Faktor Genetik Berperan dalam Kondisi Hiperemesis Gravidarum

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Oktober 2020
Faktor Genetik Berperan dalam Kondisi Hiperemesis GravidarumFaktor Genetik Berperan dalam Kondisi Hiperemesis Gravidarum

Halodoc, Jakarta - Mengalami mual dan muntah atau dikenal dengan istilah morning sickness pada kehamilan trimester pertama sebenarnya merupakan kondisi yang wajar terjadi. Namun, jika hal ini terjadi secara berlebihan, terus-menerus, dan hingga membuat kamu tidak bisa beraktivitas dan dehidrasi, kamu harus waspada, karena hal itu mengindikasikan tanda hiperemesis gravidarum.

Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum juga bisa mengakibatkan ibu hamil mengalami penurunan berat badan dan gangguan elektrolit dalam tubuh. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini sudah pasti sangat berbahaya bagi ibu dan janin yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rahim.

Faktor Genetik dan Hiperemesis Gravidarum

Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang mengalami hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini sering dihubungkan dengan kadar hormon HCG yang tinggi dalam darah. Hormon HCG sendiri diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan trimester pertama dan kadarnya akan terus mengalami peningkatan selama kehamilan.

Baca juga: Benarkah Hamil Muda Berisiko Alami Hiperemesis Gravidarum?

Akan tetapi, studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology, mengungkapkan bahwa ada kaitan antara faktor genetik dengan kondisi hiperemesis gravidarum. Jadi, jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum, kamu bisa jadi memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya. 

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa kondisi hiperemesis yang parah sering kali menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem dan dapat mengakibatkan kejadian kurang nutrisi, malnutrisi, hingga kelaparan bagi ibu dan janin yang sedang berkembang. Pada janin, kondisi ini bisa mengakibatkan bayi lahir lebih cepat atau prematur, berat badan lahir rendah, hingga janin meninggal dalam kandungan.

Baca juga: Sering Mual saat Trimester Kedua, Ibu Harus Apa?

Oleh karena itu, jika kamu sedang hamil dan mengalami mual dan muntah yang parah, terus-menerus hingga kamu mengalami kesulitan makan, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Agar kamu segera mendapatkan penanganan, gunakan aplikasi Halodoc. Aplikasi Halodoc bisa kamu gunakan untuk tanya jawab dengan dokter ahli kandungan sekaligus membuat janji untuk berobat ke rumah sakit terdekat. 

Selain tingginya kadar HCG dalam darah dan faktor genetik, hiperemesis gravidarum juga lebih berisiko terjadi pada wanita yang baru pertama kali hamil, mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, pernah mengalami hamil anggur atau hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya, dan mengandung anak kembar. 

Mengenali Gejala Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah yang terus-menerus menjadi tanda khas dari hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah ini bisa mengakibatkan kamu kehilangan nafsu makan, pusing, lemas, hingga dehidrasi. Tidak hanya itu, kamu juga bisa mengalami sembelit, inkontinensia urin, jantung berdebar air liur yang berlebih dan menjadi sangat sensitif terhadap bau ketika mengalami hiperemesis gravidarum.

Baca juga: Alasan Ibu Hamil Tidak Alami Morning Sickness di Trimester 1

Gejala ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan menginjak 4 hingga 6 minggu, dan mulai berkurang pada usia kehamilan antara 14 hingga 20 minggu. Lain halnya dengan mual dan muntah biasa, hiperemesis gravidarum harus mendapatkan penanganan di rumah sakit, biasanya dengan mengganti cairan tubuh yang hilang, pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan mengembalikan nafsu makan. 

Agar terhindar dari kondisi ini, kamu disarankan untuk banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat di awal kehamilan, tetap makan dalam porsi kecil tetapi sering, dan menghindari konsumsi makanan yang bisa memicu rasa mual. 



Referensi: 
Yafeng Zhang, M.S., et al. 2011. Diakses pada 2020. Familial Aggregation of Hyperemesis Gravidarum. American Journal of Obstetrics and Gynecology 204(3): 230.e1-230.e7.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Hyperemesis Gravidarum?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan