Fenomena Mati Suri, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Oktober 2018
Fenomena Mati Suri, Mitos atau Fakta?Fenomena Mati Suri, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Mati suri masih menjadi misteri bagi banyak orang. Apakah mati suri benar adanya? Karena hal tersebut sulit diterima akal sehat. Mati suri terkadang didefinisikan sebagai keadaan seperti bermimpi dan pengalaman yang mengganggu, serta perasaan atau pengalaman sadar keluar dari tubuh.

Mati suri yaitu fenomena ketika seseorang dinyatakan meninggal dunia lalu hidup kembali. Pada suatu kasus, seseorang telah dinyatakan meninggal dunia karena sudah tidak ada tanda kehidupan. Pihak medis telah melakukan berbagai langkah untuk mengembalikan nyawanya tetapi tidak dapat ditolong lagi. Secara ajaib, setelah beberapa jam, orang tersebut bangkit seperti tidak ada yang terjadi.

Pada fenomena mati suri, dokter telah menyatakan bahwa telah tidak ada tanda-tanda kehidupan dan telah dinyatakan meninggal dunia. Beberapa tanda-tanda seseorang meninggal dunia ialah nadi tidak berdenyut, jantung tidak berdetak, berhenti bernapas, suhu tubuh menurun, serta otot wajah lemas dan pucat.

Mati suri dapat disebut juga dengan near death experience (NDE). Dikatakan bahwa peristiwa mati suri sebagai fenomena halusinasi karena faktor fisiologis dan psikologis. Selain itu, hal tersebut juga dianggap disebabkan oleh masalah kesadaran yang tidak berasal dari aktivitas otak.

Lalu bagaimanakah terjadinya mati suri? Ternyata ada beberapa hal yang dapat menjelaskan bagaimana mati suri dapat terjadi, di antarnya:

  1. Menyangkut Fase Tidur

Mati suri kemungkinan disebabkan oleh fase tidur dengan Rapid Eye Movement (REM), yaitu ketika seseorang bermimpi. Fase ini menyebabkan kelumpuhan otot utama, gerakan mata lebih cepat, dan sistem pernapasan juga lebih cepat. Jika fase ini terganggu, dapat menyebabkan kelumpuhan sementara ketika tidur.

Hal yang yang mungkin terjadi adalah halusinasi dengan melihat atau mendengar selama masa transisi dari posisi tidur ke kondisi terjaga atau pun sebaliknya. Otak dapat terbangun dengan kondisi tidur dan kondisi sadar. Tahap ini secara umum dapat dibedakan secara detail. Ketika hal ini terjadi, biasanya terasa seperti merasa dikelilingi oleh cahaya, terpisah dari diri sendiri, dan tidak mampu bergerak walaupun sadar.

  1. Berhubungan dengan Gas Karbon Dioksida

Mati suri juga dapat terjadi karena gas karbon dioksida dalam tubuh. Sebuah studi mengatakan bahwa adanya gas karbon dioksida dapat berpengaruh pada keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Jika keseimbangan kimiawi di otak mengalami gangguan, hal tersebut dapat memengaruhi otak, sehingga mengalami hal seperti melihat cahaya atau disebut mati suri pada seseorang.

Hal yang berkaitan dengan gas karbon dioksida juga didapat dari pengidap yang selamat dari serangan jantung. Seseorang dengan serangan jantung memiliki konsentrasi karbon dioksida yang berlebih pada udara yang dihembuskan terkait dengan kadar CO2 dan juga potasium dalam darah.

Orang-orang yang selamat dari serangan jantung dan yang memiliki visi yang ditangguhkan biasanya memiliki pengalaman yang kurang lebih sama. Orang-orang tersebut akan merasakan dalam cahaya, lalu melihat dan mendengar kejadian nyata dari berbagai sudut dan bertemu dengan orang-orang yang telah tiada di dunia.

Visi yang dimunculkan juga dialami oleh orang-orang yang selamat dari serangan jantung yang berhubungan dengan berhentinya fungsi otak selama 20-30 detik dari serangan jantung. Secara sadar, orang yang mengalami mati suri dapat menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian yang ada di sekitarnya selama tiga menit setelah jantung berhenti.

Itulah pembahasan tentang fenomena mati suri. Jika kamu ingin tahu lebih jauh tentang mati suri secara ilmiah, kamu dapat berdiskusi dengan dokter dari Halodoc. Hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.

Baca Juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan