5 Faktor Risiko Sindrom Eisenmenger

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 April 2020
5 Faktor Risiko Sindrom Eisenmenger5 Faktor Risiko Sindrom Eisenmenger

Halodoc, Jakarta - Namanya mungkin masih asing, sindrom eisenmenger adalah kelainan bawaan yang menyebabkan bercampurnya darah bersih dan kotor. Kondisi ini membuat tubuh mudah lelah dan membiru. Bercampurnya darah bersih dan kotor ini umumnya terjadi atau dipicu oleh kelainan atau penyakit bawaan.

Pada kebanyakan kasus, sindrom eisenmenger dipicu oleh penyakit jantung bawaan. Paling sering, kondisi ini terjadi akibat adanya lubang pada sekat ruang jantung. Akibatnya, tekanan di pembuluh darah paru-paru pun meningkat dan menimbulkan gagal jantung. Lalu, apa saja faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya sindrom eisenmenger? Ketahui lebih lanjut setelah ini.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Memperburuk Gejala Sindrom Eisenmenger

Faktor yang Sebabkan Sindrom Eisenmenger

Seperti telah disebutkan tadi, bahwa sindrom eisenmenger umumnya dipicu oleh adanya lubang pada sekat ruang jantung. Nah, perlu diketahui bahwa struktur jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 ruang di atas yang bernama serambi (atrium), dan 2 ruang di bawah yang bernama bilik (ventrikel). Antar serambi dipisahkan oleh sekat bernama septum atrium, sedangkan antar bilik dipisahkan oleh septum ventrikel.

Ruang sebelah kiri jantung berisi darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) untuk dipompa ke seluruh tubuh. Sementara itu, ruang sebelah kanan jantung berisi darah yang minim oksigen (darah kotor), untuk dibawa ke paru-paru dan diisi kembali dengan oksigen. Nah, sindrom eisenmenger terjadi ketika darah bersih bercampur dengan darah kotor akibat adanya penyakit jantung bawaan. 

Kondisi ini mengakibatkan tekanan di pembuluh darah paru-paru meningkat (hipertensi pulmonal) dan tubuh pengidapnya jadi membiru. Bercampurnya darah bersih dan kotor ini disebabkan oleh adanya kelainan bawaan berupa lubang atau saluran yang menghubungkan ruangan kiri jantung dengan ruangan kanan jantung. 

Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Sindrom Eisenmenger pada Anak

Kelainan bawaan tersebut dapat berupa beberapa faktor berikut:

  1. Lubang pada septum ventrikel (ventricular septal defect/VSD).
  2. Lubang pada septum atrium (atrial septal defect/ASD).
  3. Saluran antara pembuluh arteri utama (aorta) dengan pembuluh arteri di paru-paru (arteri pulmonalis). Kelainan ini disebut (patent ductus arteriosus).
  4. Lubang besar di tengah jantung yang mengakibatkan semua ruangan jantung menyatu (atrioventricular canal defect).
  5. Ventricular septal defect dan atrial septal defect, merupakan penyebab yang paling sering terjadi.

Bagaimana Gejala Sindrom Eisenmenger?

Gejala sindrom eisenmenger biasanya sudah mulai terlihat saat anak berumur 2 tahun atau lebih. Namun gejala tidak akan langsung muncul sepenuhnya dan dapat memerlukan waktu bertahun-tahun hingga bisa dirasakan. Pengidap sindrom ini juga bisa jadi baru mulai merasakan keluhan saat beranjak remaja atau dewasa.

Berikut beberapa gejala sindrom eisenmenger yang biasanya terlihat:

  • Kulit, bibir, jari-jari tangan dan kaki menjadi berwarna kebiruan (sianosis).
  • Jari-jari tangan atau kaki menjadi lebar dan gempal (clubbing finger).
  • Kesemutan atau mati rasa pada jari kaki atau tangan.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Batuk darah (hemoptoe).
  • Perut membengkak.
  • Cepat merasa lelah.
  • Jantung berdebar.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.

Baca juga: Sindrom Eisenmenger Dapat Sebabkan Komplikasi pada Jantung

Lalu, kapan harus waspada dan periksa ke dokter? Segera download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter atau buat janji temu dengan dokter jantung di rumah sakit, jika anak mengalami gejala yang telah disebutkan tadi. Pengidap sindrom eisenmenger biasanya juga perlu menjalani pemeriksaan rutin ke dokter, agar kondisinya dapat terus dipantau.

Referensi:
National Organization for Rare Disorders. Diakses pada 2020. Eisenmenger syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Eisenmenger Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Eisenmenger Syndrome?

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan