Fakta Dispepsia, Penyakit yang Lebih Dikenal Sebagai Mag

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 Februari 2019
Fakta Dispepsia, Penyakit yang Lebih Dikenal Sebagai MagFakta Dispepsia, Penyakit yang Lebih Dikenal Sebagai Mag

Halodoc, Jakarta – Dispepsia sering didefinisikan sebagai nyeri persisten atau berulang atau ketidaknyamanan di perut bagian atas. Gejala gangguan pencernaan dapat meliputi sensasi terbakar di perut atau perut bagian atas, sakit perut, kembung (perasaan penuh), bersendawa dan gas, mual dan muntah, rasa asam, serta gejala-gejala ini dapat meningkat pada saat stres.

Orang-orang sering mengalami mulas (sensasi terbakar jauh di dalam dada) bersama dengan gangguan pencernaan. Tapi, mules itu sendiri adalah gejala yang berbeda yang dapat mengindikasikan masalah lain.

Baca juga: 4 Jenis Gangguan Lambung

Orang-orang dari segala usia, baik laki-laki maupun perempuan bisa dipengaruhi oleh gangguan pencernaan. Ini sangat umum. Risiko seseorang meningkat seiring dengan:

  1. Konsumsi alkohol berlebih

  2. Penggunaan obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung, seperti aspirin dan penghilang rasa sakit lainnya

  3. Kondisi di mana ada kelainan pada saluran pencernaan, seperti mag

  4. Masalah emosional, seperti kecemasan atau depresi

Diagnosa Dispepsia

Jika kamu mengalami gejala gangguan pencernaan dispepsia, buat janji temu ke dokter. Karena gangguan pencernaan adalah istilah yang begitu luas akan sangat membantu jika dokter memberikan gambaran yang tepat tentang ketidaknyamanan yang kamu alami. Supaya kamu tahu pasti apakah kamu mengalami dispepsia atau bukan. Cobalah untuk menentukan di mana di perut biasanya terjadi ketidaknyamanan.

Baca juga: Asam Lambung Naik setelah Makan? Hati-Hati Sindrom Dispepsia

Dokter akan mengesampingkan kondisi mendasar yang mungkin menyebabkan gejala. Dokter Anda mungkin melakukan beberapa tes darah dan mungkin memiliki rontgen perut atau usus kecil. Dokter mungkin juga menyarankan melakukan endoskopi bagian atas untuk melihat lebih dekat pada bagian dalam lambung. Selama prosedur, endoskop - tabung fleksibel yang berisi cahaya dan kamera untuk menghasilkan gambar dari dalam tubuh - digunakan untuk melihat ke dalam perut.

Pencegahan Dispepsia

Cara terbaik untuk mencegah dispepsia adalah dengan menghindari makanan dan situasi yang tampaknya menyebabkannya. Mengidentifikasi makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan adalah cara terbaik yang bisa kamu terapkan. Berikut beberapa saran lain:

  1. Makanlah dalam porsi kecil, sehingga perut enggak harus bekerja keras atau lama.

  2. Makan perlahan.

  3. Hindari makanan yang mengandung banyak asam, seperti buah jeruk dan tomat.

  4. Kurangi atau hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein.

  5. Jika stres adalah pemicu gangguan pencernaan, pelajari metode baru untuk mengelola stres, seperti teknik relaksasi dan biofeedback.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Tukak Lambung

  1. Jika kamu merokok, berhentilah. Merokok dapat mengiritasi lapisan perut.

  2. Kurangi konsumsi alkohol, karena alkohol juga dapat mengiritasi lapisan perut.

  3. Hindari mengenakan pakaian ketat, karena mereka cenderung menekan perut yang dapat menyebabkan isinya memasuki kerongkongan.

  4. Jangan berolahraga dengan perut penuh. Sebaliknya, berolahraga sebelum makan atau setidaknya satu jam setelah makan.

  5. Jangan berbaring tepat setelah makan. Tunggu setidaknya tiga jam setelah makan terakhir sebelum tidur.

  6. Tidur dengan kepala terangkat (setidaknya 6 inci) di atas kaki dan gunakan bantal untuk menopang diri. Ini akan membantu membiarkan cairan pencernaan mengalir ke usus daripada ke kerongkongan.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai dispepsia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan