistula), yaitu antara rektum dan saluran urinaria bayi.

Bayi dengan atresia ani bisa mengalami kelainan lainnya, seperti cacat pada ginjal, saluran urinaria, batang tenggorokan (trakea), kerongkongan, jantung kongenital, lengan atau paha, serta mengidap sindrom Down dan atresia duodenal.

Cegah Atresia Ani dengan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan

Beberapa kelainan bawaan lahir memang tidak bisa dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan wanita hamil untuk meminimalkan risiko terjadinya atresia ani, di antaranya adalah:

1. Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol

Rokok mengandung banyak zat berbahaya yang bisa membahayakan wanita hamil dan janin dalam kandungan, termasuk meningkatkan risiko bayi lahir cacat. Merokok saat hamil meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), serta gangguan pada tingkah laku, emosional, dan kemampuan belajar bayi.

2. Hindari Konsumsi Obat Sembarangan

Wanita hamil perlu berbicara pada dokter sebelum mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu. Konsumsi obat sembarangan saat hamil bisa meningkatkan risiko perdarahan selama persalinan, kelainan bawaan lahir, serta keguguran.

3. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang

Ada beberapa makanan yang bisa dikonsumsi untuk mencegah cacat lahir, di antaranya:

  • Asam folat, banyak ditemukan pada gandum, sereal, sayuran (seperti bayam, brokoli, selada, seledri, bunga kol, kubis dan kecambah), buah (seperti jeruk, pepaya, tomat dan stroberi), ubi-ubian, dan kacang-kacangan. Wanita hamil bisa mendapat nutrisi ini dengan mengonsumsi suplemen asam folat.

  • Asam lemak omega-3, banyak ditemukan pada ikan salmon, ikan makarel, brokoli dan bayam. Kekurangan asam lemak omega-3 selama kehamilan bisa menyebabkan gangguan sistem imun dan saraf saat bayi lahir.

  • Makanan probiotik. Selain mencegah bayi lahir cacat, makanan probiotik bisa memaksimalkan energi wanita saat hamil dan mengurangi pusing yang terjadi selama hamil. Probiotik bisa ditemukan pada yogurt, kacang polong, tempa, miso, dan kimchi.

4. Berolahraga Teratur

Olahraga bisa meningkatkan asupan nutrisi dan oksigen untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan. Wanita hamil bisa melakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang, setidaknya 15 - 30 menit sebanyak 3 kali seminggu, misalnya jalan kaki santai, senam hamil, yoga, dan berenang.

Itulah nutrisi dan gizi lengkap selama kehamilan untuk mencegah atresia ani. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar atresia ani, segera tanya dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan