Deretan Makanan yang Dilarang untuk Pengidap Perdarahan Subarachnoid

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Desember 2018
Deretan Makanan yang Dilarang untuk Pengidap Perdarahan SubarachnoidDeretan Makanan yang Dilarang untuk Pengidap Perdarahan Subarachnoid

Halodoc, Jakarta – Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan yang terjadi pada ruang antara otak dan membran disekitarnya. Membran tersebut bernama ruang subarachnoid. Ruang ini berada di lapisan pelindung otak dan meningen, dan terletak di antara lapisan arachnoid dan piamater. Ruang subarachnoid berisi cairan serebrospinal yang berfungsi untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang.

Kondisi yang membahayakan bisa terjadi jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah, dan berakibat perdarahan di ruang subarachnoid. Pasalnya, perdarahan di ruang tersebut bisa menyebabkan seseorang mengalami kerusakan di otak, kelumpuhan, koma, bahkan berujung pada kematian.

Perdarahan ini bisa terjadi karena adanya trauma atau cedera pada kepala, tapi bisa juga muncul tanpa faktor tersebut. Dengan kata lain, perdarahan subarachnoid bisa terjadi tanpa adanya trauma, dan ada kemungkinan terjadi secara spontan. Perdarahan yang terjadi bukan karena trauma, biasanya disebabkan oleh kelainan pembuluh darah arteri dan vena pada selaput meningens alias aneurisma otak. Kondisi ini harus segera ditangani untuk menghindari komplikasi yang berujung pada kematian.

Daftar Makanan yang Harus Dihindari

Jika dilihat dari penyebabnya, perdarahan subarachnoid bisa dibagi ke dalam dua jenis, yaitu perdarahan subarachnoid traumatik dan non-traumatik. Perdarahan subarachnoid traumatik, biasanya terjadi karena adanya cedera kepala yang bersifat berat. Misalnya, kecelakaan lalu lintas, terjatuh, ataupun tertimpa dengan keras di bagian kepala. Cedera berat ini yang kemudian menjadi penyebab pembuluh darah di selaput meningen pecah, lalu menyebabkan perdarahan subarachnoid.

Sementara pada perdarahan subarachnoid non-traumatik, perdarahan biasanya muncul secara tiba-tiba dan tidak didahului cedera. Penyebab terjadinya perdarahan subarachnoid non-traumatik paling sering adalah pecah aneurisma otak yang kemudian menyebabkan pembengkakan dan menipisnya dinding pembuluh pembuluh darah. Alhasil, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan perdarahan, serta membentuk gumpalan darah di ruang subarachnoid selaput meningen.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang bisa mengalami gangguan ini. Mulai dari kebiasaan merokok, tekanan darah yang terlalu tinggi, kecanduan alkohol, hingga riwayat penyakit yang sama pada keluarga.

Tapi jangan khawatir, ternyata mengatur pola makan bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah perdarahan subarachnoid terjadi. Lantas, apa saja jenis makanan yang sebaiknya dihindari agar perdarahan ini tidak terjadi?

  • Makanan Olahan

Seperti sudah dijelaskan, penyakit hipertensi alias tekanan darah tinggi bisa menjadi faktor risiko seseorang terserang peradarahan subarachnoid. Maka dari itu, sangat penting untuk menghindari jenis makanan yang bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, misalnya makanan olahan dan jenis makanan kalengan. Pasalnya, jenis makanan ini memiliki kandungan garam dalam jumlah yang tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi garam bisa menyebabkan tekanan darah meningkat secara drastis dan memicu hipertensi.

  • Batasi Kopi dan Kafein

Agar lebih sehat dan terhindar dari perdarahan subarachnoid, mulailah untuk membatasi asupan kopi dan makanan lain yang banyak mengandung kafein. Nyatanya, mengonsumsi kafein secara berlebihan bisa menyebabkan hipertensi dan mengganggu kesehatan secara keseluruhan.

  • Jauhi Allkohol

Selain hipertensi, kebiasaan mengonsumsi alkohol juga disebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami perdarahan subarachnoid. Maka dari itu, sangat penting membatasi, bahkan menjauhi alkohol. Nyatanya, kebiasaan mengonsumsi alkohol bisa memicu berbagai penyakit berbahaya, termasuk perlemakan hati alias fatty liver.

Cari tahu lebih lanjut seputar perdarahan subarachnoid dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan