Cek Fakta: Gula Berlebihan Picu Hiperaktif pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Desember 2021

“Banyak mitos yang menyebutkan jika gula berlebihan picu hiperaktif anak. Anggapan tersebut muncul karena orangtua menilai anak menjadi lebih liar setelah mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan tinggi gula. Lantas, bagaimana faktanya?”

Cek Fakta: Gula Berlebihan Picu Hiperaktif pada AnakCek Fakta: Gula Berlebihan Picu Hiperaktif pada Anak

Halodoc, Jakarta – Istilah ‘sugar rush’ mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Istilah tersebut merupakan kondisi hiperaktif anak akibat konsumsi makanan gula berlebihan atau minuman manis. Benarkah jika ada ada hubungan antara konsumsi gula tinggi dengan perilaku anak? Cek faktanya di sini!

Faktanya, Gula Berlebihan Tidak Memicu Hiperaktif Anak

Dilansir dari Australian Academy of Science, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama beberapa dekade, tidak ada bukti yang konkrit bahwa gula berlebihan picu hiperaktif anak-anak. Hiperaktif pada anak cenderung disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:

  • Stres akibat tekanan.
  • Masalah kesehatan mental.
  • Gangguan medis tertentu.
  • Kurang olahraga.
  • Kurang cukup waktu tidur.

Meski sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya korelasi antara gula dengan perilaku anak, bukan berarti ia diperbolehkan mengonsumsi sesuka hati. Konsumsi gula berlebihan tetap memiliki dampaknya sendiri, seperti kerusakan gigi, obesitas, hingga penyakit jantung.

Dari Mana Asal Teori Gula Berlebihan Picu Hiperaktif Anak? 

Teori bahwa gula berlebihan picu hiperaktif anak muncul pada 1973 ketika ahli alergi Benjamin Feingold, M.D., menerbitkan sebuah buku berjudul “Diet Feingold”. Di dalamnya tertulis anjuran diet bebas salisilat, pewarna makanan, dan penyedap buatan untuk mengatasi hiperaktif anak.

Memang, di dalamnya tidak menyebutkan untuk menghindari gula secara langsung. Namun, dalam bukunya ia menyarankan kepada orangtua bahwa aditif makanan sebaiknya dihindari. Dari kalimat tersebut, banyak orang yang menyimpulkan jika gula termasuk ke dalam aditif, sehingga perlu dihindari.

Studi yang dilakukan pada 1974 dan dituangkan dalam jurnal Food and Cosmetics Toxicology, para peneliti melakukan tes toleransi glukosa pada anak-anak yang dinilai hiperaktif. Hasilnya, semua partisipan menunjukkan jika mereka memiliki kadar gula darah rendah dalam tubuhnya. 

Membangun Kebiasaan Buruk di Kemudian Hari

Meski gula berlebihan tidak memicu hiperaktif anak, kadarnya perlu dikontrol. Selain memicu sejumlah masalah kesehatan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terlalu banyak konsumsi gula dapat membangun kebiasaan buruk di kemudian hari. Faktanya, gula dapat menurunkan nafsu makan anak secara perlahan.

Ketika perut sudah kenyang akibat mengonsumsi camilan manis, nafsu makan untuk mengonsumsi menu utama pun menurun. Hal tersebut berbahaya, karena tubuh anak membutuhkan makanan sehat guna menunjang proses tumbuh kembangnya. Alih-alih mengonsumsi makanan manis, sebaiknya berikan makanan ini pada anak:

  • Buah-buahan.
  • Sayuran hijau.
  • Biji-bijian.
  • Protein tanpa lemak.
  • Produk susu rendah lemak. 

Bukan berarti anak sepenuhnya tidak boleh mengonsumsi gula. Namun, jumlahnya sendiri harus dibatasi, sehingga ada keseimbangan antara makanan sehat dan manis yang dikonsumsi. Jika tidak, anak bisa saja mengalami komplikasi penyakit akibat kelebihan berat badan.

Membangun kebiasaan konsumsi makanan bergizi sejak dini akan membuat anak terbiasa menjalani gaya hidup sehat di kemudian hari. Jika anak sudah mengalami ketergantungan pada makanan atau minuman manis, diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk membantu mengatasinya.

Jika ibu ingin mengetahui lebih banyak informasi seputar kesehatan dan pola asuh anak, download Halodoc sekarang juga, ya!

Referensi:

Australian Academy of Science. Diakses pada 2021. Does sugar really make kids hyper?
Kids Eat Right. Diakses pada 2021. Sugar: Does it Really Cause Hyperactivity?
Grow by WebMD. Diakses pada 2021. Busting the Sugar-Hyperactivity Myth.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Medical myths: Does sugar make children hyperactive?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan