Diare pada Bayi yang Masih ASI Diakibatkan Asupan Ibu, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Oktober 2020
Diare pada Bayi yang Masih ASI Diakibatkan Asupan Ibu, Benarkah?Diare pada Bayi yang Masih ASI Diakibatkan Asupan Ibu, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Tentunya saat mengalami diare, rasa tidak nyaman akan dialami oleh siapapun yang mengalaminya. Tidak hanya pada orang dewasa, kondisi ini juga dapat dialami oleh anak-anak, termasuk bayi. Diare sendiri merupakan kondisi di mana seseorang akan mengalami buang air besar lebih sering dari biasanya. Kondisi ini juga akan ditandai dengan tekstur feses yang menjadi lebih encer.

Baca juga: Agar Tak Panik, Cari Tahu Penyebab Diare pada Bayi

Pada orang dewasa, makanan atau minuman yang terpapar kuman dan bakteri dapat menjadi penyebab diare. Lalu, bagaimana dengan bayi? Benarkah asupan ibu dapat menyebabkan bayi mengalami diare? Tidak ada salahnya menyimak beberapa penjelasan mengenai diare pada bayi. Segera lakukan penanganan jika anak mengalami diare agar terhindar dari kondisi dehidrasi yang membahayakan kesehatan bayi.

Penyebab Diare pada Bayi

Diare menjadi salah satu penyakit yang cukup berbahaya pada bayi. Melansir Very Well Family, ada berbagai penyebab bayi mengalami diare, seperti adanya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kuman atau adanya efek penggunaan obat tertentu. Namun tidak hanya itu, bayi yang masih mengonsumsi ASI ternyata juga dapat mengalami diare. Lalu, apakah asupan yang dikonsumsi ibu dapat menyebabkan bayi alami diare?

Beberapa makanan yang dikonsumsi oleh ibu dapat memicu alergi pada anak yang menyebabkan anak mengalami kondisi diare. Ada beberapa asupan makanan yang perlu ibu perhatikan, seperti susu sapi, cokelat, makanan pedas, makanan yang mengandung gas, dan juga makanan atau minuman yang mengandung kafein tinggi.

Selain makanan, sebaiknya ibu juga perhatikan saat mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu, salah satunya adalah obat pencahar. Pelunak feses dan beberapa suplemen dapat memberikan efek samping pada bayi yang masih mengonsumsi ASI, salah satunya diare. Untuk itu, tanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai efek samping dari obat yang akan ibu konsumsi agar tidak berdampak pada kesehatan bayi. 

Baca juga: 6 Fakta Penting Diare pada Anak yang Mesti Ibu Tahu

Perhatikan Kondisi Bayi saat Diare

Terkadang ibu akan kesulitan menentukan kapan bayi mengalami diare. Hal ini disebabkan feses bayi yang masih sangat bervariasi. Namun, sebaiknya ketahui beberapa kondisi yang menandakan diare pada anak, seperti feses yang berair dan sangat cair, bercampur darah atau lendir, lebih hijau dan gelap dibandingkan feses normal, dan bau yang sangat menyengat. 

Saat bayi diare, tentunya akan banyak cairan yang terbuang. Sebaiknya segera kunjungi rumah sakit terdekat dan berikan pertolongan pertama pada bayi agar tidak mengalami dehidrasi. Ketika cairan yang keluar lebih banyak dibandingkan asupan yang masuk, kondisi ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi sebagai komplikasi diare pada bayi.

Berikut ini beberapa tanda dehidrasi pada bayi:

  1. Menurunnya jumlah buang air kecil.
  2. Mulut dan bibir yang menjadi kering.
  3. Tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
  4. Memiliki cekungan pada ubun-ubun.
  5. Menjadi lebih pasif dan tidak banyak bergerak.

Itulah beberapa tanda dehidrasi yang perlu ibu perhatikan. Jangan abaikan jika diare yang dialami oleh anak disertai dengan beberapa tanda lain, seperti demam, bayi terlihat tidak nyaman, bayi kesulitan untuk istirahat atau tidur, muntah, dan diare yang tidak hilang selama 24 jam.

Baca juga: Anak Diare Akibat MPASI, Ibu Harus Apa?

Sebaiknya saat anak mengalami diare, jangan hentikan pemberian asupan cairan, baik ASI maupun susu formula. Jangan lupa untuk tetap membuat kondisi anak merasa nyaman, dengan sering mengganti popok saat anak diare dan selalu jaga kebersihan baik bayi maupun ibu.

Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2020. Appearance, Causes, and Treatment of Baby Diarrhea.
American Academy of Pediatrics. Diakses pada 2020. Diarrhea in Babies.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan