Cek Fakta: Anak Laki-laki Tidak Ngompol Lagi Setelah Sunat?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 September 2021
Cek Fakta: Anak Laki-laki Tidak Ngompol Lagi Setelah Sunat?Cek Fakta: Anak Laki-laki Tidak Ngompol Lagi Setelah Sunat?

Ada kepercayaan di antara para orangtua bahwa anak laki-laki tidak akan mengompol lagi setelah sunat. Faktanya, sunat tidak ada hubungannya dengan kebiasaan mengompol anak. Kebiasaan anak tersebut tidak bisa diatasi dengan sunat, melainkan dengan cara-cara, seperti mencegah anak minum banyak air di malam hari, membuat jadwal buang air kecil yang teratur, dan memberikan semangat pada anak.

Halodoc, Jakarta – Anak-anak biasanya sudah memiliki kontrol kandung kemih yang baik pada usia 3 atau 4 tahun. Mengompol atau enuresis terjadi ketika mereka tidak bisa mengontrol kandung kemih yang paling sering terjadi saat tidur (enuresis nokturnal).

Hal itu bisa terjadi karena anak memproduksi lebih banyak urine daripada yang bisa ditahan oleh kandung kemih mereka dalam semalam, atau mereka tidur terlalu nyenyak, sehingga tidak bisa memperhatikan isyarat untuk buang air kecil. Namun, di Indonesia, banyak orangtua percaya bahwa anak masih mengompol karena belum disunat. Tentu saja hal ini berlaku untuk anak laki-laki. Lantas, apakah anak laki-laki tidak akan mengompol lagi setelah disunat? Cek faktanya di sini.

Baca juga: Usia yang Tepat untuk Anak Laki-laki Sunat

Sunat Tidak Bisa Mengatasi Kebiasaan Mengompol pada Anak

Sunat adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan jaringan yang menutupi kepala penis anak laki-laki yang disebut kulup. Prosedur ini biasanya dilakukan segera setelah lahir, tetapi bisa juga dilakukan di kemudian hari. 

Ada berbagai alasan mengapa orangtua melakukan sunat pada anak laki-lakinya, mulai dari karena alasan agama, tradisi keluarga, atau sebagai perawatan kesehatan preventif. Sunat sendiri sebenarnya bisa memberikan banyak manfaat, antara lain menjaga kebersihan alat kelamin, serta menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, dan kanker penis. Namun, sunat tidak bisa mengatasi kebiasaan mengompol pada anak. Jadi, sunat tidak ada kaitannya dengan kebiasaan mengompol anak. 

Kepercayaan bahwa kebiasaan mengompol anak laki-laki akan menghilang setelah disunat hanyalah mitos belaka. Meski begitu, mitos tersebut mungkin bisa memengaruhi psikologis Si Kecil. Jadi, Si Kecil bisa saja tersugesti dengan kepercayaan orangtuanya bahwa ia tidak akan mengompol lagi setelah disunat. Hal itupun diyakini oleh Si Kecil yang akhirnya membuat ia tidak mengompol lagi. Namun, bila dilihat dari segi medis, tidak ada hubungannya antara prosedur pemotongan kulup dengan kebiasaan mengompol.

Baca juga: Ashanty Sering Ngompol, Ini Penjelasan Medisnya

Cara untuk Menghentikan Kebiasaan Mengompol Anak

Jadi, sunat tidak bisa menghentikan kebiasaan mengompol anak. Namun, ada cara-cara yang bisa ibu lakukan untuk membantu anak mengatasi kebiasaan tersebut:

  • Kurangi asupan cairan Si Kecil sebelum tidur. 
  • Biasakan Si Kecil untuk buang air kecil (BAK) secara teratur. Ibu bisa membuatkan jadwal BAK untuk anak, misalnya setiap dua hingga tiga jam, dan tepat sebelum tidur.
  • Berikan semangat pada anak. Buatlah Si Kecil merasa senang dengan kemajuan yang dibuatnya secara konsisten memberinya hadiah kecil setiap kali ia berhasil tidak mengompol pada malam hari.
  • Hindari memberi anak minuman yang bisa mengiritasi kandung kemih. Pada malam hari, hindari memberi anak asupan kafein, seperti susu coklat dan coklat. Bila perlu, hindari juga memberi anak jus jeruk dan minuman dengan perasa buatan, pewarna (terutama warna merah), dan pemanis. Pasalnya, semua minuman tersebut bisa mengiritasi kandung kemih anak yang mengakibatkan ia mengompol.
  • Jangan membangunkan anak untuk buang air kecil. Cara ini hanya akan membuat Si Kecil tidak bisa tidur dan jadi stres. Alih-alih membangunkan anak untuk BAK, gunakan alarm urine, perangkat yang akan berbunyi ketika Si Kecil mengompol di malam hari. Cara ini bisa membantu anak belajar merespons sensasi kandung kemih di malam hari.

Baca juga: Kebiasaan Mengompol Si Kecil Bisa Jadi Gejala Penyakit

Itulah penjelasan mengenai sunat dan kebiasaan mengompol anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa usia adalah faktor penting yang harus diperhatikan orangtua untuk menentukan apakah kebiasaan mengompol anak perlu penanganan lebih lanjut atau tidak. Charles Kwon, MD, seorang nephrologist pediatrik menganjurkan orangtua untuk berbicara dengan dokter umum anak atau ahli urologi bila anak sudah berusia lebih dari 7 tahun dan masih mengompol.

Untuk membawa Si Kecil berobat ke dokter, gunakan saja aplikasi Halodoc. Ibu bisa buat janji di rumah sakit yang ibu inginkan lewat aplikasi. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Rogue Valley Urology. Diakses pada 2021. Pediatric Urology.
First Urology. Diakses pada 2021. Circumcision.
WebMD. Diakses pada 2021. Enuresis in Children.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. How to Help Your Child Stop Wetting the Bed.
CNN Indonesia. Diakses pada 2021. Benarkah Anak Laki Tak Ngompol Lagi Usai Sunat?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan