Fobia Ketinggian Bisa Diatasi dengan Cara Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Oktober 2017
Fobia Ketinggian Bisa Diatasi dengan Cara IniFobia Ketinggian Bisa Diatasi dengan Cara Ini

Halodoc, Jakarta – Punya teman yang memiliki fobia akan ketinggian? Biasanya pengidap fobia ketinggian sangat takut jika harus melakukan kegiatan-kegiatan di tempat yang tinggi, seperti berdiri di atas tepi tebing yang tinggi, bermain permainan yang berhubungan dengan ketinggian, atau bahkan naik pesawat terbang. Rasa ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian ini disebut juga dengan acrophobia.

Berbeda dengan orang normal yang biasanya juga akan merasa takut ketika berada di tempat yang tinggi, pengidap fobia ketinggian bisa merasakan ketakutan, kecemasan dan kepanikan yang sangat tinggi dan tidak terkontrol. Reaksi-reaksi yang dapat dikeluarkan oleh orang yang memiliki fobia akan ketinggian, antara lain:

  • Jantung berdetak sangat cepat
  • Keringat dingin
  • Dada terasa sesak dan nyeri
  • Pusing, bahkan ada yang mengalami vertigo
  • Sesak napas
  • Panik
  • Sensasi ingin buang air kecil
  • Jika fobia ketinggian dialami oleh anak-anak, maka ia akan menangis, menjerit-jerit dan tidak mau ditinggalkan oleh orangtuanya


Cara Mengatasi Phobia Ketinggian
Fobia sebenarnya termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan. Jika tidak diatasi, maka ketakutan yang berlebihan tersebut akan mengganggu kondisi psikologis pengidapnya, bahkan dapat membuatnya depresi dan juga membatasi kegiatannya. Untuk mengatasinya, biasanya dilakukan tindakan-tindakan seperti:

  • Terapi Perilaku

Terapi perilaku bisa membantu pengidap mengatasi fobianya terhadap ketinggian melalui teknik desentisasi atau pemaparan. Cara kerja terapi ini adalah dengan memaparkan pengidap pada kondisi ketinggian yang membuatnya merasa takut dan cemas dalam dosis bertahap. Misalnya, pengidap phobia akan diminta untuk membayangkan dirinya di atas puncak yang tinggi terlebih dahulu, kemudian sambil tetap membayangkan, pengidap diminta mencoba berdiri di atas tangga setinggi 2 meter. Tahapan berikutnya, pengidap pun diajak untuk berjalan melewati jembatan yang berada 5 meter di atas sungai, yang dilanjutkan dengan membawanya ke atas puncak yang lebih tinggi lagi. Pada setiap tahapan, pengidap akan diarahkan untuk bersikap lebih tenang dan diajari cara menghadapi ketakutan tersebut. Dengan memaparkan pengidap kepada kondisi yang sesungguhnya, terapi ini dinilai menjadi cara yang efektif untuk mengatasi kecemasan pengidap phobia.

  • Belajar Menghadapi Ketakutan Sendiri

Setelah menjalani terapi, pengidap tetap harus belajar untuk mengatasi ketakutannya sendiri ketika ia terpaksa harus berada di suatu tempat yang sangat tinggi. 

  • Terapi Virtual

Terapi ini membuat visualisasi tempat atau keadaan yang sangat tinggi yang ditakuti pengidap fobia melalui penciptaan lingkungan yang hampir sama seperti kenyataan dengan bantuan teknologi komputer. Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini lebih efektif untuk mengontrol dan mengurangi kecemasan yang dialami pengidap fobia ketinggian.   

  • Mengonsumsi Obat Penenang

Selain melalui terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan. Namun, obat hanya bisa menenangkan pengidap fobia dalam jangka waktu yang pendek. Sebaiknya obat penenang digunakan setelah berkonsultasi dan atas anjuran dokter.


Agar gejala fobia tidak semakin parah dan mengganggu aktifitas sehari-hari, sebaiknya fobia ketinggian ditangani dengan serius. Kamu juga bisa berdiskusi kepada dokter untuk mendapatkan arahan mengenai penanganan fobia ketinggian melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter yang selalu siap membantumu kapan saja dan di mana saja melalui Video/Voice Call dan Chat. Selain itu, kamu bisa membeli produk-produk kesehatan yang dibutuhkan di Halodoc dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan