Diagnosis Postpartum Depression dengan Pemeriksaan Ini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 Agustus 2019
Diagnosis Postpartum Depression dengan Pemeriksaan IniDiagnosis Postpartum Depression dengan Pemeriksaan Ini

Halodoc, Jakarta - Bagi wanita yang baru saja menikah, memiliki buah hati adalah hadiah paling indah dan tidak tergantikan. Namun, semakin dekat menuju persalinan, ibu bisa mengalami banyak perasaan, membuat hati seperti campur aduk. Ibu tentunya merasa bahagia, namun bercampur pula dengan rasa cemas dan gelisah. 

Setelah persalinan terjadi, wajar apabila ibu merasa sedih. Bukan tanpa alasan, tubuh ibu mengalami perubahan yang cukup signifikan, diikuti kondisi hormonal yang memengaruhi suasana hati hingga dua minggu setelah persalinan. Pada kondisi normal, ibu bisa kembali mendapatkan keceriaan, tetapi jika tidak berlalu, ibu mengalami kondisi yang disebut postpartum depression

Baca juga: Istri Alami Postpartum Depression, Suami Bisa Lakukan 5 Hal Ini

Ketahui Tanda dari Postpartum Depression

Sebenarnya, tahapan dari postpartum ada tiga, yaitu baby blues, postpartum depression, dan psikosis postpartum. Masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Nah, dalam kaitannya dengan depresi postpartum, gejala yang muncul seperti:

  • Depresi atau perubahan suasana hati yang terus terjadi;

  • Sulit untuk mendekatkan diri atau terhubung dengan sang buah hati;

  • Merasa terasing dan terisolasi dari keluarga dan teman;

  • Hilangnya nafsu makan dan cenderung mengalami gangguan makan;

  • Mengalami gangguan tidur;

  • Sering sekali menangis;

  • Hilangnya tenaga, sehingga mengalami kelelahan berlebihan;

  • Hilang semangat dan menjadi temperamen atau mudah marah;

  • Selalu berpikir bahwa diri sendiri bukan orangtua yang baik;

  • Depresi yang berujung pada keinginan untuk mengakhiri hidup.

Baca juga: Kenali Perbedaan antara Postpartum Depression dan Baby Blues

Sebenarnya, postpartum depression adalah tahapan lanjut dari kondisi baby blues yang tidak tertangani dengan baik. Gejala yang muncul di antara keduanya bisa dibilang mirip, tetapi depresi postpartum jauh lebih intens frekuensi kemunculannya dengan jangka waktu yang lebih lama. Kondisi ini tentu mengganggu ibu dalam merawat dan membesarkan sang buah hati. Biasanya, gejala ini muncul dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan hingga enam bulan. 

Begini Diagnosis Postpartum Depression

Depresi menjadi kondisi yang tidak bisa dibiarkan. Jika ibu merasakan adanya gejala-gejala yang mengarah pada terjadinya depresi postpartum, segera ceritakan pada pasangan atau keluarga terdekat. Kalau masih tidak mau terbuka, ibu bisa bercerita pada dokter ahli psikologi di fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc. Bercerita bisa membantu ibu lebih tenang, kok!

Untuk bisa mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter bertanya pada ibu, gejala apa saja yang ibu rasakan. Jika diperlukan, dokter menyarankan ibu untuk melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui apabila ada indikasi penyakit lainnya, misalnya anemia atau masalah pada hormon tiroid. 

Apabila ibu positif mengidap kelainan mental ini, penanganan yang diberikan bergantung pada separah apa kelainan ini memengaruhi keseharian ibu dalam beraktivitas dan berinteraksi terhadap sang buah hati. Penanganannya berupa pemberian obat-obatan untuk meringankan gejala yang terjadi atau menjalani serangkaian terapi untuk membantu ibu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan membangun hubungan keterikatan yang lebih baik dengan sang buah hati.

Baca juga: Tanda Ayah Juga Alami Postpartum Depression

Ibu bisa melakukan tindakan antisipasi sendiri di rumah, seperti dengan melakukan aktivitas yang disenangi. Mungkin berolahraga atau mendengarkan musik, membaca atau memasak. Apa saja, yang bisa membantu ibu mengontrol depresi tersebut. 

Referensi:
Baby Center. Diakses pada 2019. Postpartum Depression.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Postpartum Depression.
NHS. Diakses pada 2019. Health A-Z. Postnatal Depression.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan