Eklampsia Sebenarnya Bisa Dicegah dengan Pola Hidup Ini

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Agustus 2019
Eklampsia Sebenarnya Bisa Dicegah dengan Pola Hidup IniEklampsia Sebenarnya Bisa Dicegah dengan Pola Hidup Ini

Halodoc, Jakarta – Eklampsia adalah komplikasi parah dari preeklampsia. Ini adalah kondisi yang jarang, tetapi serius di mana tekanan darah tinggi menyebabkan kejang selama kehamilan. Kejang adalah periode aktivitas otak yang terganggu yang dapat menyebabkan penurunan kewaspadaan dan kejang-kejang (guncangan hebat). 

Mencegah eklampsia tentunya berkaitan dengan preeklampsia. Mengontrol gejala preeklampsia dapat mencegah komplikasi. Mau tahu lebih banyak mengenai pola hidup yang harus dilakoni untuk pencegahan eklampsia, baca lanjutannya di sini!

Baca juga: Hati-Hati, 5 Faktor Ini Bisa Sebabkan Keguguran

Pola Hidup untuk Pengidap Eklampsia

Masih rancu dengan perbedaan antara eklampsia dan preeklampsia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk pasangan. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, ibu bisa mengelola supaya tekanan darah tetap normal, sehingga terhindar dari  eklampsia. Ini termasuk pola makan dan olahraga. Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah eklampsia yaitu:

  1. Memasukkan sedikit atau tanpa garam tambahan dalam makanan;

  2. Minum 6–8 gelas air sehari;

  3. Jangan terlalu makan banyak makanan goreng dan junk food;

  4. Istirahat yang cukup;

  5. Berolahraga secara teratur;

  6. Tinggikan kaki beberapa kali di siang hari, bila terlalu sering berjalan;

  7. Hindari minum alkohol;

  8. Hindari minuman yang mengandung kafein; dan

  9. Konsumsi obat atau suplemen yang disarankan oleh dokter.

Pemeriksaan Rutin selama Kehamilan

Pada setiap pemeriksaan kehamilan, dokter perlu memeriksa tekanan darah, kadar urine, dan melakukan tes darah yang mungkin menunjukkan jika ibu hamil mengalami eklampsia. Dokter mungkin juga melakukan tes-tes lain yang meliputi memeriksa fungsi-fungsi pembekuan ginjal dan darah, pemindaian ultrasound untuk memeriksa pertumbuhan bayi, dan pemindaian doppler untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta.

Baca juga: 5 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Ibu Hamil

Eklampsia menyerang sekitar 1 dari setiap 200 wanita dengan preeklampsia. Ibu hamil dapat mengembangkan eklampsia bahkan jika tidak memiliki riwayat kejang. Obat untuk melahirkan bayi

Kondisi eklampsia sangat memengaruhi kesehatan bayi dalam kandungan, salah satunya adalah mencegah plasenta mendapatkan cukup darah. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, bayi akan kekurangan suplai oksigen demikian juga makanan. Akibatnya, berat badan bayi menjadi rendah. 

Jika kehamilan kurang dari 34 minggu, kecil kemungkinannya persalinan bisa dilakukan secara normal. Karenanya, operasi caesar diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih jauh.  Apalagi jika bayi menunjukkan tanda-tanda kompromi, seperti penurunan denyut jantung janin, persalinan caesar harus segera dilakukan. 

Beberapa pasien mungkin diberikan steroid intramuskuler untuk mematangkan paru-paru janin, jika usia kehamilan janin kurang dari 32 minggu. Bayi yang lahir prematur biasanya akan tinggal di rumah sakit lebih lama. 

Perlu diketahui, ketika di kehamilan pertama seorang wanita mengalami eklampsia ataupun preeklampsia, biasanya akan terjadi pengulangan di kehamilan selanjutnya. Komplikasi dapat timbul pada kehamilan karena berbagai alasan. 

Terkadang kondisi kesehatan sebelum kehamilan menjadi faktor pemicu problem kesehatan saat hamil. Namun, di beberapa kesempatan, justru masalah muncul setelah hamil akibat dari perubahan hormon dan tubuh yang terjadi selama kehamilan.

Selalulah berdiskusi dengan dokter jika ibu hamil memiliki kekhawatiran mengenai risiko komplikasi. Jika punya pertanyaan yang tidak terjawab, tanyakan saja di Halodoc!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2019. Eclampsia.
WebMD. Diakses pada 2019. Understanding Preeclampsia and Eclampsia.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2019. Preeclampsia.