Faktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Alami Psikosis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Oktober 2020
Faktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Alami PsikosisFaktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Alami Psikosis

Halodoc, Jakarta – Trauma menjadi salah satu kondisi yang dapat menyebabkan berbagai gangguan pada seseorang, salah satunya adalah psikosis. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya mengalami kesulitan untuk membedakan kondisi nyata dan juga imajinasi. Psikosis mengakibatkan pengidapnya mengalami gejala utama dari kondisi ini, yaitu halusinasi dan juga delusi. Hampir sama dengan gangguan kesehatan fisik, kondisi psikosis juga dapat diatasi dengan melakukan pengobatan secara medis.

Baca juga: Sering Mengalami Halusinasi Bisa Jadi Gejala Psikosis

Bukan hanya kondisi trauma yang dapat meningkatkan seseorang mengalami kondisi psikosis, berbagai pemicu lain dapat menyebabkan seseorang berisiko alami kondisi ini. Selain itu, adanya beberapa gangguan kesehatan juga dapat tingkatkan risiko psikosis. Untuk itu, tidak ada salahnya ketahui lebih banyak penyebab dan juga pemicu seseorang alami psikosis agar kamu dapat lakukan pencegahan dan terhindar dari kondisi ini.

Kenali Gejala Psikosis

Kondisi psikosis merupakan salah satu gangguan kesehatan yang belum banyak dikenal orang. Pengidap psikosis akan mengalami kesulitan untuk mengenali kondisi nyata dan juga imajinasi yang mereka pikirkan. Biasanya, gangguan ini lebih sering dialami dalam bentuk penglihatan, suara, atau mempercayai hal-hal yang tidak nyata. 

Kondisi ini akan dialami oleh seseorang secara bertahap. Gejala awal pengidap akan mengalami perubahan pemikiran maupun persepsi. Kondisi ini akan menyebabkan penurunan kualitas hidup, gangguan pada pekerjaan, kesulitan berkonsentrasi, selalu curiga dengan orang lain, lebih sering menyendiri, dan juga menjadi lebih emosional.

Gejala awal yang tidak diatasi dengan baik dapat memicu perkembangan gejala, seperti mendengar, melihat, dan mempercayai sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang lain, memiliki emosi yang berlebihan, menarik diri dari keluarga dan kerabat, serta tidak dapat berkonsentrasi. Pada tahap ini, biasanya pengidap juga akan memiliki keyakinan dan kepercayaan kuat terhadap suatu pemikiran yang berbeda dengan orang lain.

Pengidap psikosis umumnya tidak akan menyadari gejala yang dialami. Perubahan pada sikap akan dirasakan oleh keluarga maupun kerabat dekat. Untuk itu, bagi kamu yang merasakan adanya perubahan pada keluarga maupun kerabat terkait dengan kondisi psikosis, jangan ragu untuk gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada psikolog mengenai kondisi ini. 

Kondisi yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu gejala utama dari psikosis, yaitu munculnya halusinasi dan juga delusi. Gejala halusinasi sendiri biasanya terjadi saat pengidap melihat, mendengar, atau merasakan hal yang tidak ada. Sedangkan delusi, menyebabkan pengidap psikosis memiliki keyakinan yang bertentangan dengan budaya, tidak rasional, dan tidak mungkin benar.

Baca juga: Delusi, Gejala Awal Psikosis yang Perlu Diwaspadai

Inilah Faktor Pemicu Psikosis

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari kondisi psikosis, tetapi ada beberapa faktor yang dinilai memicu seseorang alami psikosis, seperti:

1.Genetik

Kondisi genetik memang dapat memicu psikosis, tetapi bukan berarti kamu mengalami psikosis ketika memiliki riwayat keluarga atau genetik dengan kondisi yang serupa.

2.Gangguan pada Otak

Adanya kondisi gangguan kesehatan pada otak dapat meningkatkan risiko seseorang alami psikosis, seperti penyakit parkinson, tumor otak, maupun kista pada otak.

3.Kejadian Traumatis

Kejadian yang menyebabkan trauma, seperti kecelakaan, bencana alam, kematian, dan juga pelecehan seksual dapat meningkatkan risiko psikosis. 

4.Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan penggunaan obat terlarang atau alkohol dapat memicu kondisi ini.

5.Gangguan Mental

Seseorang yang memiliki gangguan mental, seperti gangguan bipolar, depresi, dan skizofrenia menjadi salah satu kondisi yang sangat rentan alami psikosis.

Itulah beberapa faktor yang dapat memicu psikosis. Penanganan harus dilakukan dengan tepat agar gejala yang ada tidak semakin memburuk dan memberikan dampak negatif pada pengidapnya. 

Baca juga: Inilah Bedanya Gejala Serangan Panik, Manik, dan Psikosis

Meskipun belum ada pencegahan yang dinilai efektif, tetapi menghindari pengonsumsian alkohol, penggunaan obat terlarang, dan dapat mengelola stres dengan baik menjadi beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari psikosis.

Referensi:
National Alliance of Mental Illness. Diakses pada 2020. Psychosis.
Healthline. Diakses pada 2020. Psychosis.
Web MD. Diakses pada 2020. Psychosis and Psychotic Episodes.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan