Debar Jantung Tak Teratur, Wajib Waspada Aritmia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Desember 2018
Debar Jantung Tak Teratur, Wajib Waspada AritmiaDebar Jantung Tak Teratur, Wajib Waspada Aritmia

Halodoc, Jakarta - Jantung merupakan salah satu bagian yang vital pada manusia. Pertanda apabila jantung masih memompa darah ke seluruh bagian tubuh adalah ketika berdetak. Detak atau irama jantung yang tidak teratur dapat tergolong sebagai gangguan yang disebut dengan aritmia.

Aritmia atau gangguan jantung yang tidak teratur dapat berupa detak yang terlalu cepat, terlalu lambat, dan tidak beraturan. Aritmia terjadi jika impuls elektrik pada jantung yang mengkoordinasikan detak tersebut sudah tidak berfungsi.

Kematian Mendadak Bisa Terjadi karena Aritmia

Selain itu, aritmia merupakan salah satu penyakit jantung yang umum menyerang seseorang. Penyakit ini dapat terjadi pada semua orang di berbagai rentang usia. Pada orang normal, detak jantungnya berkisar antara 50 hingga 100 kali denyut per menitnya. Jika detak kurang atau melebihi kisaran tersebut, orang tersebut mengidap aritmia.

Aritmia dapat ditangani dengan mengurangi hal-hal yang dapat meningkatkan tingkat risikonya. Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko aritmia adalah merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, stres, diabetes, faktor keturunan, dan diabetes.

Berisiko Kena Aritmia, Hindari Kegiatan Ini

Gejala Aritmia

Aritmia yang terjadi pada seseorang dapat tidak memperlihatkan gejala apa pun. Walau begitu, pada seseorang yang menimbulkan gejala, tidak secara otomatis bahwa jantungnya dalam kondisi yang sudah parah. Gejala-gejala yang dapat muncul pada seseorang yang mengidap aritmia adalah:

  • Detak jantung yang terasa lebih cepat.

  • Detak jantung yang terasa lebih lambat.

  • Detak jantung yang tidak beraturan.

  • Dada terasa berdebar.

  • Kelelahan.

  • Sesak napas dan nyeri dada.

  • Hilang kesadaran atau pingsan.

Denyut Nadi Enggak Normal? Hati-hati Aritmia

Penyebab Terjadinya Aritmia

Terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang mengidap penyakit aritmia, faktor-faktor tersebut adalah:

  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Seseorang yang mengonsumsi alkohol secara berlebih dapat membuat impuls listrik pada jantung rusak.

  • Terlalu banyak merokok dan mengonsumsi minuman berkafein. Kafein dan nikotin dapat membuat jantung berdetak lebih cepat, sehingga membuat orang tersebut mengidap aritmia.

  • Gangguan kelenjar tiroid . Kelenjar tiroid yang bermasalah seperti terlalu aktif atau pun kurang aktif dapat menyebabkan seseorang mengidap aritmia.

  • Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi. Seseorang yang mengidap hipertensi dapat menyebabkan dinding dari bilik kiri jantung menjadi tebal dan kaku, dan akhirnya aliran listrik pada jantung terganggu.

  • Tidak seimbangnya kadar elektrolit pada darah. Kadar elektrolit pada darah yang terganggu dapat menyebabkan kerusakan impuls listrik pada jantung, sehingga meningkatkan risiko seseorang mengidap aritmia.

Pencegahan Aritmia

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah aritmia terjadi adalah dengan:

  • Mengonsumsi makanan sehat.

  • Selalu menjaga berat badan ideal.

  • Mengurangi rasa stres yang timbul.

  • Mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

  • Berhenti merokok dan melakukan olahraga secara teratur.

  • Mengonsumsi obat selalu dengan resep dari dokter.

Pengobatan Aritmia

Untuk menemukan pengobatan terbaik, dokter akan melakukan tanya jawab dengan pengidap aritmia tentang gejala dan riwayat medisnya selama ini. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Lalu, dokter akan menggunakan beberapa metode, yaitu:

  • Alat picu jantung. Dokter akan memasang alat picu jantung di bagian dada pengidapnya untuk menjaga detak jantung agar tetap normal. Apabila alat ini mendeteksi perubahan ritme jantung secara mendadak, sengatan listrik pendek akan disalurkan oleh alat ini untuk mengembalikan ritme kembali ke normal.

  • Metode ablasi. Metode ini digunakan untuk mengobati pengidap aritmia yang letaknya telah diketahui. Sebuah alat kateter akan dimasukkan ke tubuh melalui pembuluh darah di kaki. Apabila alat tersebut menemukan sumber yang membuat detak jantung terganggu. Alat tersebut akan merusak sebagian kecil dari jaringan jantung tersebut.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan yang berfungsi untuk menjaga detak jantung agar tetap normal. Selain itu, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang berguna untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah dan stroke.

Itulah penjelasan mengenai hubungan detak jantung tak beraturan dengan aritmia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal aritmia, kamu dapat bertanya pada dokter dari Halodoc. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat yang sedang dibutuhkan dan pesanan akan langsung diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download segera di Google Play atau App Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan