Demam pada Anak, Kapan Sebaiknya ke UGD?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 April 2021
Demam pada Anak, Kapan Sebaiknya ke UGD?Demam pada Anak, Kapan Sebaiknya ke UGD?

Halodoc, Jakarta - Demam pada anak sering membuat ibu khawatir. Padahal, demam bisa saja merupakan reaksi alami dari kekebalan tubuh yang dapat turun dengan perawatan rumahan saja. Jadi, ibu tidak perlu terlalu panik saat anak demam. 

Cukup pastikan ia minum air putih yang cukup, beri kompres hangat, dan memberikan obat pereda demam. Meski begitu, demam pada anak tetap tidak boleh disepelekan. Ibu dan ayah harus tahu kapan sebaiknya anak yang demam harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. 

Baca juga: 5 Pertolongan Pertama saat Anak Demam

Waspadai Demam pada Anak yang Seperti Ini

Selain merupakan respons kekebalan tubuh, demam pada anak juga bisa jadi tanda berbagai kondisi medis. Mulai dari yang ringan, hingga berbahaya. Umumnya, demam terjadi akibat adanya zat asing yang masuk ke tubuh, seperti serangan kuman atau infeksi. 

Anak dikatakan demam jika mengalami peningkatan suhu tubuh hingga lebih dari 38,5 derajat Celcius. Perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam pada anak adalah mengompres hangat, memastikan anak minum yang cukup, mengenakan pakaian yang nyaman, dan mengonsumsi obat pereda demam untuk anak-anak. 

Pada kasus yang ringan, demam pada anak dapat mereda dengan perawatan rumahan tersebut. Namun, ibu tidak boleh lengah dan harus memantau gejala yang dialami anak. 

Baca juga: Jangan Panik, Begini Cara Atasi Demam Tinggi pada Anak

Jika demam pada anak memburuk atau disertai dengan beberapa gejala lain, sebaiknya segera ke UGD rumah sakit terdekat. Jangan tunda pengobatan jika anak menunjukkan beberapa gejala berikut ini:

  • Demam anak semakin tinggi atau anak mengalami kejang.
  • Anak sulit dibangunkan atau kesadarannya tampak menurun. Segera bawa anak ke UGD jika demam membuat anak menjadi kurang aktif, lemas dan selalu mengantuk, atau bahkan tidak merespons saat dipanggil.
  • Anak menjadi sangat rewel, terus-menerus menangis, dan tidak bisa ditenangkan. Hal ini bisa jadi tanda ia merasa sangat kesakitan, dan bisa jadi demam yang dialami merupakan gejala penyakit serius.
  • Anak mengalami mual, muntah, menolak minum, atau tidak mau menyusu. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak dehidrasi. Sebaiknya segera bawa anak ke UGD jika mengalami hal ini.
  • Anak mimisan, gusi berdarah, muntah darah, bab hitam atau berdarah, atau muncul bintik perdarahan di kulit. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat karena gejala ini bisa mengarah pada demam berdarah (DBD).
  • Pada bayi, demam harus diwaspadai jika suhu tubuh anak sangat tinggi, atau lebih dari 40 derajat Celcius.
  • Demam pada anak terjadi dalam jangka lama atau lebih dari satu minggu.
  • Demam pada anak disertai dengan munculnya bercak ungu kebiruan di kulit.

Itulah beberapa kondisi demam pada anak yang harus diwaspadai, karena bisa jadi tanda kondisi serius. Meski umumnya ringan, demam pada anak tidak boleh disepelekan atau diabaikan. Ibu perlu mengamati perkembangan demam dan gejala lain yang dialami anak, dan segera ke UGD jika anak mengalami berbagai gejala yang dijelaskan tadi. 

Baca juga: Jangan Asal Kompres, Kenali Dahulu Demam pada Anak

Semakin cepat demam pada anak ditangani, risiko muncul gangguan kesehatan yang serius bisa diminimalisasi. Segera membawa anak demam ke dokter juga bisa membantu ibu mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab naiknya suhu tubuh anak.

Ibu bisa menemukan daftar rumah sakit terdekat dengan aplikasi Halodoc, dan buat janji dengan dokter jika anak mengalami demam. Selain itu, aplikasi Halodoc juga bisa digunakan untuk membeli obat demam untuk anak, dengan mudah dan cepat. 

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2021. For Parents. Fevers. 
Emedicine Health. Diakses pada 2021. Fever in Children.
WebMD. Diakses pada 2021. Fever in Babies.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Fever.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan