13 Gejala Hiperparatiroidisme pada Wanita yang Alami Menopause

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juni 2020
13 Gejala Hiperparatiroidisme pada Wanita yang Alami Menopause13 Gejala Hiperparatiroidisme pada Wanita yang Alami Menopause

Halodoc, Jakarta – Hiperparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar paratiroid menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid. Wanita yang sudah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih besar mengalami kondisi tersebut. Yuk, cari tahu gejala hiperparatiroidisme pada wanita menopause di bawah ini.

Baca juga: Faktor yang Sebabkan Hiperparatiroidisme

Mengenal Lebih Dekat Hiperparatiroidisme

Kelenjar paratiroid terdiri dari empat kelenjar endokrin yang berukuran kecil seperti kacang, yang terletak di belakang tiroid di bagian bawah leher. Kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi untuk membantu menjaga keseimbangan kalsium dalam aliran darah dan jaringan yang bergantung pada kalsium agar dapat berfungsi dengan baik. Namun, pada kasus hiperparatiroidisme, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid secara berlebihan.

Ada dua jenis hiperparatiroidisme, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Pada hiperparatiroidisme primer, produksi hormon paratiroid yang berlebihan disebabkan oleh pembesaran satu atau lebih kelenjar paratiroid. Kondisi ini menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat, sehingga dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Operasi adalah tindakan pengobatan paling umum untuk mengatasi hiperparatiroidisme primer.

Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder, terjadi karena ada penyakit lain yang menyebabkan kadar kalsium dalam darah sedikit. Akibatnya, kelenjar paratiroid harus bekerja keras untuk mengimbangi hilangnya kalsium. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan produksi hormon paratiroid berlebihan.

Baca juga: Adakah Cara untuk Cegah Hiperparatiroidisme?

Gejala Hiperparatiroidisme pada Wanita Menopause

Ternyata, menopause atau berhentinya siklus menstruasi bulanan dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hiperparatiroidisme. Hal ini disebabkan karena kadar estrogen dalam tubuh wanita menurun ketika sudah memasuki masa menopause. Jenis hiperparatiroidisme yang sering menyerang wanita menopause adalah hiperparatiroidisme primer.

Menurut Elena Castellano, MD, dari departemen endokrinologi, diabetes dan metabolisme di Italia, wanita berisiko tiga kali lebih besar terkena hiperparatiroidisme primer daripada pria, dan risikonya makin meningkat pada pasien di atas 50 tahun. Ini artinya prevalensi hiperparatiroidisme primer tertinggi dilaporkan pada wanita setelah menopause.

Gejala hiperparatiroidisme primer pada tiap pengidap bisa bervariasi. Beberapa pengidap dapat tidak mengalami gejala apa pun. Namun bila muncul, gejala hiperparatiroidisme primer dapat berkisar dari yang ringan sampai yang parah. Berikut ini gejala hiperparatiroidisme primer yang ringan:

  1. Kelelahan,

  2. Lemas,

  3. Badan pegal-pegal, dan

  4. Depresi.

Sedangkan gejala hiperparatiroidisme yang lebih parah dapat meliputi:

  1. Kehilangan nafsu makan,

  2. Sembelit,

  3. Muntah,

  4. Mual,

  5. Rasa haus yang berlebihan,

  6. Frekuensi buang air kecil meningkat,

  7. Kebingungan,

  8. Masalah memori, dan

  9. Batu ginjal.

Cara Mengobati Hiperparatiroidisme Primer pada Wanita Menopause

Dokter mungkin tidak akan memberikan pengobatan dan hanya melakukan pemantauan rutin bila:

  • Kadar kalsium kamu hanya sedikit meningkat.

  • Ginjal masih bekerja secara normal, dan kamu tidak memiliki batu ginjal.

  • Kepadatan tulang normal atau hanya sedikit di bawah normal.

  • Kamu tidak memiliki gejala lain yang perlu diatasi oleh obat-obatan.

Bila dokter menganjurkan untuk melakukan pemantauan, kamu mungkin perlu menjalani tes secara berkala untuk memonitor kadar kalsium dalam darah dan kepadatan tulangmu.

Bagi wanita yang sudah menopause dan memiliki tanda-tanda osteoporosis, terapi penggantian hormon dapat membantu tulang mempertahankan kalsium. Namun, terapi ini tidak mengatasi masalah mendasar dengan kelenjar paratiroid.

Selain itu, penggunaan terapi penggantian hormon dalam waktu yang lama juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan kanker payudara. Beberapa efek samping umum dari penggantian hormon,yaitu nyeri payudara, pusing, dan sakit kepala.

Karena itu, diskusikan dengan dokter tentang risiko dan manfaat dari suatu pengobatan tertentu untuk membantu kamu memutuskan pengobatan yang terbaik.

Baca juga: Masuk Usia Menopause, Ini Pola Hidup Sehat untuk Ditiru

Itulah gejala hiperparatiroidisme yang mesti diwaspadai wanita menopause. Bila kamu mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan pengobatan.

Sekarang, berbicara dengan dokter sudah semakin mudah dengan adanya aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hyperparathyroidism.
Healthline. Diakses pada 2020. Hyperparathyroidism.
Healio. Diakses pada 2020. Menopause influences primary hyperparathyroidism symptoms.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan