Jangan Dianggap Sepele, Cystitis Bisa Sebabkan Komplikasi Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 April 2019
Jangan Dianggap Sepele, Cystitis Bisa Sebabkan Komplikasi IniJangan Dianggap Sepele, Cystitis Bisa Sebabkan Komplikasi Ini

Halodoc, Jakarta – Cystitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada kandung kemih akibat infeksi bakteri. Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan bakteri alami yang ada di dalam tubuh, efek radiasi, dan efek samping konsumsi obat. Pengobatan untuk cystitis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Cystitis dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada wanita.

Baca Juga: Lebih Banyak Dialami Wanita, Ini Fakta Mengenai Cystitis

Gejala cystitis meliputi sering buang air kecil, anyang-anyangan, urine berbau menyengat, demam, urine bercampur darah, timbul rasa sakit saat berhubungan intim atau buang air kecil, sensasi tekanan atau kandung kemih terasa penuh, serta kram di perut atau punggung.

Komplikasi Cystitis

Komplikasi cystitis bisa terjadi saat kondisinya tidak ditangani dengan segera. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah urine berdarah hingga infeksi ginjal atau disebut juga pielonefritis. Kondisi ini bisa merusak ginjal secara permanen. Anak-anak dan lansia berisiko besar mengalami kerusakan ginjal akibat infeksi kandung kemih. Ini karena gejalanya sering diabaikan atau dikira sebagai kondisi lain.

Selain infeksi ginjal, pengidap cystitis dapat mengalami urine berdarah. Sel-sel darah yang ada dalam urine mungkin hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Penyebab urine berdarah adalah infeksi bakteri atau efek radiasi setelah menjalani kemoterapi.

Pengobatan Cystitis

Sebagian besar kasus cystitis ringan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika tidak kunjung sembuh lebih dari empat hari, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya meresepkan antibiotik selama 3-10 hari untuk mengobati cystitis, tergantung pada kondisi pengidap. Jika gejalanya tidak membaik setelah minum antibiotik, disarankan untuk memeriksakan diri kembali ke dokter. Untuk mendiagnosis cystitis biasanya dokter melakukan pemeriksaan urine dan usg abdomen.

Baca Juga: Ibu Harus Tahu, Inilah Gejala Cystitis pada Anak

Antibiotik yang biasa digunakan untuk cystitis akibat bakteri adalah nitrofurantoin, trimethoprim-sulfamethoxazole, amoksisilin, sefalosporin, ciprofloxacin, dan levofloxacin. Pada lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, cystitis berisiko tinggi menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi. Maka itu, cystitis perlu segera ditangani.

Pencegahan Cystitis

Berikut beberapa tips pencegahan cystitis yang bisa dilakukan:

  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih.

  • Jangan menahan buang air kecil.

  • Setelah buang air besar, sebaiknya usap dari depan ke belakang. Hal ini bisa mencegah bakteri di daerah anus yang berpotensi menyebar ke area Miss V.

  • Mandi menggunakan shower lebih baik daripada menggunakan bak mandi. Pasalnya bak mandi rentan menularkan berbagai infeksi.

  • Cuci kulit sekitar Miss V dan anus dengan lembut. Lakukan ini setiap hari, tetapi jangan gunakan sabun yang keras atau cuci terlalu keras. Kulit halus di sekitar area ini rentan mengalami iritasi.

  • Kosongkan kandung kemih sesegera mungkin setelah berhubungan intim. Minum segelas penuh air untuk membantu membersihkan bakteri.

  • Hindari menggunakan semprotan deodoran atau produk feminin di area genital. Produk-produk ini dapat mengiritasi uretra dan kandung kemih.

Baca Juga: Pengantin Baru, Hati-Hati Kena Honeymoon Cystitis

Itulah sedikit informasi seputar komplikasi cystitis yang perlu diketahui. Jika punya pertanyaan lain terkait penyakit ini, tanyakan langsung ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan