Disfungsi Ereksi Akibat Diabetes, Bisakah Disembuhkan?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Juli 2020
Disfungsi Ereksi Akibat Diabetes, Bisakah Disembuhkan?Disfungsi Ereksi Akibat Diabetes, Bisakah Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta - Diabetes adalah salah satu yang cukup umum terjadi. Sayangnya diabetes bisa saja tidak menimbulkan gejala yang pada awalnya. Namun pada pria, disfungsi ereksi atau yang lebih umum dikenal dengan impotensi, bisa menjadi efek samping diabetes yang sangat mereka takuti, terutama pada mereka yang mengidap diabetes tipe 2.

Meskipun diabetes dan disfungsi ereksi (DE) adalah dua kondisi yang berbeda, akan tetapi mereka bisa berjalan beriringan. Disfungsi ereksi diartikan sebagai kondisi saat seorang pria tidak mampu untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat guna berhubungan seks. Kondisi ini bisa terjadi akibat kerusakan saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kontrol gula darah jangka panjang yang buruk. 

Memiliki disfungsi ereksi bisa menjadi tantangan yang cukup serius bagi kaum pria. Ini bisa membuat mereka dan pasangan merasa frustasi dan putus asa, sehingga memengaruhi keharmonisan. Jangan khawatir, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi disfungsi ereksi akibat diabetes. 

Baca juga: Berhubungan Intim yang Ideal Itu Berapa Kali Seminggu Sih?

Penyebab yang Cukup Kompleks

Melansir WebMD, diperkirakan sekitar 35 hingga 75 persen pria dengan diabetes akan mengalami setidaknya beberapa kali episode disfungsi ereksi selama hidup mereka. Pria dengan diabetes cenderung mengalami disfungsi ereksi 10 hingga 15 tahun lebih awal daripada pria tanpa diabetes. Seiring bertambahnya usia pengidap diabetes, disfungsi ereksi menjadi masalah yang lebih umum terjadi.

Sementara itu, penyebab disfungsi ereksi atau impotensi pada pria dengan diabetes cukup kompleks. Hal ini adalah kombinasi dari gangguan pada saraf, pembuluh darah, dan fungsi otot. Untuk mendapatkan ereksi, pria membutuhkan pembuluh darah yang sehat, saraf, hormon pria, dan keinginan untuk dirangsang secara seksual.

Sayangnya, diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol ereksi. Jika seorang pria memiliki jumlah hormon pria yang normal dan memiliki keinginan untuk berhubungan seks, mereka masih mungkin untuk tidak dapat mencapai ereksi yang kuat.

Ada juga beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan komplikasi diabetes dan mengarah pada impotensi, misalnya: 

  • Memiliki kadar gula darah yang tinggi dan enggan untuk mengelolanya; 
  • Cemas dan depresi;
  • Kebiasaan makan yang buruk;
  • Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga;
  • Mengalami obesitas;
  • Kebiasaan merokok;
  • Minum alkohol dalam jumlah berlebihan;
  • Mengidap hipertensi dan tidak berusaha mengontrolnya;
  • Minum obat diabetes atau lainnya yang mencantumkan disfungsi ereksi sebagai efek samping;
  • Konsumsi obat resep untuk atasi tekanan darah tinggi, nyeri, atau depresi.

Jika kamu memiliki kondisi seperti yang disebutkan di atas, maka sebaiknya ubah pola hidup kamu menjadi lebih sehat. Ini semua semata-mata agar kamu tidak mengalami disfungsi ereksi yang bisa sangat mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Kamu juga bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc mengenai tips hidup sehat yang ampuh mencegah diabetes. Atau kamu juga bisa tanyakan pada dokter cara agar terhindar dari impotensi.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Masturbasi Bisa Kena Kanker Prostat?

Perawatan Disfungsi Ereksi Akibat Diabetes 

Sejumlah perawatan untuk disfungsi ereksi bisa dilakukan. Namun, kamu perlu mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter mengenai metode apa yang paling tepat. Beberapa pengobatan tersebut, antara lain: 

  • Obat Oral. Obat-obatan disfungsi ereksi termasuk sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis, Adcirca), vardenafil (Levitra, Staxyn) atau avanafil (Stendra). Pil ini dapat membantu memperlancar aliran darah ke penis sehingga membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
  • Obat Lain. Jika pil bukan pilihan yang tepat, dokter bisa merekomendasikan supositoria kecil yang dimasukkan ke ujung penis sebelum berhubungan seks. Kemungkinan lain yaitu obat yang disuntikkan ke pangkal atau samping penis. Obat ini meningkatkan aliran darah yang membantu pria mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
  • Perangkat Penyempitan Vakum. Perangkat ini, juga disebut pompa penis atau pompa vakum adalah tabung berlubang yang diletakkan di atas penis. Alat ini memanfaatkan pompa untuk menarik darah ke penis sehingga ereksi bisa terjadi. Pita yang diletakkan di pangkal penis mempertahankan ereksi setelah tabung dilepas. Perangkat bertenaga tangan atau baterai ini mudah dioperasikan dan memiliki efek samping yang kecil. 
  • Implan Penis. Dalam kasus di mana obat-obatan atau pompa penis tidak berfungsi, implan penis bedah mungkin menjadi pilihan. Implan semirigid atau penis tiup adalah pilihan yang aman dan efektif bagi banyak pria dengan disfungsi ereksi.

Baca juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi

Itulah beberapa perawatan disfungsi ereksi yang terjadi akibat diabetes. Terpenting adalah memastikan perawatan yang tepat dengan berdiskusi dengan dokter dan memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat

Referensi:
Diabetes.co.uk. Diakses pada 2020. Diabetes and Erectile Dysfunction.
Healthline. Diakses pada 2020. Type 2 Diabetes and Erectile Dysfunction (ED): Is There a Connection?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Erectile Dysfunction and Diabetes. 
WebMD. Diakses pada 2020. Erectile Dysfunction and Diabetes.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan