Cegah Perimenopause Dini dengan 5 Langkah Ini

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   13 Mei 2020
Cegah Perimenopause Dini dengan 5 Langkah IniCegah Perimenopause Dini dengan 5 Langkah Ini

Halodoc, Jakarta - Perimenopause adalah masa transisi sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Masa ini biasanya berlangsung selama 4-10 tahun sebelum masa menopause terjadi, yaitu sekitar usia 30-40 tahun. Perimenopause adalah hal yang normal, alami, dan pasti dialami oleh setiap wanita. Namun, yang tidak normal adalah jika masa ini terjadi lebih cepat atau perimenopause dini. 

Gejala yang ditimbulkan perimenopause dini dapat berbeda-beda pada setiap wanita. Mulai dari tidak teraturnya siklus menstruasi, hot flashes, penurunan gairah seksual, hingga hilangnya kepadatan tulang. Semua gejala itu terjadi karena perubahan atau ketidakstabilan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Namun, bisakah perimenopause dini dicegah?

Baca juga: Penyebab Wanita Alami Perimenopause

Cara Mencegah Perimenopause Dini

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perimenopause dini, yaitu:

1. Memahami Faktor Risiko

Setiap wanita pasti akan mengalami perimenopause dan kemudian menopause. Namun, waktu saat transisi hormon dimulai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi predisposisi genetik, riwayat keluarga, gangguan kromosom seperti Sindrom Turner, berat badan kurang atau obesitas, riwayat merokok dalam waktu lama, riwayat kemoterapi atau terapi radiasi, penyakit autoimun, dan epilepsi.

Dengan memahami faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan risiko perimenopause dini, kamu bisa melakukan upaya pencegahan dengan cara menghindarinya. Misalnya, jika kamu obesitas, cobalah untuk mulai menerapkan diet sehat guna menurunkan berat badan. Lalu, jika kamu memiliki keluarga dengan riwayat perimenopause dini, upaya pencegahan mungkin belum tentu berhasil, karena berkaitan dengan genetik.

Namun, kamu masih bisa mengantisipasi datangnya perimenopause dini dengan membicarakannya pada dokter dan rutin melakukan tes kesehatan. Agar lebih mudah, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan masalah kesehatanmu dengan dokter lewat chat, kapan dan di mana saja. Pemeriksaan kesehatan juga bisa dilakukan dari rumah, lho. Cukup pilih layanan pemeriksaan laboratorium yang kamu butuhkan di aplikasi Halodoc, petugas medisnya yang akan datang ke alamatmu.

Baca juga: Usia Berapa Wanita Alami Perimenopause?

2. Rutin Olahraga Ringan

Olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk menunda dan mencegah perimenopause dini. Sebab, aktivitas ini dapat membantu mengatur hormon dan menjaga jumlah lemak tubuh. Namun, olahraga yang dilakukan juga sebaiknya jangan berlebihan, karena justru dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan ovulasi yang tidak teratur dan potensi kekurangan hormon.

3. Hindari Rokok

Rokok adalah salah satu pemicu utama dari perimenopause dini. Sebab, zat kimia dalam rokok, seperti nikotin, sianida, dan karbon monoksida dapat mempercepat hilangnya sel telur. Jika sel telur mati, mereka tidak dapat melakukan regenerasi atau pergantian. Akibatnya, kamu mungkin akan mengalami perimenopause dini, yang lebih cepat satu sampai empat tahun.

Selain merokok secara aktif, kamu juga sebaiknya menghindari paparan asap rokok (perokok pasif). Sebab, menjadi perokok pasif sama atau lebih berbahaya ketimbang perokok aktif, karena ikut menghirup asap yang mengandung zat-zat berbahaya dari rokok. 

4. Berhenti Mengonsumsi Alkohol

Kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat memicu perimenopause dini, terlebih jika kamu memiliki faktor risiko lainnya. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan diasosiasikan dengan fertilitas atau kesuburan yang menurun. Oleh karena itu, batasi atau lebih baik lagi berhentilah konsumsi alkohol dan mulailah hidup lebih sehat.

Baca juga: Komplikasi Berbahaya Akibat Perimenopause

5. Jaga Berat Badan Tetap Ideal

Hormon estrogen disimpan dalam jaringan lemak. Itulah sebabnya kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah utama dari peningkatan jumlah estrogen dalam tubuh wanita. Terlalu banyak hormon estrogen dapat menyebabkan kegagalan ovarium. 

Namun, tak hanya kelebihan, kekurangan berat badan juga perlu diwaspadai. Sebab, kekurangan berat badan dapat menyebabkan infertilitas. Jadi, jagalah berat badan tetap ideal, tidak kurang dan tidak pula berlebihan, agar risiko perimenopause dini dapat menurun. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Guide for Perimenopause.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Perimenopause - Symptoms and Causes.
Women's Health Mag. Diakses pada 2020. Early Menopause Prevention.
 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan