Dukungan Orang Terdekat Bisa Mencegah Distimia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Agustus 2020
Dukungan Orang Terdekat Bisa Mencegah DistimiaDukungan Orang Terdekat Bisa Mencegah Distimia

Halodoc, Jakarta – Dukungan dari keluarga dan orang terdekat adalah hal yang penting dalam mengatasi masalah psikologis, termasuk distimia. Kondisi ini merupakan gangguan mental yang termasuk dalam kategori depresi, dengan gejala depresi yang cukup parah. Semakin banyak dukungan yang diterima dari orang sekitar, maka pengidap gangguan ini bisa semakin baik dalam mengontrol gejala. 

Distimia adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele, sebab bisa mengganggu kualitas hidup pengidapnya hingga berisiko mengancam nyawa. Distimia alias depresi persisten adalah kondisi yang menyebabkan pengidapnya mengalami kondisi depresi dalam jangka panjang dan bersifat kronis. Lantas, apa yang bisa dilakukan orang sekitar untuk mendukung pengidap gangguan ini?

Baca juga: Inilah Dampak Buruk Distimia pada Pengidapnya

Tips Membantu Pengidap Distimia

Gejala yang ditimbulkan pada distimia sebenarnya mirip dengan gejala depresi pada umumnya. Namun, distimia bisa berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan hingga bertahun-tahun. Selain berlangsung lama, kondisi ini juga bisa memicu pengidapnya melakukan hal-hal yang buruk, bahkan bisa mengancam nyawa. Seperti gangguan mental lainnya, distimia bisa diatasi dengan bantuan psikolog atau psikiater.

Selain penanganan oleh ahli, kondisi ini juga bisa ditangani dengan bantuan dan dukungan dari orang sekitar. Depresi bukan rasa sedih biasa dan harus segera ditangani dengan tepat. Jika dibiarkan begitu saja, depresi bisa menetap dan mengganggu kualitas hidup pengidapnya. Hubungan dengan orang sekitar dan lingkungan sosial juga bisa terganggu. 

Dukungan dari orang terdekat juga bisa membantu mencegah distimia, terutama pada orang yang memiliki faktor risiko. Dengan kehadiran orang terdekat, seseorang akan terhindar dari perasaan hampa, putus asa, sedih, hingga perasaan kosong dan sendiri yang bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui faktor apa saja yang bisa meningkatkan risiko distimia. 

Baca juga: Kaitan Depresi dengan Gangguan Obsesif Kompulsif

Jika memiliki anggota keluarga atau teman dekat yang memiliki risiko gangguan ini, pastikan untuk selalu mendukungnya. Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti kondisi ini. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengembangkan depresi menahun atau distimia, di antaranya: 

  • Faktor Keturunan 

Orang yang memiliki riwayat keluarga distimia disebut lebih rentan mengalami gangguan yang sama. Selain itu, faktor biologis juga disebut berpengaruh. Hal itu diduga berkaitan dengan perubahan pada organ otak.

  • Masalah pada Otak 

Masalah pada otak ternyata juga bisa memicu depresi. Distimia disebut berisiko terjadi karena ada gangguan zat kimia pada otak. Gangguan terjadi pada bagian otak yang berperan dalam menjaga suasana hati atau mood, sehingga berhubungan pula dengan depresi. 

  • Pengalaman Traumatis 

Tidak berbeda jauh dengan gangguan mental depresi, peristiwa traumatis juga bisa meningkatkan risiko distimia. Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan atau tingkat stres yang tinggi dapat memicu gangguan depresi persisten. Jika gejala gangguan ini terus bertahan atau bahkan bertambah buruk, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk mendapat pertolongan segera.

Baca juga: Kejadian Traumatis Bisa Sebabkan Distimia

Kamu juga bisa mencoba menyampaikan gejala depresi yang muncul pada psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi ahli melalui Video/Voice Call dan Chat. Kamu juga bisa menanyakan seputar masalah psikologis dan menyampaikan keluhan mental pada psikolog atau psikiater terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Persistent depressive disorder (dysthymia). 
Healthline. Diakses pada 2020. Persistent Depressive Disorder (Dysthymia).
Harvard University. Diakses pada 2020. Dysthymia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan