Gangguan Jiwa Bisa Menurun karena Gen?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 September 2019
Gangguan Jiwa Bisa Menurun karena Gen?Gangguan Jiwa Bisa Menurun karena Gen?

Halodoc, Jakarta – Gangguan jiwa adalah gangguan atau kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati, pikiran, dan perilaku. Contoh gangguan jiwa termasuk depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif. Penyakit mental membuat pengidapnya sengsara dan menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.  Pada kebanyakan kasus, gejala gangguan dapat dikelola dengan kombinasi obat dan psikoterapi.

Ketika berbicara seputar gangguan jiwa, pastinya ada berbagai pertanyaan yang muncul. Misalnya, apakah kondisi ini menular atau bisakah gangguan jiwa menurun karena gen? Gangguan jiwa bukan penyakit menular. Penyakit bisa dikatakan menular bila disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau parasit. Lantas, apakah gangguan jiwa bisa diturunkan? Ini ulasannya.

Baca Juga: Benarkah Jerawat Batu Disebabkan karena Genetik?

Benarkah Gangguan Jiwa Diturunkan Gen?

Melansir dari Harvard Health Publishing, ada beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa berjalan dalam keluarga, seperti autisme, ADHD, gangguan bipolar, depresi mayor dan skizofrenia. Meski bisa berjalan dalam keluarga, tetapi risiko diturunkan termasuk kecil. Gangguan jiwa tersebut bisa diturunkan apabila seseorang punya kecenderungan genetik yang didukung kondisi stres kronis. 

Pada kasus autisme, gen menjadi satu-satunya penyebab dalam perkembangan kondisi ini. Intinya, genetika dapat meningkatkan risiko, tetapi itu tidak selalu menjadi penyebab utamanya. Gangguan jiwa bisa disebabkan oleh berbagai hal lain, seperti stres berat dan pengalaman traumatis. Berikut contoh-contoh gangguan jiwa yang disebabkan karena masalah genetik, peristiwa traumatis, dan stres berat, yaitu:

  1. Autisme

Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) menyebabkan seseorang membentuk pola perilaku berulang dan sering mengganggu interaksi sosial pengidapnya dengan orang lain. Dokter biasanya mendiagnosis ASD di masa kanak-kanak karena gejalanya diketahui sebelum usia 3 tahun.

Baca Juga: Apakah Ukuran Mr P Dipengaruhi Genetik?

Adanya perubahan genetik diduga kuat menjadi penyebab utama autisme. Gen ASD ini terkadang muncul dengan bermutasi secara spontan. Pada kasus yang lain, seseorang mungkin mewarisi gen ASD.

  1. ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi seseorang mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian atau sulit fokus dan sulit mengendalikan energi dan gerakan fisik. ADHD berisiko diturunkan apabila saudara kandung atau orangtua mengidap kondisi ini sebelumnya. Meski begitu banyak faktor risiko lain yang memicu ADHD, seperti cedera otak, kelahiran prematur, atau paparan racun, alkohol atau tembakau selama kehamilan.

  1. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar menyebabkan pengidapnya mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti emosi tingkat tinggi (mania atau hipomania) atau depresi. Perubahan suasana hati ini memengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih. Gangguan bipolar disebabkan oleh perubahan fisik pada otak atau genetik yang diperoleh dari orang tua maupun saudara kandung.

Jika kamu merasa mengalami gejala berupa perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan berlebihan, segera minta bantuan dokter agar ditangani. Kalau kamu berencana memeriksakan diri, buat janji dengan dokter lewat aplikasi Halodoc terlebih dahulu. Melalui Halodoc, kamu tinggal memilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

  1. Depresi Mayor

Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Kondisi ini disebut gangguan depresi mayor atau depresi klinis. Kondisi ini memengaruhi cara seseorang merasakan, berpikir, dan berperilaku, serta dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik. 

Pengidapnya dapat mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari secara normal dan terkadang merasa seolah hidup tidak layak dijalani. Depresi mayor umumnya disebabkan oleh perubahan fisik di otak, hormon dan sifat bawaan (gen).

  1. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental serius ketika pengidapnya menafsirkan realitas secara tidak normal. Skizofrenia dapat menyebabkan beberapa kombinasi antara halusinasi, delusi, dan pemikiran serta perilaku yang sangat tidak teratur. Kondisi ini mengganggu bahkan bisa melumpuhkan kegiatan sehari-hari. Kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan skizofrenia.

Baca Juga: Sulit Hamil Genetik atau Tidak Ya?

Meski bisa diturunkan secara genetik, depresi yang berkelanjutan bisa memicu beberapa kondisi di atas, terutama bipolar, depresi mayor dan skizofrenia. Mulai sekarang kamu mungkin perlu belajar untuk mengelola stres yang kamu alami untuk mencegah berkembangnya kondisi di atas. 

Referensi:

Harvard Health Publishing. Diakses pada 2019. Shared genes link depression, schizophrenia, and three other mental illnesses.

Huffpost. Diakses pada 2019. Is Mental Illness Hereditary?.

Medical News Today. Diakses pada 2019. What to know about autism.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan