Cek Fakta: Hepatitis B Bisa Ditularkan Melalui Persalinan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Oktober 2021
Cek Fakta: Hepatitis B Bisa Ditularkan Melalui PersalinanCek Fakta: Hepatitis B Bisa Ditularkan Melalui Persalinan

“Hepatitis B adalah salah satu penyakit infeksi yang berbahaya, terutama jika terjadi pada bayi. Maka dari itu, ibu hamil harus tahu apakah penularan hepatitis B bisa terjadi melalui persalinan. Dengan begitu, tindak pencegahan awal bisa dilakukan.”

Halodoc, Jakarta – Persalinan yang dilakukan oleh setiap wanita yang akan melahirkan tidak mudah untuk dilakukan. Selain itu, selama proses persalinan ada berbagai risiko kesehatan yang bisa terjadi, contohnya penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi. Namun, benarkah infeksi virus hepatitis B dapat menular dari ibu ke bayi saat proses persalinan? 

Penularan Hepatitis B Bisa Terjadi saat Persalinan

Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus dengan nama yang sama. Saat bayi terinfeksi penyakit ini, kemungkinan sekitar 90% dapat berkembang menjadi infeksi kronis yang terjadi seumur hidup. Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, sekitar 1 dari 4 anak yang mengidapnya akan mengalami masalah kesehatan yang serius. Contohnya seperti kerusakan hati, penyakit hati, hingga kanker hati.

Baca juga: Ibu Hamil Curiga Terkena Hepatitis B, Lakukan Tes Medis Ini

Namun, benarkah jika penularan hepatitis B pada bayi bisa terjadi saat persalinan?

Faktanya, hepatitis B dapat dengan mudah ditularkan dari wanita hamil yang mengidap penyakit ini ke bayinya saat lahir. Masalah ini bisa terjadi selama persalinan, baik secara normal maupun operasi caesar. Jika ibu mengidap hepatitis B, ada baiknya untuk memberitahu dokter agar bayi diberikan vaksin hepatitis B dan suntikan HBIG saat lahir guna mencegah infeksi tersebut.

Setelah diberikan vaksin, bayi juga akan diuji untuk infeksi virus hepatitis B. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat antibodi yang telah dihasilkan dari pemberian vaksin. Serangkaian vaksin kedua juga dapat diberikan jika hasil tes menunjukkan bayi tidak terinfeksi virus hepatitis B, tetapi belum cukup antibodi untuk melindungi dari virus tersebut.

Selain itu, penyebaran virus hepatitis B terbilang sangat menular dan ibu hamil bisa tertular dari anggota keluarga lainnya. Penularan dapat terjadi saat melakukan kontak dengan darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi. Saat ibu berencana hamil, ada baiknya untuk memeriksakan semua anggota keluarga dan memastikan tidak mengidap hepatitis B.

Baca juga: Mengapa Ibu Hamil Perlu di Tes Hepatitis B?

Perlunya Mendapatkan Pemeriksaan dan Vaksinasi Hepatitis B

Setiap wanita yang berencana atau sudah hamil, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan jika dirinya terbebas dari penyakit hepatitis B. Alangkah lebih baiknya jika pemeriksaan ini juga mengikutsertakan pasangan. Mungkin ibu tidak mengidapnya, tetapi bisa saja pasangan yang mengalaminya. Tentu hal ini juga dapat menimbulkan bahaya yang sama.

Jika tidak pernah mendapatkan pemeriksaan, ibu tidak pernah tahu sedang terinfeksi hepatitis B atau tidak. Jangan sampai masalah ini baru diketahui saat ibu melakukan persalinan, dan penyakit ini sudah dialami oleh bayi yang baru dilahirkan. Setiap orangtua tentu ingin anaknya lahir dengan sehat dan selamat.

Ibu dapat melakukan pemesanan untuk pemeriksaan hepatitis B di rumah sakit yang telah bekerja sama dengan Halodoc. Pemesanan ini hanya perlu menggunakan smartphone di tangan dan ibu bisa menentukan sendiri tempat, jam, dan tanggal yang diinginkan pada aplikasi Halodoc. Untuk menikmati kemudahan ini, download aplikasinya sekarang juga!

Baca juga: Bisa Tularkan ke Janin, Ini Cara Ibu Hamil Atasi Hepatitis B

Lalu, jika ibu hamil tidak terinfeksi virus hepatitis B, kapan bayi harus mendapatkan vaksinasi?

Semua bayi wajib mendapatkan vaksin untuk mengatasi virus hepatitis B. Jika ibu tidak terinfeksi virus ini, bayi tetap harus mendapatkan dosis vaksin pertama sebelum meninggalkan tempat persalinan. Jika tidak memungkinkan untuk diberikan saat itu, suntikan pertama harus diberikan dalam waktu 2 bulan setelah kelahiran. Dosis selanjutnya diberikan saat menginjak usia 6 hingga 18 bulan.

Sekarang ibu tahu jika penularan hepatitis B pada bayi dapat terjadi saat persalinan. Maka dari itu, pastikan ibu melakukan semua tindak pencegahan agar masalah ini tidak terjadi. Pemeriksaan rutin ke dokter juga perlu dilakukan untuk memastikan bayi tidak mengalami penyakit lainnya yang sama bahayanya dengan hepatitis B.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
CDC. Diakses pada 2021. When a Pregnant Woman has Hepatitis B.
ACOG. Diakses pada 2021. Hepatitis B and Hepatitis C in Pregnancy.
Medical News Today. Diakses pada 2021. 14 myths about pregnancy.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan