Efek Samping Balita Terbiasa Makan Fast Food

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Februari 2021
Efek Samping Balita Terbiasa Makan Fast FoodEfek Samping Balita Terbiasa Makan Fast Food

Halodoc, Jakarta - Makanan siap saji atau kerap disebut fast food adalah istilah umum untuk semua jenis makanan yang kaya akan energi karena mengandung banyak lemak, gula, dan garam. Sayangnya, jenis makanan tidak sehat ini rendah nutrisi penting lainnya, seperti protein, serat, vitamin, dan mineral.

Namun, makanan cepat saji sangat menarik bagi kebanyakan anak karena memiliki rasa yang enak, harga yang relatif lebih murah, dan bisa segera dikonsumsi. Tidak heran jika makanan siap saji akan membuat anak mengalami ketagihan. Lalu, bagaimana jika anak terbiasa makan makanan siap saji? Adakah efek sampingnya? Simak pembahasannya di bawah ini!

Dampak Terbiasa Konsumsi Makanan Siap Saji bagi Balita

Asupan junk food yang terlalu sering akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari. Pasalnya, satu porsi makanan cepat saji dapat menambahkan 160 dan 310 kilokalori ekstra ke asupan kalori harian untuk remaja dan anak.

Baca juga: 7 Alasan Makanan Cepat Saji Tidak Baik dan Sehat

Balita memakan fast food akan berakibat kekurangan vitamin, seperti A dan C, serta mineral, seperti magnesium dan kalsium akan berdampak pada terjadinya defisiensi dan osteoporosis serta karies gigi akibat asupan gula yang lebih tinggi. Lalu, adanya tambahan zat pewarna makanan yang berbahaya juga lemak trans yang tidak sehat di banyak makanan cepat saji, serta keamanan penyiapan makanan yang tidak terjamin, sering kali menciptakan masalah kesehatan baru. 

Asupan makanan cepat saji lebih dari tiga kali seminggu dikaitkan dengan kemungkinan besar gangguan atopik seperti asma, eksim, atau rhinitis. Sementara itu, keparahan asma hampir 40 persen lebih tinggi pada remaja dan lebih dari 25 persen pada anak-anak yang lebih muda. Lalu, mengonsumsi junk food 4–6 kali seminggu menyebabkan penurunan kemampuan berhitung dan membaca, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan siap saji. 

  • Sembelit

Asupan kalori, lemak, gula, dan karbohidrat lain dalam makanan yang berlebihan dan berulang akan mengubah keinginan anak. Ini akan mengurangi kemungkinan anak mengonsumsi makanan serat, buah-buahan, susu, dan sayuran. Akibatnya, anak pun rentan mengalami sembelit. 

Baca juga: Tetap Sehat Meski Banyak Makan Manis

  • Kecanduan

Mengonsumsi banyak makanan cepat saji di masa kanak-kanak akan membuat mereka sulit mengonsumsi makanan sehat nantinya. Rasa makanan cepat saji yang membuat ketagihan membuat lidah menjadi tidak terbiasa dengan masakan rumahan. 

  • Penurunan Kemampuan Akademik

Makanan cepat saji dapat menyebabkan gangguan kinerja akademis, seperti kurangnya fokus dan konsentrasi. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pembelajaran dan kemampuan akademik anak di sekolah. 

  •  Hiperaktif

Asam lemak esensial biasanya akan berkurang atau bahkan menghilang dalam makanan cepat saji. Ini termasuk asam lemak tak jenuh ganda omega-3 dan omega-6 yang tidak dapat diproduksi di dalam tubuh, tetapi penting untuk pembuatan membran sel, dan diperlukan dalam konsentrasi tinggi di dalam otak dan retina. Kurangnya nutrisi tersebut dikaitkan dengan peningkatan perilaku antisosial dan hiperaktif, meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan hal ini.

Baca juga: Perlu Tahu Bahaya Terlalu Sering Ngemil Permen

Jadi, batasi asupan makanan siap saji pada anak, bahkan hindari konsumsinya jika perlu. Biasakan anak untuk mengonsumsi makanan sehat dan rumahan agar tercukupi semua kebutuhan nutrisi harian tubuhnya. Jangan lupa, berikan suplemen dan vitamin penunjang jika memang dibutuhkan, ibu bisa mendapatkannya di apotek terdekat langsung tanpa perlu keluar rumah. Gunakan layanan pharmacy delivery dari aplikasi Halodoc jika ingin membeli obat dan vitamin lebih mudah dan praktis. 



Referensi:
News Medical Life Science. Diakses pada 2021. How Fast Food Affects Children's Health.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan