Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Sindrom HELLP

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 Agustus 2020
Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Sindrom HELLPGaya Hidup Sehat untuk Mencegah Sindrom HELLP

Halodoc, Jakarta – Ibu pernah dengar tentang sindrom HELLP? Sindrom HELLP adalah gabungan sejumlah kondisi, seperti Hemolisis (H) atau pecahnya sel darah merah, Elevated Liver enzyme (EL) atau peningkatan jumlah enzim pada hati dan Low Platelet count (LP) atau rendahnya trombosit. Ini merupakan komplikasi kehamilan yang bisa mengancam nyawa ibu maupun janinnya. 

Sejumlah komplikasi yang bisa terjadi akibat sindrom HELLP, yaitu kejang, stroke dan solusio plasenta (terpisahnya plasenta dari dinding rahim sebelum bayi lahir). Solusio plasenta dapat menimbulkan perdarahan, memengaruhi pertumbuhan bayi, dan menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.

Baca juga: Apa Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil?

Adakah Pencegahan untuk Sindrom HELLP?

Sayangnya, sindrom HELLP sulit diidentifikasi, sehingga tidak ada cara tepat untuk mencegahnya. Mencari gejala dan mengidentifikasi sedetail mungkin serta menjalani pengobatan dini adalah cara terbaik untuk mencegah sindrom HELLP. 

Karena sering dikaitkan dengan preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat lahir, maka ibu hamil juga perlu menjalani gaya hidup sehat seperti menjaga pola makan, rutin olahraga, dan rutin mengecek tekanan darah. 

Gejala Sindrom HELLP yang Harus Diwaspadai

Gejala sindrom HELLP seringkali mirip dengan kondisi lain. Secara umum, gejala sindrom HELLP meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah yang terus memburuk.
  • Nyeri perut kanan atas.
  • Kelelahan atau malaise.

Ibu yang mengidap HELLP mungkin juga mengalami gejala lain yang seperti masalah kehamilan normal atau kondisi kehamilan lainnya. Gejala ini mungkin termasuk:

  • Gangguan penglihatan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Protein dalam urine.
  • Edema (bengkak).
  • Sakit kepala parah.
  • Pendarahan.

Baca juga: Kenali Lebih Dekat Gejala Sindrom HELLP pada Ibu Hamil

Apabila ibu mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Bila ibu berencana mengunjungi rumah sakit, ibu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan ibu lewat aplikasi.

Seperti Apa Penanganan Sindrom HELLP?

Pengobatan Sindrom HELLP tergantung pada masa gestasi kehamilan, tetapi melakukan persalinan secepatnya adalah cara terbaik untuk menghentikan kondisi ini agar tidak menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan bayi. Kebanyakan gejala dan efek samping akan mereda dalam 2-3 hari setelah melahirkan.

Jika usia kehamilan kurang dari 34 minggu, dokter biasanya akan mengevaluasi fungsi paru-paru bayi terlebih dahulu untuk melihat seberapa baik persalinan akan ditangani. Perawatan yang dapat digunakan untuk menangani HELLP sampai bayi lahir meliputi:

  • Istirahat di tempat tidur dan dirawat di rumah sakit untuk diawasi dengan ketat.
  • Pemberian kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi berkembang lebih cepat.
  • Magnesium Sulfat untuk membantu mencegah kejang.
  • Transfusi darah jika jumlah trombosit terlalu rendah.
  • Konsumsi obat tekanan darah.

Pemantauan dan tes janin termasuk tes biofisik, sonogram, tes nonstress, dan evaluasi gerakan janin. Jika usia kehamilan lebih dari 34 minggu atau gejala HELLP mulai memburuk, persalinan adalah penanganan yang dianjurkan.

Baca juga: Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sindrom HELLP pada Ibu Hamil

Di masa lalu, persalinan sesar adalah cara paling umum untuk melahirkan bayi yang ibunya mengidap sindrom HELLP. Namun, saat ini sindrom HELLP tidak menjadi alasan khusus untuk operasi caesar karena beberapa situasi. Operasi justru dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi, karena kemungkinan masalah pembekuan darah yang berhubungan dengan jumlah trombosit yang rendah.

Referensi:
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. HELLP Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2020. What is HELLP Syndrome?


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan