Diagnosis Penyakit Tifus dengan Tes Mikrobiologi, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Mei 2019
Diagnosis Penyakit Tifus dengan Tes Mikrobiologi, Ini PenjelasannyaDiagnosis Penyakit Tifus dengan Tes Mikrobiologi, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta – Tifus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri penyebab tifus ini dapat dengan mudah menyebar melalui air dan makanan. Selain melalui makanan dan minuman, tifus juga bisa menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Kebiasaan Sehari-Hari yang Menjadi Pemicu Terserang Tifus

Gejala Penyakit Tifus

Gejala tifus umumnya mulai muncul dalam 1-3 minggu.  Kondisi ini bisa semakin memburuk dalam kurun waktu beberapa minggu. Pengidap tifus perlu ditangani sampai kondisinya benar-benar pulih. Karena jika tidak diobati sampai tuntas, tifus berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa. Berikut gejala tifus yang bisa diamati:

  • Demam tinggi.

  • Lemas.

  • Sakit perut.

  • Sakit kepala.

  • Hilang nafsu makan.

  • Muncul ruam.

  • Mudah lelah.

  • Diare atau sembelit.

  • Keputihan di lidah bagian tengah.

Tes Mikrobiologi untuk Mendeteksi Tifus

Tes mikrobiologi merupakan salah satu prosedur pemeriksaan yang penting dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dokter. Jenis pemeriksaan ini sering digunakan untuk mendeteksi tifus, mengingat penyakit ini disebabkan oleh mikroba.

Melalui tes mikrobiologi, para ahli mempelajari patogen atau organisme penyebab tifus. Kecepatan penyebaran patogen dan pengaruhnya terhadap orang yang terinfeksi juga akan dianalisis guna memberi informasi tentang penyakit dan rekomendasi pengobatan pada dokter. Dengan tes mikrobiologi, para ahli dapat mengenali penyakit melalui sampel cairan tubuh seseorang yang mengalami gejala tifus.

Pengobatan Penyakit Tifus

Umumnya, penyakit tifus diobati dengan mengonsumsi antibiotik. Obat ini dikenal mampu untuk melawan segala jenis infeksi bakteri termasuk penyebab tifus. Beberapa antibiotik yang direkomendasikan adalah chloramphenicol, amoxicillin, dan ciprofloxacin. Pengidap tifus dianjurkan untuk banyak beristirahat dan hindari konsumsi makanan yang bercita rasa pedas atau asam.

Baca Juga: 2 Alasan Bahaya Tifus Bisa Berakibat Fatal

Pencegahan Penyakit Tifus

Karena tifus menyebar melalui makanan dan minuman, kamu perlu berhati-hati saat memilih jenis makanan dan minuman sebelum dikonsumsi. Berikut beberapa tips agar kamu tidak terinfeksi bakteri penyebab tifus:

  • Hindari minum air langsung dari keran atau sumur.

  • Saat kamu konsumsi minuman yang berbahan baku es batu, pastikan air yang digunakan es tersebut sudah matang.

  • Air mentah perlu direbus selama satu menit sebelum diminum.

  • Hindari konsumsi makanan mentah.

  • Pastikan kebersihan makanan saat makan di pinggir jalan.

  • Saat memasak makanan, pastikan matang dan sajikan saat masih hangat.

  • Hindari konsumsi telur mentah atau setengah matang.

Selain menghindari jenis makanan dan minuman di atas. Kamu juga perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Biasakan untuk rutin mencuci tangan, terutama setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum menyentuh makanan. Saat mencuci tangan, gunakan sabun atau pembersih tangan yang setidaknya mengandung 60 persen alkohol.

Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit. Jika kamu yang sakit, hindari kontak dengan orang lain agar tidak menularkan penyakit. Saat sakit, kamu juga disarankan untuk tidak melakukan aktivitas memasak atau menyiapkan makanan.

Baca Juga: Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?

Kalau kamu merasa mengalami gejala tifus, sebaiknya segera berbicara dengan dokter Halodoc untuk memastikannya. Melalui fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc, kamu bisa berbicara dengan dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan