Diet Ternyata Bantu Atasi Jerawat, Ini Buktinya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Februari 2020
Diet Ternyata Bantu Atasi Jerawat, Ini BuktinyaDiet Ternyata Bantu Atasi Jerawat, Ini Buktinya

Halodoc, Jakarta - Jerawat menjadi masalah kulit yang paling umum. Tidak hanya di Indonesia, masalah jerawat ini sudah tak lagi asing di berbagai negara lain di seluruh dunia. Kondisi ini sering dimulai pada usia pubertas, lazimnya antara usia 12 hingga 24 tahun. Jerawat dapat menyebabkan kulit berminyak dan munculnya lesi. Gejalanya bervariasi, antara ringan hingga sedang, dan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari. 

Hingga kini, tidak ada obat yang mampu menghilangkan jerawat hingga tuntas, karena jerawat bisa saja kembali ketika terjadi ketidakseimbangan hormon. Namun, banyak dijual obat dan krim antijerawat di pasaran yang membantu mengurangi dampaknya. Sayangnya, tidak banyak yang tahu jika perubahan pola hidup dapat mengurangi munculnya jerawat, terlebih memperbaiki pola makan. 

Bagaimana Diet Bantu Atasi Jerawat?

Salah satu hal untuk memengaruhi kesehatan kulitmu, termasuk masalah jerawat, adalah diet. Kamu perlu tahu bahwa ada beberapa jenis makanan yang meningkatkan kadar gula darah lebih cepat daripada yang lain. Hal ini mengakibatkan lepasnya insulin di dalam tubuh. Kelebihan insulin dalam darah dapat menyebabkan kelenjar minyak memroduksi minyak lebih banyak, dan meningkatkan risiko munculnya jerawat.  

Baca juga: Begini Cara Menghilangkan Jerawat dengan Metode Alami

Beberapa jenis makanan yang memicu terjadinya lonjakan insulin ini termasuk nasi putih, roti putih, gula, dan spageti. Oleh karena efeknya yang meningkatkan produksi insulin, makanan ini dianggap sebagai karbohidrat dengan angka glikemik yang tinggi. Artinya, jenis makanan ini terbuat dari gula sederhana. 

Coklat juga dipercaya membuat kondisi jerawat di wajah kamu menjadi lebih buruk, tetapi tampaknya kondisi ini tidak memengaruhi semua orang. Setidaknya inilah yang dinyatakan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology pada tahun 2014. 

Baca juga: Mitos dan Fakta Tentang Kulit dan Jerawat

Lalu, Makanan Apa Saja yang Membantu Atasi Jerawat?

Mengonsumsi makanan rendah glikemik yang terbuat dari karbohidrat kompleks mengurangi risiko kamu mengalami jerawat. Karbohidrat kompleks banyak ditemukan dalam makanan seperti biji-bijian, polong-polongan, juga buah dan sayuran yang belum melalui proses pemasakan. Makanan yang mengandung mineral zinc, vitamin A, vitamin E, dan antioksidan juga dianggap bermanfaat karena membantu mengurangi peradangan. 

Nah, studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Academy of Dermatology pada tahun 2007, dijelaskan bahwa menjalani diet rendah glikemik dan protein tinggi selama 12 minggu membantu mengurangi jerawat dengan cukup signifikan dan membantu menurunkan berat badan.

Lalu, studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology pada tahun 2013 menyebutkan bahwa rendahnya kadar vitamin A dan E pada tubuh dikaitkan dengan kondisi jerawat yang buruk. Sementara itu, peranan antioksidan bersama dengan omega-3 dalam perawatan kulit adalah membantu mengurangi peradangan. 

Baca juga: Letak Jerawat di Wajah Menunjukkan Kondisi Kesehatan

Studi yang dimuat pada Lipid in Health and Disease tahun 2008 menyebutkan, orang yang mengonsumsi omega-3 dan suplemen antioksidan secara rutin mengalami penurunan dalam pertumbuhan jerawat. Tidak hanya itu, konsumsi ini juga memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan mental. Pasalnya, bisa jadi jerawat mengakibatkan munculnya tekanan emosional pada orang-orang yang mengalaminya. 

Namun, agar pemakaiannya tepat, ada baiknya kamu bertanya dulu pada dokter mengenai anjurannya. Agar lebih mudah, kamu bisa pakai aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada dokter, kapan saja dan di mana saja. 

Referensi: 
Caperton, Caroline, MD, MSPH., et al. 2014. Diakses pada 2020. Double-blind, Placebo-controlled Study Assessing the Effect of Chocolate Consumption in Subjects with a History of Acne Vulgaris. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology 7(5): 19-23.
Ozugus, P., et al. 2014. Diakses pada 2020. Evaluation of serum vitamins A and E and zinc levels according to the severity of acne vulgaris. Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology 33(2): 99-102.
Smith, R.N., et al. 2007. Diakses pada 2020. The effect of a high-protein, low glycemic-load diet versus a conventional, high glycemic-load diet on biochemical parameters associated with acne vulgaris: a randomized, investigator-masked, controlled trial. Journal of the American Academy of Dermatology 57(2): 247-256.
Rubin, Mark. G., et al. 2008. Diakses pada 2020. Acne vulgaris, mental health and omega-3 fatty acids: a report of cases. Lipid in Health and Disease (7): 36.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan