Efek Samping PPI Jangka Panjang pada Kesehatan Tulang

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juni 2022

“Penggunaan proton pump inhibitor (PPI) jangka panjang dapat meningkatkan risiko defisiensi kalsium bahkan osteoporosis. Oleh sebab itu, suplementasi kalsium dan vitamin D amat diperlukan untuk mencegah kondisi tersebut.”

Efek Samping PPI Jangka Panjang pada Kesehatan TulangEfek Samping PPI Jangka Panjang pada Kesehatan Tulang

Halodoc, Jakarta – Proton pump inhibitor (PPI) atau penghambat pompa proton adalah salah satu obat-obatan yang sering digunakan untuk menurunkan produksi asam lambung.

Jenis obat-obatan ini umumnya dipakai untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan, seperti refluks gastroesofageal (GERD), ulkus peptikum simptomatik, dispepsia non ulkus, dan untuk mencegah perdarahan gastrointestinal pada pasien yang menerima terapi antiplatelet. 

Lantas, apa yang menjadi hubungan antara terapi PPI dalam jangka panjang pada kesehatan tulang? Simak berikut ini ulasannya. 

Baca juga: Ketahui Pentingnya Vitamin D untuk Pertumbuhan Anak

Penggunaan PPI Jangka Panjang pada Kesehatan Tulang

Pada dasarnya, obat-obatan PPI ini kelompok obat yang berperan dalam pengurangan produksi asam lambung. Obat ini berguna untuk mengurangi gejala dari gangguan pencernaan yang dialami oleh seseorang. Ketika produksi asam lambung menurun, maka akhirnya mampu mengurangi gejala gangguan pencernaan.

Perlu dipahami, bahwa PPI hanya boleh digunakan atas persetujuan resep dokter. Meskipun penggunaannya sudah dipastikan aman, tetap ada sejumlah efek samping dari penggunaan obat ini. Efek samping yang sering dikeluhkan mencakup sakit perut, diare, dan sakit kepala.

Penelitian terbaru juga menunjukkan, obat PPI dapat menyebabkan defisiensi kalsium dan risiko patah tulang  apabila dikonsumsi dalam jangka panjang. 

Penelitian berjudul Role of Proton Pump Inhibitors in Calcium Absorption, Bone Resorption, and Risk of Hip Fracture mengungkapkan bahwa sebagian besar data menunjukkan jika PPI dapat menurunkan penyerapan kalsium usus, yang dapat berdampak negatif pada kekuatan tulang. 

Hal ini disebabkan karena kalsium karbonat akan lebih sulit diserap di lingkungan dengan pH yang tinggi karena penggunaan PPI. 

Studi berjudul The risks of long-term use of proton pump inhibitors: a critical review juga menyebutkan bahwa penggunaan PPI berkaitan dengan berbagai defisiensi mikronutrien. Kurangnya penyerapan kalsium tubuh juga berkaitan dengan defisiensi mikronutrien akibat pemakaian PPI jangka panjang ini. 

Baca juga: Cara Tepat Memenuhi Asupan Vitamin D untuk Tubuh

Pentingnya Asupan Vitamin D untuk Mencegah Defisiensi Kalsium

Banyaknya penelitian yang mengaitkan antara pemakaian PPI jangka panjang dengan osteoporosis membuat pemberian vitamin dan suplemen akan dibutuhkan.

Melansir dari sebuah studi berjudul Calcium and Vitamin D Supplementation on Bone Health: Current Evidence and Recommendations, osteoporosis meningkatkan risiko patah tulang, dan morbiditas dan mortalitas secara nyata. Suplemen kalsium dan vitamin D telah lama dikenal mampu mencegah dan mengelola osteoporosis.

Institute of Medicine Committee dan American Geriatrics Society juga mendukung peranan suplementasi kalsium dan vitamin D untuk kesehatan tulang. Orang dewasa dan lansia setidaknya perlu mendapatkan 1000 IU per hari vitamin D dengan 1000–1200 miligram per hari kalsium untuk mengurangi risiko patah tulang.

Studi lain berjudul Calcium intake and bone mineral density: systematic review and meta-analysis juga mengungkapkan, asupan kalsium dari sumber makanan atau dengan mengonsumsi suplemen kalsium mampu meningkatkan bone mineral densitometry (BMD) atau kepadatan tulang. Dengan demikian, risiko osteoporosis maupun patah tulang bisa diminimalisir. 

Baca juga: 6 Makanan untuk Memperkuat Tulang dan Mencegah Osteoporosis

Bagi kamu yang rutin mengonsumsi PPI dan khawatir mengalami defisiensi kalsium, nah, kamu bisa pilih suplementasi kalsium 500 mg per tablet dan juga mengandung vitamin D3 yang nyaman dikonsumsi dengan harga terjangkau. 

Segera dapatkan suplemen ini di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sampai sakit, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
National Library of Medicine. Diakses pada 2022. The risks of long-term use of proton pump inhibitors: a critical review.
SAGE Journals. Diakses pada 2022. Role of Proton Pump Inhibitors in Calcium Absorption, Bone Resorption, and Risk of Hip Fracture.  
Europe PMC. Diakses pada 2022. Association of long-term proton pump inhibitor therapy with bone fractures and effects on absorption of calcium, vitamin B12, iron, and magnesium.
Science Direct. Diakses pada 2022. Calcium and Vitamin D Supplementation on Bone Health: Current Evidence and Recommendations.
The BMJ. Diakses pada 2022. Calcium intake and bone mineral density: systematic review and meta-analysis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan