Hampir Mirip, Ini Bedanya Gejala DBD dan Tifus

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Juli 2019
Hampir Mirip, Ini Bedanya Gejala DBD dan TifusHampir Mirip, Ini Bedanya Gejala DBD dan Tifus

Halodoc, Jakarta - DBD dan tifus merupakan penyakit-penyakit berbahaya yang sulit dibedakan satu sama lain karena gejala yang ditimbulkan hampir sama. Karena gejalanya yang hampir sama, banyak orang yang keliru dalam mendiagnosis penyakit ini. Nah, agar enggak salah mendiagnosis kedua penyakit ini, kenali perbedaan gejala dari DBD dan tifus berikut!

Baca juga: 5 Gejala DBD yang Tak Boleh Diabaikan

1. Adanya Bintik-Bintik Merah pada Kulit

Pada pengidap DBD, kulit akan tampak bintik merah yang terjadi akibat pendarahan. Bintik ini juga tidak akan pudar ketika kulit ditekan. Bintik merah ini akan muncul ketika pengidap DBD sudah mengalami demam selama beberapa hari. Mimisan dan pendarahan ringan pada gusi juga akan terjadi pada pengidap DBD dalam kasus yang jarang terjadi. Sedangkan pada pengidap tifus, tidak ditemukan adanya bintik-bintik merah pada kulit akibat pendarahan ini.

2. Munculnya Demam

Pada pengidap tifus, demam akan muncul dengan suhu yang tidak begitu tinggi namun meningkat secara bertahap hingga lebih dari 38 derajat celsius. Demam ini cenderung akan naik turun dengan waktu yang berpola, biasanya pada sore sampai malam hari dan kembali turun pada pagi hari. Demam pada tifus akan disertai dengan nyeri kepala hebat dan nyeri saat bola mata digerakkan.

Sedangkan pada pengidap DBD, demam muncul dengan suhu yang sangat tinggi dan berlangsung sepanjang hari. Demam tinggi ini bisa mencapai suhu 41 derajat celsius disertai dengan menggigil.

Baca juga: Malaria dan DBD, Lebih Berbahaya yang Mana? 

3. Turunnya Demam

Suhu tubuh pengidap tifus akan menurun pada akhir minggu ketiga. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, komplikasi perdarahan hingga pecahnya usus bisa saja terjadi. Suhu tubuh akan terus menurun pada minggu keempat dengan gejala seperti mengigau, kelelahan, dan mata yang setengah menutup. Hal ini bisa saja mengakibatkan kehilangan nyawa bagi pengidapnya.

Sedangkan pada pengidap DBD, demam akan menurun pada hari ketiga. Banyak orang menganggap bahwa telah sembuh dari sakit. Padahal, dengan adanya kondisi ini, kamu harus selalu waspada. Pasalnya, demam kapanpun bisa kembali dan bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada dirimu.

4. Bagian Tubuh yang Terserang Bakteri

Pada pengidap tifus, bagian yang diserang berada di sekitar area usus, limpa, hati, dan kantung empedu. Karena berhubungan dengan saluran pencernaan, gejala yang muncul akan disertai dengan rasa sakit pada saluran pencernaan, seperti kembung, diare, bahkan sembelit. Selain itu, gejala lain yang timbul antara lain bibir kering, merah pada tepi lidah, dan adanya lapisan putih pada tengah lidah.

Pada pengidap DBD, virus akan menyerang pembuluh darah pengidap. Hal tersebut akan menyebabkan kebocoran plasma, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah trombosit. Gejala yang dialami meliputi nyeri pada ulu hati, tetapi bukan seperti gejala saat maag. Gejala yang khas yang muncul pada pengidap DBD meliputi nyeri otot, sendi, dan tulang. Selain itu, gejala yang muncul meliputi sakit kepala parah, mual, dan muntah.

Baca juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?

Selain dengan mengetahui gejala-gejala yang terjadi pada tubuh, satu-satunya tes yang dapat dilakukan guna memastikan demam yang dialami merupakan gejala tifus atau DBD adalah dengan melakukan tes darah. Jangan menunggu sampai gejala demam mereda kemudian timbul kembali, karena kondisi ini dapat membahayakan nyawa pengidapnya. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa berdiskusi langsung dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc. Yuk,  download aplikasinya segera!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan