Gangguan Kepribadian Paranoid Bisa Muncul Akibat KDRT

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 September 2020
Gangguan Kepribadian Paranoid Bisa Muncul Akibat KDRTGangguan Kepribadian Paranoid Bisa Muncul Akibat KDRT

Halodoc, Jakarta - Orang yang memiliki gangguan kepribadian paranoid umumnya memiliki ketidakpercayaan yang tidak beralasan terhadap orang lain. Hal ini berpengaruh pada hubungan keluarga, teman, dan rekan kerja. Mereka berpikir bahwa orang lain akan mengancam, mengkhianati, mengeksploitasi, atau menyakiti. 

Gangguan kepribadian paranoid biasanya muncul pada usia dewasa muda. Gangguan ini bisa saja terjadi tanpa dasar kenyataan, pengidapnya cenderung tidak mengakui bahwa mereka memiliki perasaan negatif pada orang lain. Pengidap gangguan ini sangat tidak mempercayai orang sehingga mereka tidak akan membahas bagaimana perasaannya dan menyimpan kecurigaan untuk jangka waktu yang lama. 

Baca juga: Sering Menyimpan Dendam, Waspada Gangguan Kepribadian Paranoid

Penyebab Dasar Terjadinya Gangguan Kepribadian Paranoid

Penyebab pasti gangguan kepribadian paranoid belum diketahui, namun kemungkinan besar melibatkan kombinasi faktor biologis dan psikologis. Pada kenyataannya, gangguan ini sering terjadi pada orang yang memiliki kerabat dengan dengan gangguan skizofrenia, yang menunjukkan adanya hubungan genetik antara kedua kelainan mental tersebut. 

Dilansir dari Current Behavioral Neuroscience Reports, trauma dan pengabaian di masa lalu juga bisa menjadi penyebab gangguan kepribadian paranoid. Hal ini sering dikaitkan dengan trauma yang terjadi di usia dini, mengalami pelecehan, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental ini biasanya lebih memilih kesendirian, memiliki hubungan teman yang buruk, kecemasan sosial, prestasi akademik yang rendah, hipersensitivitas, dan memiliki fantasi yang aneh. 

Orang yang memiliki gangguan kepribadian paranoid mungkin memiliki penampilan yang “aneh” atau “eksentrik”, dan mereka sering menjadi target untuk diejek. Dalam sampel klinis, kelainan ini cenderung sering didiagnosis pada laki-laki. 

Baca juga: Ibu yang Alami Gangguan Paranoid, Ini Pengaruhnya pada Anak

Tanda Seseorang Memiliki Gangguan Kepribadian Paranoid

Biasanya orang dengan gangguan kepribadian paranoid tidak percaya atau tidak mengetahui bahwa perilaku mereka tidak normal. Pengidap merasa bahwa mencurigai orang lain adalah tindakan yang sangat rasional. Namun, orang-orang di sekitarnya yang merasa ketidakpercayaan pengidap tidak beralasan dan menyinggung perasaan. 

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin juga memiliki perilaku kasar atau keras kepala. Pengidap mungkin juga memiliki sikap sarkastik yang sering kali menimbulkan tanggapan permusuhan dari orang lain. 

Perlu diketahui, pengidap gangguan kepribadian paranoid mungkin memiliki kondisi lain yang memengaruhinya. Misalnya, depresi dan kecemasan dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Perubahan suasana hati membuat seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid cenderung merasa terisolasi. Perilakunya sering ditunjukkan dengan beberapa hal berikut:

  • Pengidap disibukkan dengan keraguan yang tidak dapat dibenarkan mengenai kepercayaan dari teman. 
  • Enggan untuk curhat kepada orang lain karena ketakutan yang tidak beralasan bahwa informasi tersebut akan disalahgunakan untuk melawannya.
  • Membaca ucapan atau peristiwa yang tidak berbahaya sebagai sikap merendahkan atau mengancam. 
  • Memiliki dendam yang berlarut-larut. 

Kebanyakan orang dengan kondisi ini mengalami kesulitan untuk menerima pengobatan. Seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid tidak melihat gejala sebagai masalah. Jika pengidap bersedia menerima pengobatan, maka terapi bicara atau psikoterapi akan membantu. Metode ini akan:

  • Membantu pengidap belajar bagaimana mengatasi gangguan.
  • Belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain dalam situasi sosial.
  • Membantu mengurangi perasaan paranoia.

Prospek pengobatan tergantung pada apakah pengidap bersedia menerima pengobatan. Pengidap yang menerima perawatan dapat mempertahankan dan memelihara hubungan yang sehat. Namun, mereka harus melanjutkan pengobatan sepanjang hidup, karena tidak ada obat untuk gangguan kepribadian paranoid. 

Baca juga: Gangguan Paranoid Sulit Memiliki Hubungan Harmonis, Benarkah?

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid yang menolak pengobatan mungkin menjalani kehidupan yang kurang fungsional. Gangguan dapat mengganggu kemampuannya untuk mempertahankan pekerjaan atau memiliki interaksi sosial yang positif. 

Jika kamu sudah siap dan ingin melakukan pengobatan gangguan kepribadian namun bingung harus mulai dari makan, sebaiknya bicarakan pada psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan bantuan. Yuk, segera download aplikasi Halodoc agar sehat lebih mudah. 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2020. Paranoid Personality Disorder

WebMD. Diakses pada 2020. Paranoid Personality Disorder

Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about paranoid personality disorder

Psychology Today. Diakses pada 2020. Paranoid Personality Disorder

Current Behavioral Neuroscience Reports. Diakses pada 2020. Mistrustful and Misunderstood: A Review of Paranoid Personality Disorder

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan