Fakta Unik Pandemi Penyakit Flu dalam Sejarah Manusia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Januari 2021
Fakta Unik Pandemi Penyakit Flu dalam Sejarah ManusiaFakta Unik Pandemi Penyakit Flu dalam Sejarah Manusia

Halodoc, Jakarta - Ingatkah kamu pada pandemi influenza yang terjadi pada tahun 1918 silam? Diperkirakan 100 juta orang meninggal dunia, menyumbang sebesar 5 persen dari total populasi dunia dan lebih dari setengah miliar orang terinfeksi virus ini. Namun, fakta paling mengejutkan adalah penyakit ini menyerang dan merenggut nyawa orang dewasa muda yang sehat, dibandingkan dengan lansia dan anak-anak yang lebih rentan. 

Sayangnya, pandemi flu tahun itu telah melahirkan berbagai informasi yang keliru sehingga banyak bermunculan kesalahpahaman dan ketimpangan informasi. Akibatnya, beredar kabar yang masih belum jelas kebenarannya dan tersebar hingga ke banyak telinga. Jangan percaya, sebelum kamu membaca ulasan berikut ini. 

  • Pandemi Berasal dari Spanyol

Namun, flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Nama penyakit ini bisa didapat karena Perang Dunia I yang kala itu sedang meletus. Negara yang terlibat sangat ingin menahan serangan musuh sehingga laporan tentang tingkat penyebaran flu ditekan di Jerman, Austria, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Flu Vs COVID-19, Mana yang Lebih Berbahaya?

Sementara itu, Spanyol yang netral tidak melakukannya sehingga muncul anggapan bahwa flu berasal dari negara tersebut. Faktanya, asal muasal flu masih jadi perdebatan hingga kini, meski banyak hipotesis yang mengatakan bahwa pandemi berasal dari Asia Timur, Eropa, hingga Kansas.

  • Pandemi Merupakan Hasil Kerja Virus Super

Flu pada tahun 1918 silam memang menyebar dengan sangat cepat, menewaskan sekitar 25 juta orang dalam enam bulan pertama. Hal ini tentu akan sangat menakutkan bagi umat manusia, lantas beranggapan bahwa virus ini sangat mematikan. Namun, studi yang diterbitkan dalam The Journal of Infectious Diseases, mengungkapkan bahwa virus itu sendiri, meski lebih mematikan daripada jenis lainnya, secara mendasar tidak jauh berbeda dengan penyebab epidemi pada masa lainnya. Tingkat kematian yang tinggi dikaitkan dengan sanitasi dan gizi yang buruk, serta kepadatan penduduk selama perang berlangsung. 

  • Virus Ini Menghilangkan Nyawa Sebagian Besar Orang yang Tertular

Faktanya, sebagian besar orang yang tertular virus flu 1918 mampu bertahan. Angka kematian nasional di antara mereka yang terinfeksi umumnya tidak lebih dari 20 persen. Meski begitu, tingkat kematian ini tetap bervariasi pada setiap kelompok yang berbeda. 

Baca juga: Hati-Hati, Penyakit Flu Bisa Jadi Sangat Berbahaya

  • Imunisasi Mengakhiri Pandemi

Imunisasi flu yang dikenal sekarang ternyata tidak dilakukan pada tahun 1918 sehingga tidak bisa dikatakan bahwa imunisasi mengakhiri pandemi. Pajanan terhadap jenis flu sebelumnya bisa jadi memberikan perlindungan pada tubuh. Selain itu, virus yang bermutasi dengan cepat kemungkinan besar berevolusi dari waktu ke waktu menjadi jenis yang tidak terlalu mematikan. 

  • Gelombang Pertama Pandemi Paling Mematikan

Sebenarnya, gelombang awal kematian akibat pandemi pada paruh pertama tahun 1918 relatif rendah. Namun, pada gelombang kedua, dari Oktober hingga Desember tahun itu, angka kematian menjadi sangat tinggi. Gelombang ketika pun lebih mematikan dari pertama, tetapi tidak lebih dari gelombang kedua. Para ilmuwan percaya bahwa meningkatnya kasus kematian diikuti oleh kondisi yang mendukung penyebaran strain virus yang lebih membahayakan.

Baca juga: Ini 5 Benda yang Efektif Sebarkan Virus Flu

Hingga kini, kamu disarankan untuk mendapatkan vaksin flu demi melindungi tubuh dari bahaya virus flu. Tidak perlu repot, sekarang mendapatkan vaksin di rumah sakit jauh lebih mudah dengan adanya aplikasi Halodoc. Kamu bisa membuat janji terlebih dahulu agar tidak harus mengantre sesampainya di rumah sakit.



Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. The “Greatest Pandemic in History” Was 100 Years Ago – But Many of Us Still Get the Basic Facts Wrong.
John F. Brundage and G. Dennis Shanks. 2007. Diakses pada 2021. What Really Happened during the 1918 Influenza Pandemic? The Importance of Bacterial Secondary Infections. The Journal of Infectious Diseases 196(11): 1717-1718.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan