Faktor Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Munculnya TBC Tulang Belakang

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Februari 2019
Faktor Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Munculnya TBC Tulang BelakangFaktor Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Munculnya TBC Tulang Belakang

Halodoc, Jakarta - Tuberkulosis selama ini ketahui dapat menyerang paru-paru ternyata bisa menyerang area di luar itu. Area yang bisa terserang penyakit ini adalah tulang, khususnya tulang belakang. Penyakit TB tulang belakang dikenal dengan nama penyakit Pott, yang menginfeksi area toraks (dada belakang) bagian bawah dan vertebra lumbalis (pinggang belakang) atas.

Penyebab TBC Tulang Belakang

TBC atau tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui udara. Seseorang yang terinfeksi TBC (paru-parunya terinfeksi bakteri penyebab TBC) mengalami gejala seperti batuk, bersin, bahkan berbicara dengan melepaskan bakteri tersebut ke udara, sehingga bisa menularkan ke orang sekitarnya.

Apalagi jika kamu tinggal di area yang kumuh, tidak memiliki ventilasi yang baik akibat faktor sosial ekonomi yang rendah atau buruk. Kondisi ini memengaruhi standar kualitas hidup sehingga bakteri jadi mudah masuk ke dalam tubuh dan tinggal di paru-paru.

Saat TBC paru tidak diobati dengan tuntas, bakteri dapat menyebar bagian tubuh lainnya di luar paru melalui aliran darah, salah satunya menyebar ke tulang. Akibatnya tulang menjadi sakit dan menyebabkan TBC tulang. Hampir semua tulang dapat terjangkit penyakit ini, tetapi tulang yang paling sering diserang adalah tulang belakang dan persendian, seperti pinggul, lutut, kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu. Kebanyakan pengidap tuberkulosis tulang tidak mengalami batuk yang menyebarkan partikel virus aktif, sehingga tuberkulosis tulang umumnya tidak akan menular.

Baca Juga: Jenis Tes yang Harus Dijalani untuk Pemeriksaan TBC Tulang Belakang

Gejala TBC Tulang Belakang

Penyakit TBC tulang belakang biasanya sulit dideteksi. Gejala umum yang dapat dirasakana adalah nyeri punggung kronis yang tidak tahu penyebabnya sehingga tidak membuat curiga. Parahnya, kondisi semacam ini bisa berlangsung sekitar empat bulan. Beberapa gejala tambahan yang juga dapat dirasakan pengidapnya antara lain:

  • Serangan atau gejala yang muncul sifatnya bertahap.

  • Demam.

  • Berkeringat di malam hari.

  • Kehilangan berat badan.

  • Anoreksia (gangguan makan) yang memicu penurunan berat badan.

  • Sakit punggung yang terlokalisir.

  • Memiliki posisi tubuh yang tegak dan kaku.

  • Tulang belakang yang melengkung keluar menyebabkan punggung menjadi bungkuk (kifosis).

  • Pembengkakan pada tulang punggung.

  • Muncul benjolan pada pangkal paha yang menyerupai hernia.

  • Jika mengenai sistem saraf, kemungkinan akan ada gangguan saraf yang memengaruhi organ-organ tubuh.

Pengobatan TBC Tulang Belakang

Sedikit berbeda dengan kondisi tuberkulosis, pengobatan TBC tulang belakang mewajibkan tindakan operasi dan pemberian antibiotik. Pengidap TBC tulang belakang juga disarankan untuk tidak menggerakkan tulang belakangnya sama sekali dalam jangka waktu tertentu karena akan mengenakan bebat atau alat khusus untuk waktu yang lama.

Selain itu, serangkaian terapi fisik disarankan demi mengurangi nyeri serta melatih kekuatan dan fleksibilitas tulang.

Mencegah TBC Tulang Belakang

Untuk mencegah penyakit ini, kamu wajib menjaga kebersihan diri sendiri dan selalu konsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit yang berasal dari bakteri atau virus.

Baca Juga: Makanan Sehat yang Harus Dikonsumsi agar Mencegah TBC Tulang Belakang

Nah, jika ingin mengetahui cara menjalankan gaya hidup sehat, kamu bisa bertanya kepada dokter ahli di aplikasi Halodoc  melalui layanan Video/Voice Call atau Chat. Melalui aplikasi ini, kamu juga bisa bertanya tentang cara mencegah tuberkulosis tulang belakang. Mudah dan praktis, kan? Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan