Disebabkan Virus, Miokarditis Bisa Sebabkan Gagal Jantung

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Januari 2019
Disebabkan Virus, Miokarditis Bisa Sebabkan Gagal JantungDisebabkan Virus, Miokarditis Bisa Sebabkan Gagal Jantung

Halodoc, Jakarta – Sebagai organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh, jantung tidak luput dari serangan infeksi virus. Beberapa jenis virus tertentu bisa menginfeksi otot jantung (miokardium) dan menyebabkan otot tersebut menjadi meradang dan bengkak. Kondisi ini dinamakan miokarditis. Miokardium merupakan otot yang berperan dalam membantu fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Bila miokardium mengalami peradangan, maka fungsi jantung pun akan ikut terganggu. Akibatnya, pengidap akan mengalami berbagai gejala, mulai dari nyeri dada, gangguan irama jantung (aritmia), dan sesak napas.

Miokarditis sebaiknya jangan disepelekan. Bila masih dalam tahap ringan, miokarditis masih bisa disembuhkan, baik dengan atau tanpa perawatan. Namun, bila kondisi miokarditis sudah parah dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat, maka hal ini berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Salah satunya adalah gagal jantung.

Penyebab Miokarditis

Penyebab miokarditis seringkali tidak diketahui secara pasti. Namun, infeksi virus dipercaya menjadi salah satu pemicu terjadinya miokarditis. Virus yang paling umum menyebabkan peradangan otot jantung ini adalah adenovirus, yaitu virus yang sering menyebabkan pilek.

Selain adenovirus, beberapa virus lainnya yang juga bisa menyebabkan miokarditis adalah hepatitis B dan C, rubella, herpes simplex virus, echovirus (penyebab infeksi saluran cerna), HIV, dan Epstein-Barr virus (penyebab mononukleosis).

Selain virus, beberapa hal lain, seperti parasit, bakteri, dan jamur juga bisa menginfeksi otot jantung dan menyebabkan miokarditis. Mengonsumsi obat-obatan tertentu tanpa anjuran dokter juga bisa menyebabkan alergi atau keracunan yang akhirnya memicu miokarditis.

Obat-obatan yang bisa menyebabkan miokarditis, antara lain antibiotik, obat anti kejang, dan obat kemoterapi. Penyebab miokarditis lainnya adalah karena terpapar radiasi atau zat berbahaya, seperti karbon monoksida. Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis juga bisa menyebabkan miokarditis.

Baca juga: Inilah 6 Efek Kemoterapi yang Belum Banyak Orang Tahu

Gejala Miokarditis

Miokarditis bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, termasuk bayi. Miokarditis yang masih tergolong ringan biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa. Namun, bila peradangan yang dialami otot jantung sudah semakin parah, maka pengidap akan mengalami gejala berupa nyeri dada, sesak napas, pembengkakan (biasanya terjadi pada tungkai), demam disertai menggigil, cepat lelah, napsu makan menurun, jantung berdebar, dan kematian mendadak (yang lebih sering terjadi pada remaja).

Sedangkan pada anak-anak dan bayi, miokarditis umumnya menimbulkan gejala berupa batuk kronis, sakit perut, sesak napas, lemas, tidak nafsu makan, demam, diare, ruam, dan nyeri sendi.

Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri

Bahaya Miokarditis

Miokarditis merupakan penyakit yang perlu ditangani segera. Karena bila tidak, miokarditis bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan, bahkan menyebabkan gagal jantung. Miokarditis yang dibiarkan saja juga bisa menyebabkan komplikasi berikut:

  • Kardiomiopati, yaitu melemahnya otot jantung.

  • Perikarditis, yaitu kondisi meradangnya selaput yang menutupi jantung.

Baca juga: Enggak Hanya Orang Dewasa, Bayi Pun Bisa Kena Gagal Jantung

Pengobatan Miokarditis

Miokarditis yang masih termasuk ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pengidap dianjurkan untuk tidak berolahraga dulu untuk sementara minimal selama 3–6 bulan, memperbanyak istirahat, dan batasi konsumsi garam. Sementara pengobatan untuk miokarditis perlu disesuaikan dengan penyebab terjadinya kondisi ini. Namun, obat antivirus belum terbukti efektif untuk mengobati miokarditis yang terjadi akibat virus.

Bagi pengidap miokarditis yang sudah mengalami komplikasi, seperti gagal jantung atau aritmia, dokter akan menyarankan pengidap untuk dirawat inap. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di jantung. Obat-obatan yang biasanya juga diberikan untuk membuang cairan berlebih, sehingga kerja jantung bisa berkurang, antara lain ACE inhibitors, angiotensin II receptor blockers (ARBs), diuretic, dan penghambat beta.

Sedangkan pada pengidap miokarditis yang sudah parah, pengobatan yang akan dilakukan, antara lain:

  • Pemasangan ventricular assist devices (VAD) pada bilik jantung. Cara ini cocok digunakan oleh pengidap yang memiliki kondisi jantung yang lemah atau pengidap gagal jantung. Alat VAD tersebut yang akan membantu memompa darah ke seluruh tubuh.

  • Pompa balon intra-aorta. Alat berupa balon ditanam di pembuluh darah arteri utama (aorta) untuk melancarkan aliran darah dan meringankan kerja jantung.

  • Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Alat ini dipasangkan dalam tubuh untuk membantu memasok oksigen dan membuang karbon dioksida dari dalam tubuh.

Jadi, jangan tunggu sampai mengalami gagal jantung. Segera periksakan diri ke dokter bila kamu mengalami gejala miokarditis. Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan