Cek Fakta: Bahaya Rhegmatogenous Retinal Detachment bagi Kesehatan Mata

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Maret 2022

“Masalah kesehatan yang menyerang mata tentu tidak boleh diabaikan. Sebab, ada penyakit mata yang sangat serius dan berbahaya. Tanpa adanya penanganan, kamu bisa mengalami kebutaan secara permanen. Salah satunya adalah rhegmatogenous retinal detachment.”

Cek Fakta: Bahaya Rhegmatogenous Retinal Detachment bagi Kesehatan MataCek Fakta: Bahaya Rhegmatogenous Retinal Detachment bagi Kesehatan Mata

Halodoc, Jakarta – Ablasio retina menggambarkan situasi darurat ketika lapisan tipis jaringan (retina) di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Ablasio retina memisahkan sel-sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi. Semakin lama ablasio retina tidak diobati, semakin besar risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata yang terkena.

Masalah kesehatan ini tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kamu bisa mengenali adanya perubahan pada indra penglihatan, seperti:

  • Munculnya banyak bintik-bintik kecil yang tampaknya melayang melalui bidang penglihatan.
  • Kilatan cahaya pada satu atau kedua mata (photopsia).
  • Penglihatan kabur.
  • Penglihatan samping (perifer) secara bertahap berkurang.
  • Bayangan seperti tirai di atas bidang visual.

Rhegmatogenous Retinal Detachment

Ablasio retina terbagi menjadi tiga jenis, yaitu rhegmatogenous retinal detachment, tractional (traksi), dan exudative (eksudatif). Rhegmatogenous menjadi jenis ablasio retina yang paling umum terjadi. Ablasi regmatogen disebabkan oleh lubang atau robekan di retina yang memungkinkan cairan melewati dan terkumpul di bawah retina, sehingga menarik retina menjauh dari jaringan di bawahnya. Area yang menjadi tempat retina terlepas akan mengalami kehilangan suplai darah dan berhenti bekerja, menyebabkan kehilangan penglihatan.

Penyebab paling umum dari ablasio regmatogen adalah penuaan. Seiring bertambahnya usia, bahan seperti gel yang mengisi bagian dalam mata yang dikenal sebagai vitreous, dapat berubah konsistensinya dan menyusut atau menjadi lebih cair. Biasanya, vitreous terpisah dari permukaan retina tanpa komplikasi, kondisi ini umum terjadi dan disebut posterior vitreous detachment (PVD). Salah satu komplikasi dari pemisahan ini adalah robekan.

Saat vitreous memisahkan atau mengelupas retina, itu mungkin menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk membuat robekan retina. Jika tidak diobati, cairan vitreous dapat melewati robekan ke ruang di belakang retina dan menyebabkan retina terlepas.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Deutsches Arzteblatt International menyatakan, myopia dan operasi menjadi faktor risiko tertinggi seseorang mengalami ablasio regmatogen. Selain itu, masalah kesehatan mata ini juga sangat rentan terjadi pada lansia, meski tidak menutup kemungkinan orang-orang dewasa muda bisa mengalaminya. 

Penanganan Rhegmatogenous Retinal Detachment

Prosedur yang digunakan untuk menangani ablasio retina adalah bedal scleral buckling dan vitrectomy. Selain itu, dilakukan pula prosedur koagulasi laser atau kreo koagulasi untuk penutupan lubang. Namun, prosedur tersebut dilakukan hanya setelah operasi untuk memperbaiki pelepasan.

  • Indentasi Permukaan Mata (Scleral Buckling)

Prosedur ini dilakukan dengan menjahit sepotong bahan silikon ke bagian putih mata (sklera) di atas area yang terkena. Prosedur ini membuat lekukan pada dinding mata dan mengurangi sebagian kekuatan yang disebabkan oleh tarikan vitreus pada retina.

Jika kamu memiliki beberapa robekan, lubang, atau detasemen yang luas, ahli bedah dapat membuat gesper scleral yang melingkari seluruh mata seperti ikat pinggang. Gesper ditempatkan dengan cara yang tidak menghalangi penglihatan, dan biasanya tetap di tempatnya secara permanen.

  • Vitrectomy

Prosedur dilakukan dengan mengangkat vitreous bersama dengan jaringan apapun yang menarik retina. Udara, gas, atau minyak silikon kemudian disuntikkan ke dalam ruang vitreous untuk membantu meratakan retina. Akhirnya udara, gas, atau cairan akan diserap dan ruang vitreous akan terisi kembali dengan cairan tubuh. Jika minyak silikon digunakan, akan diangkat melalui pembedahan beberapa bulan kemudian. 

Pengobatan vitrektomi dapat dikombinasikan dengan prosedur scleral buckling. Setelah menjalani prosedur operasi, penglihatan kamu membutuhkan waktu beberapa bulan untuk membaik. Namun, bukan tidak kamu akan memerlukan operasi kedua untuk pengobatan yang berhasil. 

Guna menghindari terjadinya kebutaan permanen pada mata, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat apabila kamu mendapati gejala yang mengarah pada kondisi rhegmatogenous retinal detachment. Kamu bisa membuat janji dengan dokter lebih mudah tanpa perlu mengantre, gunakan saja aplikasi Halodoc. Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa dipakai untuk membeli obat dan vitamin melalui layanan toko kesehatan online. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Retinal detachment.
Nicolas Feltgen and Peter Walter. 2014. Diakses pada 2022. Rhegmatogenous Retinal Detachment—an Ophthalmologic Emergency. Deutsches Ärzteblatt International 111(1-2): 12-22.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan