Gangguan Tidur Berjalan, Haruskah Hubungi Psikolog?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Desember 2018
Gangguan Tidur Berjalan, Haruskah Hubungi Psikolog?Gangguan Tidur Berjalan, Haruskah Hubungi Psikolog?

Halodoc, Jakarta – Berjalan sambil tidur adalah gangguan yang menyebabkan orang bangun dan berjalan saat mereka tertidur. Ini biasanya terjadi ketika seseorang pergi dari tahap tidur yang dalam ke tahap yang lebih ringan atau ke keadaan terjaga.

Dalam beberapa kasus, ketika berjalan sambil tidur seseorang bisa berbicara dan melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Gangguan tidur berjalan biasa terjadi di masa kanak-kanak, di antara usia 4 dan 8 tahun. Namun, orang dewasa juga bisa melakukannya.

Berjalan dalam tidur lebih sering terjadi pada anak-anak dan memengaruhi anak laki-laki dan perempuan. Ini dapat dimulai segera setelah seorang anak dapat berjalan. Puncaknya terjadi di usia delapan hingga 12 tahun.

Gejala

Ketika seseorang berjalan sambil tidur, mereka mungkin berjalan dengan tenang di sekitar kamar mereka. Selain itu, mereka mungkin berlari atau berusaha "melarikan diri." Biasanya, ketika itu terjadi mata yang tidur terbuka dengan tatapan datar dan mulai berjalan menjelajah rumah. Jika ditanyai orang yang sedang mengalami gangguan tidur berjalan ini akan memberikan respons yang lambat.

Biasanya ketika dibawa kembali ke tempat tidur tanpa membangunkannya, dia biasanya tidak akan mengingat peristiwa itu. Anak-anak yang lebih besar dapat bangun lebih mudah di akhir episode tidur berjalan.

Penyebab

Beberapa hal dapat menyebabkan berjalan dalam tidur di mana umumnya menurun pada keluarga. Jika kamu memiliki orangtua, saudara laki-laki atau saudara perempuan yang berjalan dalam tidur, kemungkinan besar kamu juga akan mengalami hal yang sama.

Selain itu, ada beberapa penyebab ataupun pemicu lainnya untuk kamu mengalami gangguan tidur, seperti:

  1. Kurang tidur

  2. Punya jadwal tidur yang kacau

  3. Stres

  4. Mabuk

  5. Mengonsumsi obat, seperti obat penenang-hipnotik (yang memberikan relaksasi atau tidur lelap), neuroleptik (digunakan untuk mengobati psikosis), stimulan (yang meningkatkan aktivitas), dan antihistamin (digunakan untuk mengobati gejala alergi)

  6. Kondisi medis yang telah dikaitkan dengan tidur sambil berjalan meliputi masalah irama jantung, demam, mulas, asma pada waktu malam, obstructive sleep apnea (suatu kondisi di mana kamu berhenti bernapas saat tidur), sindrom kaki gelisah, dan gangguan kejiwaan, misalnya gangguan stres pascatrauma, serangan panik, ataupun keadaan disosiatif, seperti gangguan kepribadian ganda.

  7. Hipertiroidisme (kelebihan produksi hormon tiroid)

  8. Sakit kepala migrain

  9. Cedera kepala

  10. Encephalitis (pembengkakan otak)

  11. Mengalami pukulan

  12. Periode pra-menstruasi

  13. Perut kembung

  14. Stres fisik atau emosional

  15. Obstructive sleep apnea (OSA)

Haruskah Menghubungi Psikolog?

Sebenarnya gangguan tidur berjalan bukanlah sesuatu yang serius. Namun, perlu menghubungi psikolog jika kamu mengalami gangguan yang lebih lanjut sebagai dampak dari gangguan tidur berjalan. Beberapa adalah sebagai berikut:

  1. Jika sering terjadi, misalnya lebih dari satu hingga dua kali seminggu atau beberapa kali dalam semalam.

  2. Melakukan tindakan berbahaya yang berisiko mencederai orang lain saat berjalan dalam tidur.

  3. Mengganggu anggota keluarga lain yang tinggal dalam rumah yang sama

  4. Mengakibatkan gejala kantuk atau masalah yang berlebihan pada siang hari

  5. Mengalaminya untuk pertama kali ketika sudah dewasa

  6. Sebagai lanjutan dari masa remaja

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai gangguan tidur berjalan serta bagaimana penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan