Enggak Sengaja Ngompol, Tekanan Sebabkan Inkontinensia Urine?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   01 November 2019
Enggak Sengaja Ngompol, Tekanan Sebabkan Inkontinensia Urine?Enggak Sengaja Ngompol, Tekanan Sebabkan Inkontinensia Urine?

Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami kesulitan untuk menahan buang air kecil sehingga sebabkan ngompol? Jika terjadi sesekali ini mungkin menjadi masalah, namun jika terjadi terlalu sering, maka kondisi ini bisa mengindikasi gejala inkontinensia urine. Kondisi ini umumnya terjadi pada lansia, dan lebih sering lagi dialami wanita dibandingkan pria.

Meskipun umumnya bukan kondisi yang berbahaya, namun mereka yang alami inkontinensia urine bisa mengalami dampak buruk pada psikologis dan kehidupan sosialnya. Kondisi ini bisa terjadi akibat tekanan pada kandung kemih. Tekanan ini bisa terjadi akibat batuk, bersin, tertawa keras, atau mengangkat beban. Tekanan ini menyebabkan otot saluran kemih terlalu lemah untuk menahan urine. Pelemahan otot kandung kemih ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi pasca operasi, seperti rusaknya saluran kemih.

Baca juga: Mengompol saat Dewasa Bisa Jadi Gejala Inkontinensia Urine?

Apa Saja Gejala Saat Alami Inkontinensia Urine?

Pada kondisi yang ringan, kadang urine akan menetes sedikit saat seseorang batuk atau bersin, atau pada saat ia berjalan ke toilet. Sementara untuk tingkat ringan hingga menengah, urine bisa menetes setiap hari sehingga pengidapnya disarankan untuk menggunakan pembalut atau sejenis popok. Pada kasus yang parah, urine bisa keluar hampir setiap jam per hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini tidak bisa disepelekan, jika kamu pernah alami kondisi ini walau gejalanya masih ringan segera periksakan diri ke rumah sakit. Pemeriksaan wajib dilakukan untuk mencegah kondisi semakin buruk. Supaya lebih praktis pun, kamu bisa membuat janji dengan dokter pakai aplikasi Halodoc

Apa Saja Penyebab Inkontinensia Urine?

Terdapat beberapa hal yang sebabkan seseorang alami inkontinensia urine, misalnya akibat meningkatnya tekanan pada daerah perut, inkontinensia urine darurat, dan bocornya urine karena penuhnya kandung kemih.

  • Tekanan pada daerah perut bisa sebabkan seseorang alami kondisi ini. Beberapa hal dicurigai menjadi penyebabnya seperti sering batuk, bersin, terlalu sering mengangkat barang, atau olahraga. Tidak hanya itu, tekanan bisa meningkat akibat kehamilan, melahirkan, atau pertambahan usia.  

  • Inkontinensia urine sebabkan urine keluar secara darurat dan dengan frekuensi tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh merokok, kafein, alkohol, atau penuaan.

  • Kandung kemih yang selalu penuh bisa sebabkan seseorang alami inkontinensia urine. Pengidapnya merasa bahwa kandung kemih tidak kosong dan urine akan terus menetes. Banyak juga masalah yang terjadi akibat kondisi kandung kemih yang memburuk, bahkan setelah menopause.

Baca juga: Ashanty Sering Ngompol, Ini Penjelasan Medisnya

Apa Saja Pengobatan untuk Atasi Inkontinensia Urine?

Pengobatan terhadap inkontinensia urine dilakukan berdasarkan penyebabnya, gejala yang dialami, juga berdasar pada tingkat keparahan gejala. Nah, beberapa jenis pengobatan inkontinensia urine yang bisa dilakukan, yaitu: 

  • Terapi guna memperkuat otot dasar panggul. Pengobatan ini bertujuan meningkatkan kendali atas aliran urine. Terapi ini bisa dilakukan dengan latihan menahan buang air kecil, senam kegel, atau menjadwalkan waktu buang air kecil.

  • Pemberian obat penghambat alfa. Tujuannya untuk mengurangi kontraksi otot panggul dan kelenjar prostat.

  • Suntik botox. Pengobatan ini bisa dilakukan langsung ke dalam otot kandung kemih untuk melemaskan otot kandung kemih yang terlalu aktif.

  • Pemasangan cincin pesarium. Cincin pesarium digunakan untuk mencegah turunnya rahim, yang dapat mengakibatkan seseorang alami inkontinensia urine.

  • Operasi. Operasi bisa apabila beberapa pengobatan di atas tidak efektif mengatasi gejala.

Sementara itu, beberapa metode operasi yang bisa dilakukan antara lain: 

  • Memasang penyangga (sling) di sekitar leher kandung kemih, untuk menahan dan mencegah kebocoran urine;

  • Menaikkan leher kandung kemih, kemudian menjahitnya, untuk mencegah kebocoran urine saat kandung kemih mendapat tekanan. Metode ini disebut kolposuspensi (colposuspension).

  • Memasang otot buatan di sekitar leher kandung kemih. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga agar urine tidak mudah keluar hingga pengidapnya benar-benar ingin buang air kecil.

  • Memasang jaring tipis di belakang saluran kemih untuk menopang saluran kemih agar selalu pada posisinya

  • Memperbaiki organ panggul yang turun, untuk mengembalikan panggul ke posisi normal dan mencegah kebocoran urine.

Baca juga: Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Inkontinensia Urine

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2019. What Is Urinary Incontinence?
Healthline. Diakses pada 2019. Urinary Incontinence.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan