Efek Samping Obat Batuk yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 April 2021
Efek Samping Obat Batuk yang Perlu DiketahuiEfek Samping Obat Batuk yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta - Ketika batuk menyerang sebagian orang biasanya langsung tertuju pada obat batuk untuk meredakan gejalanya. Obat batuk yang dipilih bisa berbagai macam, baik melalui resep dokter atau yang dijual bebas. 

Batuk terjadi dua macam, yaitu batuk berdahak dan kering. Keduanya dapat diredakan melalui obat batuk. Namun, obat batuk berdahak dan kering tidaklah sama. Obat batuk sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu penekan batuk (cough suppressants) dan ekspektoran (expectorants). 

Obat batuk berupa cough suppressants bertujuan untuk menekan batuk. Sementara itu, obat batuk jenis ekspektoran dapat membuat batuk lebih efektif dengan meningkatkan produksi lendir di paru-paru dan saluran udara. Dengan mengonsumsi ekspektoran dahak menjadi lebih encer. 

Meski tujuannya untuk mengobati batuk, ada kalanya obat batuk dapat menimbulkan efek samping walau kasusnya jarang terjadi. Mau tahu apa saja efek samping yang bisa terjadi? 

Baca juga: 5 Tips Redakan Flu dan Batuk Anak saat Puasa

Efek Samping yang Beragam

Pada dasarnya, kebanyakan orang yang mengonsumsi obat batuk tidak memiliki efek samping. Beberapa obat batuk (misalnya, pholcodine dan diphenhydramine) dapat menyebabkan kantuk. Jika dirimu mengantuk setelah minum obat batuk, kamu tidak diperbolehkan untuk mengemudi dan atau mengoperasikan mesin. 

Selain mengantuk, obat batuk juga bisa menimbulkan efek samping berupa:

  • Pusing.
  • Muntah.
  • Mual.
  • Insomnia.
  • Gelisah.
  • Gangguan ringan pada pencernaan.
  • Mulut kering.
  • Kerusakan hati (terutama bagi seseorang yang mengonsumsi alkohol dan jika dikonsumsi dalam dosis besar dan jangka panjang).

Sebenarnya, efek samping obat batuk amat beragam. Satu jenis atau merek obat batuk, bisa memiliki efek samping yang berbeda dengan jenis atau merek lainnya.

Hal yang perlu diingat, penjelasan lengkap mengenai efek samping obat batuk, bisa kok kamu temukan dengan mudah pada kemasan obat. Oleh sebab itu, kamu harus selalu membaca petunjuk pemakaian obat batuk sebelum mengonsumsinya.

Di samping itu, jangan sembarangan mengonsumsi obat batu, termasuk antibiotik. Pasalnya, bisa saja obat batuk yang kamu pilih tidak sesuai dengan jenis batuk yang sedang diidap. Nah, hal ini justru dapat menyebabkan efek samping yang merugikan. 

Baca juga: 4 Cara Ampuh Mengatasi Batuk Berdahak

Nah, bagi kamu yang ingin membeli obat batuk tanpa atau dengan resep dokter, bisa kok menggunakan aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu repot keluar rumah.

Bukan Untuk Jangka Panjang

Apa jadinya bila batuk tak kunjung mereda meski sudah mengonsumsi obat batuk? Ingat, sama seperti semua obat, obat batuk cuma boleh diminum untuk jangka waktu yang singkat. Kebanyakan orang hanya perlu mengonsumsi obat batuk selama beberapa hari.

Umumnya, kebanyakan batuk tidak berlangsung lebih dari 2-3 minggu. Nah, bila batuk tak kunjung membaik atau berlangsung lama, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan dan saran medis yang tepat. 

Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Di samping itu, segera temui dokter bila batuk disertai gejala lain, seperti:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas.
  • Gatal-gatal atau wajah atau tenggorokan bengkak dengan kesulitan menelan.
  • Telah melakukan kontak dengan seseorang yang mengidap TBC.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja atau keringat malam (bisa jadi tuberkulosis).
  • Bayi berusia kurang dari 3 bulan yang batuk.
  • Batuk berlangsung lebih dari 10 hingga 14 hari.
  • Batuk yang menghasilkan darah.
  • Demam (mungkin merupakan tanda infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik).
  • Suara bernada tinggi (disebut stridor) saat menarik napas.
  • Dahak kental, berbau busuk, berwarna hijau kekuningan (bisa jadi merupakan infeksi bakteri).
  • Batuk hebat yang dimulai dengan cepat.

Baca juga: Mitos atau Fakta Wanita Berisiko Tinggi Alami Batuk Kronis

Ingat, jangan terus mengonsumsi obat batuk bila tak ada perbaikan. Jika satu dosis obat batuk tidak dapat membantu, lebih banyak atau menggandakan dosisnya tak akan menyelesaikan masalah. Hal sebaliknya yang bisa terjadi, kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko overdosis.

Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021.Cough
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Cold and Cough Medicines
Patient. Diakses pada 2021. Cough Medicines
Web MD. Diakses pada 2021. Cough Medicine: Should You or Shouldn’t You?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan