Gejala Stenosis Spinal yang Harus Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 November 2018
Gejala Stenosis Spinal yang Harus DiketahuiGejala Stenosis Spinal yang Harus Diketahui

Halodoc, Jakarta - Stenosis spinal adalah kondisi penyempitan ruas tulang belakang, yang menyebabkan tekanan pada saraf-saraf tulang belakang. Kondisi ini biasanya terjadi pada punggung bagian bawah atau leher. Meski bisa terjadi pada siapa saja, stenosis spinal lebih sering dialami oleh orang berusia di atas 50 tahun.

Penyebab paling umum dari penyakit ini adalah penuaan. Seiring bertambahnya usia, proses perubahan jaringan akan terjadi pada seluruh tubuh. Jaringan tulang belakang, seperti ligamen, pun mulai menebal dan tulang menjadi lebih besar, sehingga menekan saraf.

Kendati demikian, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami stenosis spinal, antara lain:

  1. Cedera tulang belakang. Ruas tulang belakang dapat mengalami dislokasi atau patah tulang akibat kecelakaan, salah satunya kecelakaan lalu lintas.
  2. Tumor. Tumor dapat muncul di dalam saraf tulang belakang, di dalam membran yang melapisi saraf tulang belakang, atau di ruang antara saraf dan ruas tulang belakang.
  3. Penyakit paget, yaitu kondisi ketika tulang tumbuh secara abnormal.
  4. Skoliosis, yaitu kelainan bentuk tulang belakang.
  5. Kelainan tulang belakang sejak lahir.

Gejala yang Muncul

Gejala stenosis spinal secara garis besar dibedakan berdasarkan lokasi stenosis dan bagian saraf terinfeksi. Pada stenosis yang menyerang bagian leher (cervical stenosis), penyempitan terjadi pada tulang belakang bagian leher. Gejala yang muncul umumnya sebagai berikut:

  1. Lemah dan mati rasa atau kesemutan pada bagian tangan, lengan, kaki, atau telapak kaki.
  2. Sakit leher.
  3. Gangguan keseimbangan dan berjalan.
  4. Gangguan fungsi usus atau kandung kemih jika kondisi stenosis sudah cukup parah.

Sementara itu, pada stenosis lumbar, yaitu penyempitan yang terjadi pada tulang belakang bagian punggung bawah, gejala yang umum muncul adalah:

  1. Lemah dan mati rasa, atau kesemutan pada bagian tungkai dan kaki.
  2. Nyeri punggung bawah (low back pain).
  3. Sakit atau kram pada satu atau kedua tungkai ketika berdiri dalam jangka waktu yang lama atau ketika berjalan.

Meski jarang terjadi, stenosis spinal akut yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi permanen seperti gangguan keseimbangan, inkontinensia urine (kondisi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan urine yang keluar), hingga kelumpuhan.

Bagaimana Mendiagnosis Stenosis Spinal?

Untuk mendiagnosis stenosis spinal, awalnya dokter akan bertanya seputar tanda dan gejala, serta mendiskusikan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, pemeriksaan fisik pun dilakukan, terutama pemeriksaan saraf terhadap kekuatan motorik dan sensorik.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti tes pencitraan untuk membantu menentukan penyebab gejala dan tanda yang muncul. Tes pencitraan tersebut meliputi:

  1. Foto Rontgen tulang belakang, untuk melihat perubahan yang terjadi, seperti penyempitan celah di dalam kanal tulang belakang.
  2. MRI. Tes ini dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi pada ligamen dan bantalan tulang, kehadiran tumor, serta menunjukkan bagian saraf tulang belakang yang mengalami tekanan.
  3. CT myelogram. CT scan menghasilkan gambar penampang tubuh pasien yang rinci dan dari berbagai sudut. CT myelogram dilakukan setelah zat pewarna (kontras) disuntikkan. Pewarna tersebut akan menunjukkan kondisi saraf tulang belakang, serta dapat melihat kelainan bentuk dan bantalan tulang atau timbulnya tumor pada tulang belakang.

Itu lah sedikit penjelasan tentang stenosis spinal yang perlu diketahui. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal kondisi ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan