Gangguan Mental Sebabkan Gagap, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Juni 2019
Gangguan Mental Sebabkan Gagap, Benarkah?Gangguan Mental Sebabkan Gagap, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Gagap adalah gangguan berbicara yang membuat pengidapnya kesulitan berkomunikasi. Ciri khasnya adalah kata-kata yang patah dan pengucapan berulang. Tak jarang, gagap disertai dengan kedipan mata dan bibir bergetar. Lantas, benarkah gagap disebabkan karena gangguan mental? Ketahui faktanya di sini.

Baca Juga: Kenali Gejala Gagap pada Tumbuh Kembang Anak

Benar, Gangguan Mental Bisa Sebabkan Gagap

Pengalaman traumatis bisa memicu kecemasan dan stres berlebih, yang membuat seseorang menjadi gagap saat berbicara. Seorang anak yang berbicara gagap hingga dewasa dapat disebabkan karena ketidakmampuannya dalam beradaptasi dengan emosi. Misalnya, perasaan cemas, takut, dan tegang. Selain faktor psikologis, gagap bisa terjadi akibat faktor berikut ini:

  • Faktor genetik. Seseorang berisiko tinggi mengalami gagap jika ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Pasalnya, gagap dihasilkan dari kelainan genetik pada pusat bahasa di otak.

  • Faktor biologis. Hal ini disebutkan dalam jurnal Human Brain Mapping. Studi tersebut menyebutkan orang gagap memiliki aliran darah lebih rendah di area otak yang berhubungan dengan bahasa, dibandingkan dengan orang yang tidak gagap.

  • Kelainan pada kendali motorik berbicara. Misalnya, koordinasi waktu, sensorik, dan motorik.

  • Kondisi medis, seperti stroke, trauma fisik, atau cedera otak.

Baca Juga: Anak Gagap, Butuhkah Bantuan Psikolog?

Beragan Cara Mengatasi Gagap

Penanganan gagap tiap orang berbeda-beda, disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter. Secara umum, berikut ini pilihan pengobatan untuk mengatasi gagap:

  • Terapi bicara. Penanganan ini berfokus pada upaya pengurangan frekuensi munculnya gejala gagap saat berbicara. Pengidap diberikan arahan untuk mengurangi kemunculan gagap dengan berbicara lebih lambat, mengatur pernapasan saat berbicara, dan mengenali waktu munculnya gejala gagap. Jenis terapi ini membantu menghilangkan kegelisahan pada pengidap saat berkomunikasi.

  • Menggunakan peralatan khusus untuk mengendalikan gejala, seperti delayed auditory feedback (DAF). Alat ini bekerja dengan cara mengulang ucapan, sehingga pengidap seperti berbicara serempak dengan orang lain saat menggunakannya.

  • Terapi perilaku kognitif. Bertujuan untuk mengubah pola pikir yang memperburuk kondisi gagap. Selain itu, metode ini mampu menghilangkan stres dan rasa gelisah yang memicu gagap.

Bagaimana dengan obat-obatan? Sayangnya hingga kini, belum ada obat yang terbukti ampuh mengatasi gagap. Pada anak-anak, gagap bisa diatasi dengan melibatkan peran orangtua dalam membantunya berkomunikasi. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi efektif dengan pengidap gagap:

  • Pilih tempat berbicara yang tenang dan nyaman.

  • Dengarkan apa yang pengidap ucapkan. Lakukan kontak mata selagi ia berbicara.

  • Hindari melengkapi kata-kata yang ingin diucapkan pengidap, biarkan ia menyelesaikannya sendiri.

  • Hindari bereaksi negatif ketika gagap kambuh. Bila ingin mengoreksi, lakukan dengan lembut dan puji pengidap jika ia berhasil menyampaikan suatu hal dengan lancar.

  • Pengidap gagap seringkali mengikuti kecepatan berbicara lawan berbicaranya. Sebaiknya kamu berbicara perlahan dengan pengidap gagap. Jika terlalu cepat, pengidap gagap semakin kesulitan untuk menyampaikan suatu maksud.

Baca Juga: Tumbuhkan Percaya Diri pada Anak Pengidap Gagap

Itulah fakta tentang penyebab gagap perlu diketahui. Kalau ada pertanyaan lain seputar gagap, jangan ragu untuk bertanya pada dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor. Ibu bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan