Hal Ini Dapat Tingkatkan Risiko Terjadinya Koarktasio Aorta

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Juni 2020
Hal Ini Dapat Tingkatkan Risiko Terjadinya Koarktasio AortaHal Ini Dapat Tingkatkan Risiko Terjadinya Koarktasio Aorta

Halodoc, Jakarta – Setiap orangtua yang sedang menanti-nantikan kelahiran seorang anak, tentunya berharap agar sang buah hati dapat lahir dengan kondisi yang sehat dan sempurna. Namun, kelainan atau cacat bawaan kadang-kadang tidak bisa dihindari dan dapat terjadi pada bayi. 

Salah satu kelainan bawaan yang dapat terjadi pada bayi adalah koarktasio aorta, kondisi di mana aorta mengalami penyempitan. Bila penyempitan yang terjadi cukup parah, hal ini bisa membahayakan kondisi bayi. Karena itu, penting untuk mengetahui apa saja hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya koarktasio aorta di sini, agar orangtua dapat mencegah kondisi tersebut. 

Baca juga: Koarktasio Aorta Bisa Sebabkan Gagal Jantung

Aorta adalah pembuluh darah utama dan yang paling besar dalam tubuh. Pembuluh darah ini berfungsi untuk menyalurkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh. Bila aorta mengalami penyempitan, maka jantung harus memompa lebih keras untuk memaksa darah melewati bagian aorta yang menyempit. Penyempitan aorta juga dapat menyebabkan berbagai organ tubuh tidak bisa mendapatkan darah yang kaya akan oksigen dalam jumlah yang cukup.

Inilah hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya koarktasio aorta:

1. Kelainan Jantung Bawaan

Meskipun para dokter belum mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, koarktasio aorta sering terjadi bersamaan dengan kelainan jantung bawaan lainnya. Kamu atau anakmu memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami koarktasio aorta bila memiliki kondisi jantung seperti berikut:

  • Katup Aorta Bicuspid

Katup aorta adalah organ yang memisahkan ruang kiri bawah (ventrikel kiri) jantung dengan aorta. Namun, pada kasus katup aorta bikuspid, hanya terdapat dua flap, di mana normalnya terdapat tiga flap. Banyak orang yang mengalami koarktasio aorta, memiliki katup aorta bikuspid.

  • Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Saat bayi masih di dalam kandungan, ductus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis kiri ke aorta yang memungkinkan darah untuk melewati paru-paru. Segera setelah bayi lahir, ductus arteriosus biasanya akan menutup. Namun, pada PDA, ductus arteriosus tetap terbuka. 

  • Terdapat Lubang-lubang di Dinding Antara Sisi Kiri dan Kanan Jantung

Kondisi jantung bawaan lainnya yang dapat memengaruhi koarktasio aorta adalah bila terdapat lubang di dinding (septum) antara ruang atas jantung (defek septum atrium) atau ruang bawah jantung (defek septum ventrikel). Kondisi ini dapat menyebabkan darah yang kaya oksigen dari sisi kiri jantung bercampur dengan darah yang “miskin” oksigen di sisi kanan jantung.

  • Stenosis Katup Aorta

Ini adalah penyempitan katup yang memisahkan ventrikel kiri jantung dari aorta. Akibatnya, jantung harus memompa lebih keras untuk dapat menyalurkan aliran darah yang cukup ke seluruh tubuh kamu.

Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung kamu menebal dan menyebabkan gejala, seperti nyeri dada, pingsan dan sesak napas, atau gagal jantung.

  • Regurgitasi Katup Aorta

Kondisi ini terjadi ketika katup aorta tidak menutup dengan sempurna, sehingga menyebabkan darah bocor ke belakang ventrikel kiri.

  • Stenosis Katup Mitral

Ini adalah penyempitan katup antara ruang jantung kiri atas (atrium kiri) dengan ventrikel kiri yang memungkinkan darah mengalir melalui sisi kiri jantung. Dalam kondisi ini, darah dapat kembali ke paru-paru, sehingga menyebabkan sesak napas atau paru-paru tersumbat. Sama seperti halnya stenosis katup aorta, kondisi ini juga dapat mengakibatkan gagal jantung.

Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan ASD dan VSD pada Anak

2. Jenis Kelamin

Koarktasio aorta juga lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

3. Kelainan Genetik

Kelainan genetik seperti sindrom Turner juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami koarktasio aorta.

4. Kebiasaan Ibu Selama Masa Kehamilan

Risiko bayi mengalami kelainan jantung bawaan juga dapat meningkat bila ibu hamil merokok atau mengonsumsi obat-obatan, seperti obat antikejang. Penyakit yang ibu alami selama masa kehamilan, seperti lupus dan diabetes, juga berkontribusi terhadap terjadinya koarktasio aorta.

Itulah hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya koarktasio aorta. Untuk dapat mendeteksi kelainan jantung tersebut sedini mungkin, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Bila anak-anak yang sudah besar atau remaja menunjukkan gejala-gejala koarktasio aorta, sebaiknya juga segera periksakan ia ke rumah sakit.

Baca juga: Ketahui Gejala saat Anak Terserang Koarktasio Aorta

Untuk melakukan pemeriksaan terkait kondisi kesehatan yang kamu alami, kamu bisa langsung buat janji di rumah sakit pilihanmu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Coarctation of the aorta.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan