Edukasi untuk Meningkatkan Kesadaran tentang Penyakit Kusta

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Januari 2021
Edukasi untuk Meningkatkan Kesadaran tentang Penyakit KustaEdukasi untuk Meningkatkan Kesadaran tentang Penyakit Kusta

Halodoc, Jakarta - Kusta atau yang juga dikenal sebagai penyakit Hansen, adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini utamanya menyerang kulit, saraf tepi, permukaan mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta diketahui bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Penyakit ini adalah salah satu penyakit tertua di bumi. Ia tercatat sudah terjadi sejak 600 tahun sebelum Masehi.

Nyatanya edukasi mengenai penyakit kusta sangat diperlukan untuk menyadarkan mereka bahaya penyakit kusta. Pasalnya, kusta dapat disembuhkan dan pengobatan pada tahap awal. Penanganan yang tepat dan cepat pun bisa mencegah pengidapnya dari risiko kecacatan. Salah satu edukasi yang perlu masyarakat ketahui adalah cara penularannya. Sebab, kusta kemungkinan besar ditularkan melalui tetesan, dari hidung dan mulut, selama kontak dekat dan sering dengan kasus yang tidak diobati.

Baca juga: Ini 3 Mitos Penyakit Kusta yang Harus yang Harus DIketahui

Gejala Kusta yang Wajib DIketahui

Gejala penyakit kusta memang tidak muncul dalam waktu singkat. Ia bisa muncul dalam 1 tahun, bahkan bisa juga memakan waktu hingga 20 tahun atau bahkan lebih. Inilah yang mungkin menyebabkan sebagian besar orang menyepelekan bahaya penyakit kusta meski gejala awal sudah muncul.  

Padahal, tanda-tanda klinis dari penyakit kusta sangat mudah diamati. Lesi kulit biasanya memiliki pigmentasi yang berbeda dari kulit normal di sekitarnya (kurang berpigmen, kemerahan atau berwarna tembaga) dan mungkin memiliki berbagai aspek (datar, menonjol, atau nodul). Lesi kulit bisa tunggal atau ganda dan mungkin menunjukkan hilangnya sensasi pada kulit.

Penyakit kusta juga dapat diklasifikasikan berdasarkan manifestasi klinis dan hasil lesi pada kulit. Dalam klasifikasi berdasarkan lesi pada kulit, pasien yang menunjukkan lesi negatif (1-5 lesi) di semua tempat dikatakan mengidap kusta paucibacillary (PB), sedangkan yang menunjukkan lesi positif (lesi >5) di tempat mana pun dikatakan mengidap kusta multibasiler (MB).

Pada kulit, penyakit kusta bisa menimbulkan gejala seperti:

  • Bercak kulit yang berubah warna, biasanya datar, yang mungkin mati rasa dan terlihat pudar (lebih terang dari kulit di sekitarnya).
  • Pertumbuhan (nodul) di kulit.
  • Kulit tebal, kaku atau kering.
  • Bisul tidak nyeri di telapak kaki.
  • Pembengkakan atau benjolan yang tidak nyeri di wajah atau daun telinga.
  • Kehilangan alis atau bulu mata.

Sementara itu, ada juga gejala yang muncul akibat kerusakan saraf, seperti: 

  • Mati rasa pada area kulit yang terkena.
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot (terutama di tangan dan kaki).
  • Saraf yang membesar (terutama di sekitar siku dan lutut serta di sisi leher).
  • Masalah mata yang dapat menyebabkan kebutaan (saat saraf wajah terpengaruh).
  • Saraf yang membesar di bawah kulit dan bercak kulit kemerahan gelap di atas saraf yang terkena bakteri di dada pasien dengan penyakit Hansen. Bercak kulit ini mati rasa saat disentuh.
  • Saraf yang membesar di bawah kulit dan bercak kulit kemerahan gelap di atas saraf yang terkena bakteri di dada pasien dengan penyakit Hansen. Bercak kulit ini mati rasa saat disentuh.

Sedangkan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pada selaput lendir adalah:

  • Hidung tersumbat.
  • Mimisan.

Karena penyakit kusta memengaruhi saraf, kehilangan perasaan atau sensasi dapat terjadi. Saat hilangnya sensasi terjadi, cedera seperti luka bakar mungkin tidak diketahui. Karena kamu mungkin tidak merasakan sakit yang dapat memperingatkan kamu tentang bahaya pada tubuh, berhati-hatilah untuk memastikan bagian tubuh yang terkena tidak terluka.

Baca juga: Hari Kusta Internasional, Ketahui Cara Cegah Kusta Ini

Komplikasi Kusta

Jika bahaya penyakit kusta tidak dihiraukan, maka dikhawatirkan mereka akan menyebabkan gejala atau bahkan komplikasi pada stadium lanjut, misalnya: 

  • Kelumpuhan dan pincang pada tangan dan kaki.
  • Pemendekan jari kaki dan jari tangan karena reabsorpsi.
  • Bisul non-penyembuhan kronis di bagian bawah kaki.
  • Kebutaan.
  • Kehilangan alis.
  • Kerusakan hidung.

Ada juga beberapa komplikasi lain yang terkadang dapat terjadi adalah:

  • Saraf nyeri atau nyeri seperti tertekan.
  • Kemerahan dan nyeri di sekitar area yang terkena.
  • Sensasi terbakar di kulit.

Baca juga: Deteksi Kusta Sejak Dini Bisa Cegah Kecacatan

Kini kamu paham bahaya penyakit kusta, jadi sebaiknya saat ada orang terdekat atau orang yang tinggal di sekitar rumahmu ada yang mengalami gejala yang mirip kusta, kamu bisa diskusikan dahulu dengan dokter di Halodoc mengenai penanganan awal yang tepat. Dokter bisa memberikan informasi awal yang berguna untuk mencegah gejala semakin memburuk. Ambil smartphone-mu dan manfaatkan fitur tanya dokter, kapan dan di mana saja!

 

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Hansen's Disease (Leprosy).
Healthline. Diakses pada 2021. Leprosy.
World Health Organization. Diakses pada 2021. Leprosy (Hansen's Disease).


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan