5 Dampak Negatif Memberi Empeng pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Maret 2021
5 Dampak Negatif Memberi Empeng pada Bayi5 Dampak Negatif Memberi Empeng pada Bayi

Halodoc, Jakarta – Memberikan empeng untuk bayi sudah menjadi hal biasa yang banyak dilakukan oleh para ibu. Apalagi bagi ibu yang masih bekerja, keberadaan empeng akan sangat membantu untuk membuat Si Kecil tetap tenang. Sebenarnya memberi empeng pada bayi boleh-boleh saja. Namun sebelum ibu memutuskan untuk melakukan hal tersebut, sebaiknya ketahui dulu dampak negatif memberi empeng pada bayi.

Memang hal ini dapat memudahkan ibu untuk melakukan banyak hal saat anak tenang sambil mengisap empeng. Tentu saja, sesuatu yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk tersendiri jika tidak dibatasi. Nah, inilah beberapa pembahasan yang dapat ibu ketahui tentang dampak negatif dari memberikan empeng pada bayi!

Baca juga: Isap Jempol atau Empeng, Lebih Baik Mana?

Inilah Dampak Buruk dari Kebiasaan Memberikan Empeng pada Bayi

Sejak lahir, bayi sudah memiliki refleks alami untuk mengisap. Itulah mengapa bayi sangat suka dan selalu minta “nenen”. Selain karena lapar, mengisap puting ibu juga bisa membuatnya merasa lebih tenang dan nyaman. Namun, sebagian ibu tidak bisa selalu berada di sisi bayi, sehingga untuk memenuhi keinginan Si Kecil untuk mengisap, pemberian empeng pada bayi dapat menjadi solusi yang tepat. 

Penelitian menyebutkan jika ada beberapa dampak buruk yang bisa terjadi setelah anak melewati usia 6 bulan dan masih menggunakan empeng. Penggunaan empeng pada bayi dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko terhadap infeksi telinga, serta masalah perkembangan motorik mulut. Berikut ini lima dampak buruk memberikan empeng pada bayi yang perlu ibu ketahui:

1. Mengganggu Pertumbuhan Gigi

Empeng yang diberikan pada bayi yang belum memiliki gigi justru bisa menghambat pertumbuhan giginya. Saat bayi menggigit-gigit empeng, gigi yang akan keluar terus tertahan empeng, sehingga akibatnya gigi akan sulit tumbuh keluar. Saat giginya sudah tumbuh pun, mengisap empeng bisa mengganggu pertumbuhan gigi. Gigi depannya dapat tumbuh miring atau cenderung maju ke depan.

Pada anak berusia di bawah dua tahun, masalah pertumbuhan gigi bisa membaik dengan sendirinya. Namun, bila bayi terus mengisap empeng sampai usia empat tahun, kondisi gigi yang tumbuh tidak rata akan menetap hingga ia dewasa. Sebelum usia 2 tahun, masalah yang terjadi pada gigi ini biasanya dapat kembali normal dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan setelah menghentikan penggunaan empeng.

2. Memengaruhi Lengkungan Rahang

Tidak hanya mengganggu pertumbuhan gigi, empeng pada bayi bisa membuat lengkungan rahang Si Kecil menjadi tidak bagus. Ketika Si Kecil tumbuh gigi, adakalanya ia menggigit atau menarik empeng dengan giginya. Tekanan yang ditimbulkan ini bisa memengaruhi bentuk rahang dan gigi.

Baca juga: Dampak Negatif Memberi Empeng Pada Bayi

3. Tidak Higienis

Empeng bayi bisa saja secara tidak sengaja terjatuh ke lantai sebelum diisapnya sehingga berisiko untuk mengalami infeksi mulut. Jika empeng yang terjatuh diberikan lagi tanpa disterilkan terlebih dahulu, kuman dan virus dari lantai mungkin saja menempel dan masuk ke mulut Si Kecil. Selain itu, penyimpanan dan perawatan empeng yang kurang bersih juga berpotensi membuat bayi terpapar kuman, sehingga akibatnya bayi bisa mengalami infeksi pada rongga mulut dan giginya.

4. Menyebabkan Bingung Puting

Beberapa bayi yang mengisap empeng terkadang mengalami bingung puting saat menyusu langsung dari payudara ibu. Maka dari itu, ibu sebaiknya tidak memberi empeng pada Si Kecil ketika ia baru berusia beberapa minggu. Sebelum memberi empeng pada bayi, ada baiknya ibu melatih bayi agar bisa menyusu dari payudara langsung dengan baik dan benar. Hal ini juga baik untuk mencegah anak lebih menyukai empeng daripada puting ibunya.

Baca juga: Masalah Ibu Newborn untuk Atasi Bingung Puting

5. Menyebabkan Ketergantungan

Terlalu sering memberikan empeng pada Si Kecil, bisa membuatnya terlalu bergantung pada empeng. Akhirnya, Si Kecil baru bisa tidur setelah mengisap empeng. Kebiasaan ini dikhawatirkan akan berlanjut sampai anak masuk usia sekolah. Hal ini akan berdampak pada tumbuh kembang dan kemandiriannya. Anak juga akan merasa minder jika ia diejek akibat masih ngempeng. Untuk menghindari ketergantungan pada empeng, sebaiknya batasi penggunaan empeng setiap harinya.

Lalu, bagaimana caranya agar Si Kecil tetap aman meski sering mengisap empeng? Hal ini dilakukan untuk mengurangi segala dampak buruk yang dapat terjadi agar pertumbuhan anak tetap normal. Nah, berikut ini beberapa tips yang dapat ibu lakukan:

  • Pastikan untuk memberi empeng saat anak paling tidak berusia 1 bulan atau saat ia sudah mampu menyusu dari ibunya. Hal ini untuk mencegah terjadinya bingung puting.
  • Cobalah untuk membuat empeng menjadi pilihan terakhir saat anak rewel agar tidak mengalami ketergantungan. Ibu perlu mencari tahu sesuatu yang membuat anak terus menangis untuk dihentikan.
  • Sebaiknya pilih empeng bayi yang terbuat dari bahan silikon dan mudah untuk dibersihkan. Ibu juga perlu menyesuaikan tipe empeng dengan usia anak.
  • Pastikan untuk membersihkan empeng bayi secara rutin dengan sabun dan rebus menggunakan air mendidih agar virus dan kuman yang menempel hilang. Cobalah juga untuk rutin mengganti empeng, terlebih lagi jika rusak.

Kalau bisa, sebaiknya ibu tidak mengenalkan empeng pada anak. Selain untuk menghindari dampak buruk di atas, ibu juga terhindar dari kesulitan melepaskan anak yang tergantung pada empeng. Jika anak rewel, daripada memberinya empeng, ibu bisa mencari penyebab mengapa ia rewel dan atasi masalah tersebut.

Jika Si Kecil sakit, langsung saja hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Bicarakan masalah kesehatan yang dialami si kecil dan minta saran kesehatan kepada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2021. Pacifiers: In or Out?
First Cry. Diakses pada 2021. Side Effects of Pacifier and How to Get Rid of Baby’s Pacifier Habit.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan