Datang Bulan Tanpa Alami Dismenore, Wajarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Juli 2019
Datang Bulan Tanpa Alami Dismenore, Wajarkah?Datang Bulan Tanpa Alami Dismenore, Wajarkah?

Halodoc, Jakarta - Ketika menstruasi datang, sebagian besar wanita bersiap menyambut rasa tidak nyaman yang turut datang, terlebih nyeri perut yang terkadang tidak tertahankan. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dismenore. Sebenarnya, dismenore terbagi menjadi dua kategori, yaitu primer dan sekunder. Rasa nyeri pada perut ketika menstruasi, terlebih di bagian belakang atau bawah termasuk dalam dismenore primer. 

Sementara itu, nyeri terjadi karena muncul masalah pada organ reproduksi wanita termasuk dalam kategori dismenore sekunder. Pada primer, rasa nyeri berlangsung antara 1 sampai 3 hari, dan mereda seiring dengan bertambahnya usia atau setelah memiliki anak pertama. Pada dismenore sekunder, nyeri terjadi pada awal siklus haid dengan durasi lebih lama. 

Bagaimana Jika Haid Tanpa Dismenore?

Harap-harap cemas, tamu bulanan ini sering hadir membawa rasa nyeri atau kram pada perut yang membuat 80 persen wanita di seluruh dunia merasa tidak nyaman. Bahkan, tidak sedikit yang mengaku dismenore membuat mereka tidak mampu beraktivitas dan harus sepenuhnya beristirahat. 

Baca juga: Hati-Hati, Ini Penyakit yang Sebabkan Nyeri Haid

Sebenarnya, nyeri haid terjadi karena rahim yang berkontraksi atau mengencang dan melemas sampai darah sepenuhnya luruh dari organ tersebut. Prostaglandin dilepaskan oleh dinding rahim, membuat kontraksi kian meningkat frekuensinya. Tingginya kadar senyawa kimia tersebut membuat perut terasa nyeri dan kadang kram yang sangat parah. Memang, nyeri ini normal terjadi, tetapi kondisi berikut meningkatkan risiko dismenore parah pada wanita: 

  • Riwayat keluarga dengan kondisi dismenore yang sama.

  • Haid ketika berusia di bawah 20 tahun.

  • Siklus haid tidak lancar atau tidak teratur.

  • Perdarahan hebat ketika haid.

  • Belum memiliki anak atau tidak memiliki anak.

  • Pubertas di bawah usia 11 tahun. 

Baca juga: 7 Tanda Nyeri Haid yang Berbahaya

Namun, bagaimana dengan haid yang tidak mengalami dismenore? Tidak perlu khawatir. Sama halnya dengan nyeri perut parah, tidak terjadinya dismenore ketika haid bukan menjadi masalah besar, karena hal tersebut normal terjadi. Tidak semua perempuan mengalami dismenore ketika haid (hanya 80 persen), sehingga 20 persen sisanya termasuk dalam kategori tidak mengalami dismenore ketika haid. 

Pun, siklus haid yang biasanya berada pada kisaran 21 hingga 35 hari, nyeri terjadi pada putaran siklus tersebut. Jika darah haid yang keluar sedikit, kamu tidak perlu khawatir, karena hal itu masih berada dalam kisaran yang normal. 

Mengatasi Dismenore, Bagaimana Caranya?

Supaya dismenore ketika haid tidak mengganggu aktivitasmu, coba beberapa cara berikut ini. 

  • Cukup istirahat.

  • Perhatikan asupan makanan. Hindari konsumsi kopi karena bisa membuat nyeri perut semakin parah. 

  • Jangan minum alkohol dan merokok. 

  • Pijat secara perlahan area perut yang sakit.

  • Olahraga atau melakukan aktivitas fisik.

  • Menghindari stres.

  • Yoga dan relaksasi.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Alami Nyeri Haid Bikin Susah Hamil?

Selain itu, konsumsi vitamin E, B1, B6, dan omega-3 bisa membuat nyeri perut ketika haid tidak mengganggu kenyamanan dan aktivitasmu. Kamu tidak perlu khawatir untuk membelinya, karena aplikasi Halodoc memiliki layanan Beli Obat dan Vitamin untuk memudahkanmu membeli segala vitamin atau obat jika tidak sempat ke apotek. Cukup dengan download aplikasi Halodoc di ponselmu, tanpa perlu menunggu lama, semua pesanan akan segera tiba.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan