Cotton Bud dan Headphone Sebabkan Otitis Eksterna, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
Cotton Bud dan Headphone Sebabkan Otitis Eksterna, Benarkah?Cotton Bud dan Headphone Sebabkan Otitis Eksterna, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Otitis eksterna adalah infeksi saluran telinga luar. Penyakit ini dikenal sebagai “telinga perenang” karena sering dialami oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu untuk berenang. Pasalnya air yang terbawa ke dalamnya menjadikan telinga lembap, sehingga menjadi tempat berkembangnya bakteri.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Kotoran Telinga

Penyebab Otitis Eksterna

Selain karena masuknya air ke dalam telinga, otitis eksterna juga disebabkan karena kebiasaan meletakkan jari, kapas, atau benda lain ke dalam telinga. Terlalu lama menggunakan headphone bervolume kencang juga memicu terjadinya infeksi ini. Alasannya karena kebiasaan tersebut berpotensi merusak lapisan dalam telinga.

Ketika lapisan lapisan dalam telinga rusak dan meradang, jumlah kotoran telinga (serumen) berkurang. Akibatnya, pertahanan alami tubuh dalam melawan infeksi melemah sehingga infeksi lebih mungkin terjadi.

Gejala Otitis Eksterna

Rasa sakit yang parah di wajah, kepala, atau leher dapat menandakan infeksi otitis eksterna. Gejala mungkin disertai demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada kasus yang parah, otitis eksterna menyebabkan telinga mengalami kemerahan, keluar nanah, terasa gatal, hingga berkurangnya pendengaran.

Faktor Risiko

Berenang adalah faktor risiko terbesar untuk otitis eksterna, terutama berenang di air dengan tingkat bakteri yang tinggi. Kolam yang cukup diklorinasi cenderung menyebarkan bakteri. Terlalu sering mandi atau membersihkan telinga juga bisa membuat telinga terbuka terhadap infeksi. Penggunaan headphone atau alat bantu dengar, serta alergi kulit, eksim, dan iritasi kulit dari produk rambut juga meningkatkan risiko infeksi telinga luar.

Selain itu, ukuran saluran telinga juga menjadi faktor risiko otitis eksterna. Pasalnya semakin sempit saluran telinga, semakin besar kemungkinan air akan terperangkap di dalamnya. Saluran telinga anak-anak biasanya lebih sempit daripada saluran telinga orang dewasa sehingga lebih rentan mengalami infeksi telinga ini. Perlu diketahui bahwa otitis eksterna bersifat tidak menular.

Baca Juga: Jangan Terlalu Sering, Ini Bahaya Mengorek Telinga

Perawatan Otitis Eksterna

Otitis eksterna dapat sembuh tanpa perlu diobati. Namun gejala tak kunjung membaik, biasanya dokter meresepkan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik. Pada kasus pembengkakan saluran telinga, steroid dapat dicampur dengan antibiotik untuk mengurangi pembengkakan. Apabila infeksi disebabkan oleh jamur, dokter akan memberikan obat tetes telinga antijamur. Infeksi jamur lebih sering terjadi pada pengidap diabetes atau orang dengan imunitas rendah. Dalam kasus yang ekstrem, obat pereda nyeri (seperti ibuprofen atau acetaminophen) dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Pencegahan Otitis Eksterna

Pencegahan paling utama adalah menjaga telinga tetap kering. Saat berenang, sebaiknya gunakan topi dan keringkan kepala serta telinga setelah berenang agar risiko otitis eksterna dapat diminimalisir. Selain itu, menyumbat telinga dengan bola kapas saat mandi juga dapat mencegah otitis eksterna. Hindari menggaruk telinga bagian dalam menggunakan jari ataupun cotton bud.

Baca Juga: Suka Berenang? Hati-hati 4 Bahaya Kaporit untuk Kesehatan

Jika kamu mengalami gejala otitis eksterna yang tak kunjung hilang, sebaiknya tanyakan pada Halodoc. Melalui fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan