Dampak Obesitas bagi Psikologis Balita yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Juni 2020
Dampak Obesitas bagi Psikologis Balita yang Perlu DiketahuiDampak Obesitas bagi Psikologis Balita yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta - Risiko obesitas pada balita dan anak menjadi lebih tinggi karena meningkatnya akses makanan siap saji yang bernutrisi buruk. Perlu ibu ketahui, obesitas pada balita akan membuat mereka berisiko mengalami gangguan kesehatan. Bukan hanya berdampak pada masalah kesehatan saja, obesitas pada balita juga menyebabkan gangguan psikologis pada mereka, seperti gangguan kecemasan dan depresi.

Baca juga: Jaga Imun Tubuh Anak saat Masuk Sekolah di New Normal

Sebagai orangtua, ibu perlu mengetahui dampak obesitas pada balita, untuk membantu menghadapi tantangan yang terjadi saat anak beranjak dewasa dengan keluhan ini. Berikut dampak obesitas pada balita bagi psikologisnya:

  • Memiliki Kepercayaan Diri yang Rendah

Salah satu dampak obesitas pada balita bagi kesehatan psikologisnya adalah memiliki kepercayaan diri yang rendah. Perlu ibu ketahui bahwa obesitas bukan hanya sekedar masalah fisik saja, anak juga akan sering mendengar mereka dibanding-bandingkan dengan orang lain. Akibatnya, anak akan sangat menyadari kondisi tubuhnya, sehingga merasa minder dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat muncul dari hal-hal yang sebenarnya sepele, seperti daya tarik, pakaian, tentunya berat badan. Obesitas pada anak akan membuat mereka merasa tidak cocok di lingkungannya, karena memiliki kondisi fisik yang tidak sama dengan teman-temannya. Hal tersebut menandakan bahwa obesitas membuat anak tidak bahagia dengan diri sendiri.

  • Meningkatnya Perilaku Bermasalah

Obesitas pada balita bukan hanya membuat mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah saja, dampak obesitas lainnya terhadap psikologis anak akan membuat mereka memiliki perilaku bermasalah di kemudian hari. Hampir semua anak-anak yang beranjak pubertas membuat mereka ingin melakukan atau mencoba segala hal. Pada anak dengan masalah obesitas, mereka cenderung kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.

Jika dibiarkan begitu saja, hal tersebut akan memicu risiko depresi, cemas yang berlebihan, hingga gangguan makan. Anak dengan masalah obesitas juga cenderung bermasalah dalam melampiaskan kemarahannya. Tidak sedikit dari mereka yang mendapat bullying dari lingkungan pertemanannya karena bentuk tubuhnya. Hal tersebut akan membuat mereka kesulitan belajar di sekolah dan mendapatkan nilai yang baik.

Untuk mendiagnosis obesitas terhadap anak, diperlukan penanganan yang tepat biasanya dokter akan mendiagnosis dengan menanyakan keluhan, perilaku, aktivitas, serta kebiasaan anak. Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur pemeriksaan apa saja yang dilakukan, ibu bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!

Baca juga: Baru 12 Bulan, Perlukah Balita Masuk Sekolah?

Orangtua Perlu Tahu Hal-Hal Berikut

Obesitas pada anak memang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan psikologis mereka. Di sini, peran orangtua sangat penting dengan mengajak anak mengubah asupan gizi dan nutrisinya, serta mengajaknya untuk aktif bergerak. Kuncinya sendiri bertumpu pada 2 hal, yaitu:

  1. Memastikan anak menerapkan pola makan sehat dengan membatasi anak mengonsumsi makanan cepat saji. Biasakan mereka untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, buah, protein, biji-bijian, serta susu rendah lemak. 

  2. Mengajak anak beraktivitas fisik secara teratur atau melakukan olahraga ringan. Ibu juga bisa mengajak anak ikut berbelanja supaya mereka bisa aktif bergerak.

Baca juga: Anak Sulit Bersosialisasi di Sekolah, Ibu Harus Apa?

Pengurangan berat badan harus dilakukan dalam jangka panjang dan dilakukan secara bertahap. Dengan melakukan aktivitas bersama dengan anak, bukan hanya ikatan keluarga saja yang menjadi lebih erat, tapi juga dapat membantu mengatasi obesitas pada anak. Banyak dari segi mental yang bisa terjadi pada anak obesitas. Itulah mengapa kondisi ini tidak boleh dibiarkan, dan diatasi sedini mungkin. 

Referensi:

Very Well Mind. Diakses pada 2020. Psychological Effects of Tween Obesity.

BMC Medicine. Diakses pada 2020. Anxiety and depression in children and adolescents with obesity: a nationwide study in Sweden.

Plos Medicine. Diakses pada 2020. Association of childhood obesity with risk of early all-cause and cause-specific mortality: A Swedish prospective cohort study.

Healthychildren.org. Diakses pada 2020. The Emotional Toll of Obesity.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan