Diet Tinggi Protein Cocok untuk Si Penggemar Olahraga

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Oktober 2020
Diet Tinggi Protein Cocok untuk Si Penggemar OlahragaDiet Tinggi Protein Cocok untuk Si Penggemar Olahraga

Halodoc, Jakarta - Bagi pecinta olahraga, usaha menurunkan berat badan berguna untuk membentuk massa otot. Diet tersebut dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari target yang diharapkan. Jika para penggemar olahraga melakukan diet yang salah, alih-alih massa otot terbentuk, mereka justru akan mengalami lemas karena kurang tenaga. Nah, si penggemar olahraga tidak perlu khawatir lagi, karena ada salah satu diet yang cocok untuk dilakukan.

Diet tinggi protein namanya. Diet ini memiliki satu kelebihan ketimbang program diet lainnya, yaitu memberikan lebih banyak energi. Protein sendiri merupakan salah satu zat yang berperan penting bagi tubuh. Beberapa fungsi pentingnya adalah memperbaiki sel, menunjang pertumbuhan, serta membentuk antibodi. Begini skema diet tinggi protein yang disarankan untuk si penggemar olahraga.

Baca juga: Diet Fast 800, Ampuh Turunkan Berat Badan dengan Cepat

Begini Skema Diet Tinggi Protein Bagi Si Penggemar Olahraga

Seorang yang gemar berolahraga akan membutuhkan asupan protein yang cukup. Asam amino dalam tubuh atau bahan penyusun protein adalah makanan yang terbaik untuk membentuk massa otot setelah berolahraga. Kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan protein, sebelum dan sesudah berolahraga. Mengonsumsi protein memang sangat membantu dalam menurunkan berat badan.

Bukan hanya memiliki sejumlah manfaat yang telah disebutkan, protein memiliki efek mengenyangkan lebih lama. Hal tersebut dikarenakan, tubuh membutuhkan waktu yang cukup lama dalam memecah dan mencerna sebagian besar protein. Rasa kenyang dalam waktu yang lama akan membuat nafsu makan jadi menurun, dan mencegah kamu untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan.

Untuk mendapatkan manfaatnya, diet ini mengharuskan seseorang untuk mengonsumsi 0,8–1 gram protein per pon berat tubuhnya. Contohnya begini, saat kamu memiliki berat badan sebesar 121 pon atau setara dengan 55 kilogram, maka kamu membutuhkan 100–121 gram protein dalam sehari. Menghitung dilakukan dengan cara yang sama, bagi kamu dengan bobot tubuh lebih ringan atau lebih berat.

Bagi yang gemar mengonsumsi makanan ringan di luar jam makan utama (tiga kali dalam sehari), rata-rata camilan memasok sekitar 25–30 gram protein dalam sekali makan. Jika cara ini terlalu sulit dilakukan, kamu bisa menghitung protein sebagai persentase dari total kalori. Kamu bisa mengonsumsi asupan protein sebanyak 20–35 persen dari total kalori harian.

Baca juga: Kenalan dengan Diet Fleksibel untuk Turunkan Berat Badan

Bagaimana Cara Memilih Jenis Protein yang Baik?

Protein dapat diperoleh dari sumber nabati, seperti kacang-kacangan. Kacang-kacangan yang direkomendasikan adalah kacang lentil. Kacang ini mengandung sekitar 9 gram protein. Jika kacang lentil sulit untuk ditemukan, maka buncis atau kacang kedelai bisa menjadi alternatif lain. Kacang kedelai merupakan satu-satunya protein nabati yang dilengkapi dengan asam amino yang dibutuhkan.

Dalam setengah cangkir kacang kedelai yang sudah diolah menjadi tahu, mengandung 10 gram protein di dalamnya. Selain kacang-kacangan, kamu disarankan untuk tetap mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung tinggi serat. Sayuran jenis ini dapat menunjang proses diet dan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Jika ingin mendapatkan lebih banyak asupan protein, kamu bisa mengonsumsi produk hewani, seperti daging, ikan, unggas, susu, dan telur. Untuk mengetahui takaran dan asupan apa saja yang cocok untuk kamu konsumsi, diskusikan dengan dokter ahli gizi di aplikasi Halodoc, ya!

Baca juga: Diet yang Tepat Hindari Remaja dari Gangguan Kesehatan

Efek Samping yang Mungkin Saja Terjadi

Meski diet ini terlihat menjanjikan, seorang pengidap penyakit ginjal dilarang untuk melakukannya. Diet ini akan mengganggu metabolisme organ ginjal dan akan memunculkan amonia yang seharusnya dibuang melalui urine. Jika kadarnya berlebihan, kerja ginjal akan semakin berat. Lantas, apa yang seharusnya dilakukan?

Sebaik-baiknya diet adalah yang tidak memaksakan kinerja tubuh seseorang. Alih-alih memiliki tubuh yang ideal, kamu bisa saja terserang penyakit karena pola diet yang salah. Untuk mengetahui diet yang cocok untuk kamu, silahkan bertemu langsung dengan dokter ahli gizi di rumah sakit terdekat, ya!

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to eat on a high-protein diet.
WebMD. Diakses pada 2020. High-Protein Diets: Do They Work?
Very Well Fit. Diakses pada 2020. What Is the High-Protein Diet?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan