Fibroid Rahim Sembuh, Bisakah Kambuh Kembali?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 April 2019
Fibroid Rahim Sembuh, Bisakah Kambuh Kembali?Fibroid Rahim Sembuh, Bisakah Kambuh Kembali?

Halodoc, Jakarta - Meski tergolong tumor jinak, fibroid rahim yang tadinya tumbuh di bagian atas atau dalam otot rahim dapat membelah berkali-kali dan terus berkembang menjadi sebuah massa solid yang terpisah dari bagian rahim. Tumor ini juga dapat berkembang menjadi sebuah atau beberapa blok dengan ukuran yang berbeda-beda.

Tumor kecil tidak akan menimbulkan gejala, tetapi tumor yang lebih besar dapat menyebabkan perdarahan dan mengakibatkan lebih banyak darah yang keluar saat menstruasi. Tumor yang besar akan menekan kandung kemih dan menyebabkan tonjolan pada perut layaknya orang yang sedang hamil, serta mengalami gejala yang mirip seperti kehamilan seperti:

  • Tegang pada bagian panggul yang parah.
  • Sering buang air kecil.
  • Dapat mengakibatkan sembelit, nyeri punggung, nyeri selama hubungan seksual, dan nyeri panggul.
  • Fibroid di dinding rahim atau di dalam rahim dapat menyebabkan perdarahan atau menorrhagia dan dismenorea. Dalam kasus yang jarang terjadi, fibroid dapat menyebabkan rasa sakit atau perdarahan tiba-tiba.

Baca juga: Kaum Hawa, Perlu Tahu tentang Fibroid Rahim

Dalam kasus fibroid yang berkembang selama kehamilan, tumor dapat menyebabkan sejumlah komplikasi selama kehamilan. Tumor akan membuat plasenta janin kekurangan oksigen. Tumor akan menggeser posisi janin, menyebabkan ibu sulit melahirkan secara normal melainkan melalui operasi caesar. Pada kebanyakan kasus, janin masih bisa berkembang secara normal meskipun terdapat tumor di dalam rahim, tetapi tumor akan tumbuh lebih cepat selama masa kehamilan.

Faktor-Faktor Pemicu Fibroid Rahim

Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab dari fibroid rahim. Namun, ada beberapa faktor dapat bergabung dan menyebabkan penyakit, yaitu:

  • Perubahan genetik. Fibroid rahim memiliki risiko lebih tinggi pada keluarga muda dan pasangan kembar identik, daripada kembar fraternal.
  • Estrogen dan progesteron. Dua hormon ini merangsang pertumbuhan endometrium selama siklus menstruasi untuk mempersiapkan kehamilan. Tampaknya hormon tersebut telah memberikan kontribusi untuk membantu perkembangan fibroid. Fibroid memiliki reseptor estrogen dan progesteron yang lebih banyak daripada sel-sel otot dan rahim normal, sehingga cenderung menyusut setelah menopause karena produksi hormon menurun.
  • Faktor pertumbuhan lainnya. Faktor-faktor ini membantu menjaga keadaan homeostasis tubuh, seperti zat semacam insulin yang juga dapat memengaruhi pertumbuhan fibroid.

Baca juga: Bagaimanakah Fibroid Rahim Pengaruhi Kehamilan?

Meski Telah Sembuh, Fibroid Dapat Kambuh Kembali

Kebanyakan fibroid rahim tidak membutuhkan pengobatan. Pengidapnya hanya perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan fibroid tidak berkembang terlalu besar atau menimbulkan masalah lain. Obat-obatan dapat digunakan sebagai penghambat kinerja hormon. Jika gejala terus terjadi, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan rahim atau fibroid jika pengidap masih berkeinginan memiliki anak.

Ada juga metode baru embolisasi arteri rahim dengan memotong pembuluh darah di sekitar fibroid. Kemungkinan dokter juga akan menggunakan metode lisis mekanik (menggunakan arus listrik untuk menghancurkan fibroid dan mengecilkan pembuluh darah yang memasok vitamin menuju fibroid); dan metode lisis mekanik menggunakan cryogenic (menggunakan nitrogen cair dan bukan arus listrik).

Sayangnya, meski telah sembuh dengan obat-obatan dan metode tadi, fibroid rahim bisa kambuh kembali. Kemungkinan pengidapnya perlu menjalani operasi lagi, terutama jika penanganan medis yang dilakukan hanyalah obat-obatan. Sebab, obat umumnya bisa menghambat pertumbuhan fibroid, tapi sifatnya hanya sementara.

Baca juga: Harus Tahu, Ini Komplikasi yang Disebabkan oleh Fibroid Rahim

Itulah sedikit penjelasan tentang fibroid rahim. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan