Depresi Berpotensi Sebabkan Demensia, Ini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Desember 2019
Depresi Berpotensi Sebabkan Demensia, Ini FaktanyaDepresi Berpotensi Sebabkan Demensia, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Belakangan ini semakin sering kita mendengar berita tentang artis-artis Korea yang mengalami depresi hingga akhirnya berujung bunuh diri. Depresi memang merupakan penyakit yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, sehingga menjadi lebih murung atau tidak semangat lagi dalam menjalani hidup. Namun, enggak hanya berdampak buruk pada kondisi psikologis atau kesehatan mental, depresi ternyata juga dapat merusak otak pengidapnya, lho. Depresi merupakan salah satu faktor yang berperan besar terhadap terjadinya demensia pada seseorang. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di sini.

Berbeda dengan rasa sedih atau duka biasa yang umumnya dapat membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, depresi dapat menimbulkan gejala yang jauh lebih dalam dari itu pada pengidapnya. Orang yang depresi akan mengalami kesedihan terus menerus, tidak bisa tidur, mudah tersinggung dan gelisah, bahkan makanan yang dulu menjadi favorit sudah tidak menggiurkan lagi. Ternyata gejala-gejala depresi tersebut dapat berpengaruh pada penuaan otak, sehingga menyebabkan pengidap rentan mengalami demensia alias pikun.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Archives of General Psychiatry pada bulan Mei menemukan bahwa orang yang mengalami depresi di usia lanjut memiliki 70 persen risiko lebih besar mengalami demensia dan mereka yang mengalami depresi sejak usia pertengahan berisiko 80 persen mengalami penurunan daya ingat tersebut.

Para peneliti sebenarnya sudah lama mengetahui bahwa depresi dan demensia saling berkaitan. Namun, mereka masih memperdebatkan apakah kedua kondisi tersebut hanya memiliki penyebab yang sama atau apakah depresi merupakan gejala awal demensia. Ternyata kedua pemikiran tersebut semuanya benar. Para penulis penelitian ini juga mengungkapkan bahwa depresi pada usia lanjut mungkin mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan di otak, sehingga orang tersebut menjadi lebih rentan terhadap pengembangan demensia.

Sebuah studi baru yang diterbitkan online di Journal Neurology juga turut mengungkapkan hubungan di antara kedua penyakit tersebut. Para peneliti melaporkan bahwa depresi adalah salah satu faktor risiko demensia dan orang-orang yang menunjukkan lebih banyak gejala depresi cenderung mengalami penurunan lebih cepat dalam keterampilan berpikir dan daya ingat.

Baca juga: Introvert Rentan Terkena Demensia, Kok Bisa?

Depresi Menjadi Hal Umum untuk Orangtua 

Hubungan antara depresi dan demensia, bahkan semakin signifikan mengingat depresi menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Berikut ini beberapa hal yang dapat memicu seseorang untuk depresi seiring bertambahnya usia:

  • Kematian pasangan, teman, atau anggota keluarga.

  • Harus pindah dari rumah ke fasilitas tempat tinggal, seperti panti jompo.

  • Efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi untuk kondisi kesehatan.

Orangtua juga lebih mungkin untuk terserang penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker seiring bertambahnya usia. Nah, kondisi ini dapat meningkatkan risiko mereka untuk mengalami depresi dan sebaliknya, depresi dapat memperburuk penyakit kronis.

Baca juga: Ciri dan Tanda Gejala Depresi Pada yang Wajib Kamu Ketahui

Namun, enggak hanya bisa terjadi pada orang yang sudah lanjut usia saja, belakangan ini semakin banyak orang muda yang juga terkena depresi. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi penyebab depresi pada orang muda:

  • Mengalami peristiwa traumatis, seperti perceraian atau kematian keluarga.

  • Menjadi korban kekerasan, baik fisik, seksual, maupun bullying.

  • Ketergantungan obat-obatan dan alkohol.

  • Memiliki riwayat gangguan mental lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan cemas, atau gangguan kepribadian.

Baca juga: Punya Sahabat, Benarkah Cegah Depresi?

Jadi, bila kamu mengalami gejala-gejala depresi yang sudah memengaruhi aktivitas kamu sehari-hari maupun hubunganmu dengan orang lain, coba bicarakan saja pada psikolog Halodoc. Hubungi dokter melalui fitur Chat with A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2019. Depression: Early warning of dementia?.
WebMD. Diakses pada 2019. Light Shed on Link Between Depression, Dementia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan