Pengidap Diabetes Rentan Terkena Sindrom Koroner Akut

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Agustus 2019
Pengidap Diabetes Rentan Terkena Sindrom Koroner AkutPengidap Diabetes Rentan Terkena Sindrom Koroner Akut

Halodoc, Jakarta – Seseorang yang mengidap diabetes menunjukkan peningkatan risiko untuk komplikasi kardiovaskular, seperti sindrom koroner akut, stroke, gagal jantung, atau aritmia, karena diabetes memfasilitasi perubahan dalam sistem kardiovaskular pada pengidapnya. 

Perubahan-perubahan pada miokardium dan pembuluh darah pada pengidap dengan diabetes berisiko tinggi untuk pengembangan komplikasi kardiovaskular. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai kondisi ini, baca informasi lebih lengkap pada uraian selanjutnya.

Pengidap Diabetes Rentan Memicu Penyakit Lainnya

Orang dengan diabetes lebih rentan terkena infeksi dan penyakit lainnya, karena kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan pertahanan sistem kekebalan tubuh pasien. Selain itu, beberapa masalah kesehatan terkait diabetes, seperti kerusakan saraf dan berkurangnya aliran darah ke ekstremitas dan meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi.

Baca juga: Begini Tanda Kamu Alami Sindrom Koroner Akut

Pengidap diabetes lebih terpengaruh ketika mereka mendapatkan infeksi daripada seseorang tanpa penyakit. Ini dikarenakan pertahanan kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi pada diabetes. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan mereka yang memiliki kadar gula darah minimal mengalami hasil yang lebih buruk dengan infeksi. Pasien rawat inap yang memiliki diabetes tidak harus memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi karena infeksi, tetapi mereka menghadapi rawat inap yang lebih lama demikian juga jangka waktu pemulihan.

Gejala diabetes terkadang dapat berubah menjadi keadaan darurat dengan cukup cepat dan tiba-tiba. Sangat penting untuk mengetahui tanda dan gejala keadaan darurat dan apa yang harus dilakukan jika seseorang muncul.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 12,6 persen populasi di Amerika Serikat mengidap diabetes, dengan atau tanpa diagnosis. Organisasi kesehatan yang sama juga menyatakan bahwa diabetes, atau komplikasi yang berkaitan dengannya, masih merupakan bentuk kematian ketujuh yang paling sering terjadi di Amerika Serikat,, dan bertanggung jawab atas hampir 25 kematian dalam setiap 100.000 pada tahun 2016.

Sindrom Koroner Akut 

Sindrom koroner akut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang terkait dengan aliran darah yang tiba-tiba dan berkurang ke jantung. Salah satu kondisi tersebut adalah serangan jantung (infark miokard), ketika kematian sel mengakibatkan jaringan jantung yang rusak atau hancur. 

Baca juga: Benarkah Penyakit Jantung Koroner Tidak Dapat Disembuhkan?

Bahkan ketika sindrom koroner akut tidak menyebabkan kematian sel, berkurangnya aliran darah mengubah cara kerja jantung merupakan tanda risiko tinggi serangan jantung. Sindrom koroner akut sering menyebabkan nyeri dada yang parah atau ketidaknyamanan.

Kalau kamu pernah mengalaminya, segera diskusikan ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, diabetes adalah salah satu faktor risiko dari sindrom koroner akut. Mengobati diabetes dan kondisi sindrom koroner akut sejatinya dapat membantu proses penyembuhan. 

Tujuan langsung dari perawatan untuk sindrom koroner akut adalah meringankan rasa sakit dan kesusahan saat bernapas, memperbaiki aliran darah, serta kembalikan fungsi jantung secepat dan sebaik mungkin.

Tujuan perawatan jangka panjang adalah untuk meningkatkan fungsi jantung secara keseluruhan, mengelola faktor risiko dan menurunkan risiko serangan jantung. Kombinasi obat-obatan dan prosedur bedah dapat digunakan untuk memenuhi tujuan ini.

Baca juga: Olahraga yang Baik untuk Pengidap Jantung Koroner

Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik di jantung. Impuls yang tidak normal atau tidak teratur dapat berarti jantung tidak berfungsi dengan baik karena kekurangan oksigen ke jantung. 

Tes darah juga akan dilakukan untuk mendeteksi enzim tertentu yang menyebabkan kematian sel, sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan jantung. Hasil positif menunjukkan serangan jantung.

Referensi:

European Heart Journal (Diakses pada 2019). Cardiovascular Disease and Diabetes: The Vulnerable Patient
AHA Journals (Diakses pada 2019). Acute Coronary Syndromes and Diabetes Mellitus
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Acute Coronary Syndrome

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan