Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Terserang Lupus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Mei 2020
Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Terserang LupusFaktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Terserang Lupus

Halodoc, Jakarta - Lupus atau dalam dunia medis disebut sebagai systemic lupus erythematosus  adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Normalnya, sistem kekebalan melindungi tubuh dari infeksi. Pada pengidap lupus, sistem kekebalan menyerang jaringan di berbagai bagian tubuh secara tidak tepat.

Aktivitas abnormal ini menyebabkan kerusakan jaringan dan penyakit. Sampai saat ini tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan penyakit lupus. Namun, ada sejumlah faktor yang menempatkan seseorang untuk mengidap lupus. 

Baca juga: Benarkah Lupus Menghambat Program Hamil?

Faktor Risiko Lupus

Melansir dari Lupus Foundation of America, beberapa faktor risiko lupus, yaitu :

  • Jenis kelamin. Ternyata, wanita lebih mungkin mengembangkan lupus daripada pria. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pengidap lupus yang berjenis kelamin wanita.

  • Usia. Gejala lupus sering muncul antara usia 15 dan 44 tahun. Gejala lupus terjadi sebelum usia 18 tahun dan hanya sebesar 15 persen orang yang kemudian didiagnosis mengidap penyakit tersebut.

  • Ras / etnis. Di Amerika Serikat, lupus lebih sering menyerang orang kulit berwarna daripada populasi Kaukasia. Ini termasuk orang Afrika-Amerika, Hispanik/Latin, Asia-Amerika, Pribumi Amerika, Pribumi Hawaii, dan Kepulauan Pasifik. Lupus juga berkembang pada usia yang lebih dini dan lebih parah pada kelompok etnis ini.

  • Riwayat keluarga. Seseorang yang punya riwayat keluarga lupus memiliki peluang 5-13 persen untuk mengembangkan lupus. Namun, hanya sekitar 5 persen dari anak-anak mengembangkan lupus jika ibu mereka memilikinya.

Sebagian besar kasus lupus, faktor lingkungan yang dikombinasikan dengan faktor risiko di atas menjadi penyebabnya. Untuk memahami penyakit lupus lebih mendalam, berikut gejala lupus yang perlu kamu ketahui.

Seperti Apa Gejala Lupus?

Gejala-gejala lupus busa berbeda pada setiap orang. Beberapa orang hanya memiliki beberapa gejala, sementara yang lain memiliki gejala yang bermacam-macam. Selain itu, ada banyak gejala lupus yang berbeda karena penyakit ini menyerang bagian tubuh mana pun. Beberapa gejala yang lebih umum termasuk:

  • Nyeri sendi (arthralgia);

  • Demam tanpa sebab;

  • Sendi bengkak;

  • Kelelahan yang berkepanjangan atau ekstrem;

  • Ruam kulit;

  • Pembengkakan pergelangan kaki dan akumulasi cairan;

  • Nyeri di dada saat bernafas dalam (radang selaput dada);

  • Ruam berbentuk kupu-kupu yang melintasi pipi dan hidung;

  • Rambut rontok;

  • Sensitivitas terhadap matahari dan/atau cahaya lain;

  • Kejang;

  • Luka mulut atau hidung;

  • Jari atau jari kaki pucat atau ungu karena kedinginan atau stres (fenomena Raynaud).

Apabila kamu mendapati gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk diidentifikasi lebih lanjut. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan lewat aplikasi.

Baca juga: Tetap Berkarya, Ini 3 Selebriti yang Mengidap Lupus

Apakah Lupus Bisa Diobati?

Sayangnya, tidak obat untuk lupus. Jenis pengobatan lupus tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, jenis obat yang diminum, kesehatan secara keseluruhan, riwayat medis, lokasi serta tingkat keparahan penyakit. Lupus adalah kondisi yang dapat berubah seiring waktu dan tidak selalu dapat diprediksi, bagian penting dari perawatan adalah kunjungan berkala dengan dokter.

Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti:

  • Rutin berolahraga. Olahraga ringan, seperti berjalan, berenang, dan bersepeda membantu mencegah nyeri otot dan menurunkan risiko osteoporosis. Olahraga juga berdampak positif pada suasana hati.

  • Istirahat yang cukup. Menerapkan pola tidur yang baik meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

  • Terapkan pola makan sehat. Pengidap lupus harus mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

  • Hindari alkohol. Alkohol berinteraksi dengan obat-obatan yang menimbulkan masalah perut atau usus yang signifikan, seperti ulkus.

  • Jangan merokok. Merokok mengganggu sirkulasi dan memperburuk gejala pada pengidap lupus. Asap tembakau juga memiliki efek negatif pada jantung, paru-paru, dan perut.

  • Hindari paparan sinar matahari. Pengidap lupus mengembangkan ruam atau penyakit ketika terkena sinar matahari. Oleh sebab itu, pengidap harus menghindari diri dari sinar matahari dengan membatasi waktu di bawah sinar matahari, terutama antara pukul 10 pagi dan 2 siang. Mereka perlu mengenakan kacamata hitam, topi, dan tabir surya saat berada di bawah sinar matahari.

  • Obati demam. Segera obati demam dan infeksi yang terjadi. Demam dapat mengindikasikan infeksi atau lupus yang meradang.

Baca juga: Ini 4 Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Lupus

Pengidap mungkin juga perlu mencatat gejala lupus untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang yang terpengaruh dan situasi atau kegiatan apa yang tampaknya memicu gejala.

Referensi :
Lupus Foundation of America. Diakses pada 2020. Risk factors for developing lupus.
WebMD. Diakses pada 2020. Lupus Overview.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan